"Vin, Cowok Lo tuh!"
Cewek berkuncir kuda itu spontan melepaskan sapu ditangannya Yang tadinya menjadi gitar atas perannya sebagai gitaris. Adel Yang menjadi penyanyi menjauhkan botol air minum sebagai microphone sebelumnya. Teman sekelas Vina Yang tadi meramaikan konser klasik mereka di koridor kelas langsung menyorot cowok Yang dimaksud.
"Ck! Dilirik aja enggak. Pacar apaan gitu?!" Sewot Adel melihat Alfi Yang berjalan tanpa melirik ke arah mereka.
"Sorry ya bestie-bestie, dia itu bucin in private. Jangan ngarep dia nunjukin ke manusia-manusia gak punya ayang kaya kalian." Ujar Vina meraih kembali Sapunya.
"Hilih Vin sok tegar Lo!"
"Vin penggaris Lo mana?" Belum sempat Vina menanggapi Adel, Dimas si ketua kelas keluar dari dalam kelas menghampirinya.
"Ih gak boleh pinjem-pinjem lagi! Kalian ngukur-ngukur 'Sayful' kalian kan?? Semalam penggaris gue ada tipe-x di ukuran 14 cm terus ada jugak Yang 9,4 cm! Itu apaan anjir?!"
"Astaghfirullah Vin ngucap yok ngucap." Ujar Dimas. Yang sihebohi lainnya.
"Anjir dipaksa dewasa otak gue bayangin cara ngukurnya." Gumam Viona.
"Kotor ya perbuatan cowok." Bianca sarkas ke arah cowok-cowok sekelas mereka Yang malah nyengir didepan pintu.
"Punya gue menembus Jantung." Ujar Dion ke arah Bianca.
"Punya ayang gue kira-kira berapa ya?" Gumam Vina malah terpancing.
"Alfi tinggi Vin, mau gue bilang gak nih berapa?" Ucap Alif disamping Vina sambil melihat Alfian di lapangan bersama teman-temannya.
"Ihh enggak deh enggak! Entar aku takut terus kebayang-bayang terus. Gak Lif jangan." Tolak Vina.
"Antisipasi aja Vin. Biar ga kaget-kaget banget entar." Balas Alif lagi.
Vina menepuk bahu cowok itu lalu membuat jarak. "Kaget kan alamiah bagi cewek polos kaya gue."
"Takutnya Lo stroke pas malper." Cowok itu nyengir lalu menaruh pulpen ditelinganya.
Vina berdecak, tapi dia juga merasa penasaran. Cewek itu kembali mendekati Alif membuat Alif menaikkan alisnya sebelah.
"Emang punya kalian itu semenyeramkan itu ya?""Ga seram. Cuman ber urat aja." Jawab Alif tanpa filter. Membuat Vina melotot lalu memukul mulut cowok itu yang disambut dengan ocehan kesakitan.
"Aaa ga mau nikah Adel!!! Ga mauuuuu!!" Vina berlari mendekati pawangnya.
"Udah gue bilang jangan deket-deket sama Alif tetap aja lo deketin." Omel Adel menyerahkan botol air minum milik Bianca lalu memasuki kelas.
Vina mendengus. Cewek itu duduk disamping anak-anak cowok Yang berkumpul sambil bercerita. Vina sudah kebal dengan pembahasan anak cowok dikelasnya Yang tidak jauh-jauh dari Bola, balap liar, Genk ga jelas sampai rencana buat tawuran.
"Motor dia hancur anjir semalam."
"Tarikan gas motor dia di modif makanya lost control"
"Ga maen lagian si Rizal. Tikungan aja separuh jalan. "
"Noob lah masih"
"Kalian bisanya bilang doang. Coba diposisi mereka pasti ga sehebat komenan kalian barusan." Ujar Vina sok menasehati.
"Pelatih tugasnya menonton" Balas Bima.
"Kita udah suhu Vin." Celetuk Alif yang duduknya disamping Vina.
"Hilih suhu apaan. Kemaren yang kecelakaan motor di tikungan Sudirman sampe ga sekolah sebulan itu siapa?" Balas Vina sengit. Pasalnya Alfi semalam ikut balapan juga sama sepupunya. Jadi dia tidak bisa membiarkan mereka mengkomen setiap pembalap.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU PAGE! (FYP)
Fiksi Remaja"Cuek ke semua? Namanya Cool. Cuek ke Lo doang? Ngaca bestie! dia gak suka sama Lo! GAK SUKA!!" teriak Adel dengan urat leher Yang menegang. "Iya Setan gue tau! tapi bunda dia itu bestie gue! entar kalo gue mutusin anaknya kan ga enak." "bagus...