Chapter 7

106 16 113
                                    

Sebuah liontin pemberian Harry atau dari keluarganya kini tersampir di jemari lentik Russella yang tengah tersenyum sambil memperhatikan indahnya hiasan bunga cantik yang berada di dalam gantungan bentuk hati transparan.

Gadis itu lantas segera mengenakan kalung tersebut dan tersenyum ketika melihat pantulan dirinya sendiri berada di cermin meja rias. Lantas ia beringsut berdiri dan tersenyum menemukan tubuh berisinya yang telah terbaluti gaun malam terbuka berwarna hitam.

Belahan dada yang rendah juga bagian rok setengah paha rupanya cukup mampu membuat Russella menelan ludah karena cukup merasa berdosa karena berniat menggoda suaminya dengan pakaian menjijikkan itu.

Namun mengingat jika selama dua tahun juga pernikahan membuat Russella memantapkan diri untuk mencoba melakukan hubungan fisik yang tentu merupakan hal wajar untuk pasangan suami istri yang belum ia rasakan selama beberapa hari pernikahan. Ia pikir... Mungkin malam ini waktunya.

Russella melangkah keluar dari dalam ruang pakaian dan terbelalak kaget ketika menemukan jam dinding yang telah menunjukkan pukul delapan malam. Lantas ia berbalik dan meraih ponsel miliknya dari atas nakas.

"Oh sial," umpatnya kesal ketika ponselnya tak menyala, lantas ia segera menyambungkan kabel charger pada ponsel dan terdiam ketika menemukan ponsel hitam milik Harry tergeletak asal di atas kasur.

Suara shower yang masih menyala di dalam kamar mandi membuat Russella meraih benda mahal tersebut dari atas kasur dan mengernyit bingung ketika menemukan ponsel tersebut yang ternyata hanya dapat dibuka setelah memasukkan kode angka.

Sejak kapan Harry mengunci ponselnya? Keanehan itu rupanya mampu membuat rasa penasaran Russella semakin meronta dan ia menoleh ketika pintu kamar mandi terbuka.

Menampilkan pria tampan itu yang hanya terbaluti handuk putih di pinggulnya dengan keadaan tubuh juga rambut basah yang sayangnya malah membuat keadaan di kamar terasa memanas entah mengapa.

Pandangan Harry turun pada penampilan panas Russella yang terbaluti gaun malam terbuka dan sebagai pria normal tentu pria itu hanya mampu menelan ludah haus melihat keindahan dari sisi wanita tersebut.

"R-Russella?"

"Sejak kapan kau mengunci ponselmu?" tanyanya terlebih dahulu dan mengabaikan tujuan utama juga tatapan lapar Harry yang kini melangkah mendekat secara perlahan ke arahnya.

"Ada apa?"

"Sejak kapan? Aku berniat meminjam ponselmu untuk mengirimkan pesan pada bosku karena ponselku mati." ucapnya seraya menunjuk ponsel miliknya yang berada di atas nakas.

"Um... Viollet dan Roger sering menggunakan saldoku jika aku berkunjung ke rumah. Jadi aku sering menguncinya sekarang." balas Harry masih tak dapat fokus akan pembicaraan mereka dan berkali-kali menelan ludah melihat belahan dada berisi milik istrinya.

Menyadari ke mana arah pandang suaminya membuat Russella menghembuskan napas kasar lalu melempar asal ponsel Harry ke atas kasur dan terbelalak kaget ketika pinggulnya ditarik hingga menabrak tubuh depan pria itu.

"Harry?"

"Saldoku sedang habis, apa kau sedang membutuhkannya? Jika iya aku akan mengisinya." ucap Harry berkali-kali mencuri pandang pada belahan dada Russel juga bibir berisinya yang terlihat begitu menggoda malam ini.

"Tidak perlu, aku akan menunggu ponselku setelah kembali menyala." balasnya hendak melangkah mundur namun dengan cepat Harry menahan tubuhnya dan menggerakkan satu tangan untuk menarik dagu Russella dengan gerakan seksual.

"Boleh aku menciummu?" bisiknya bertanya untuk meminta izin yang mana hal tersebut berhasil membuat Russella mengerjap kaget menyadari tatapan gelap Harry. Menandakan jika pria itu benar-benar sedang diliputi hawa nafsu.

DECEPTION [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang