dia

1.7K 78 27
                                    

<¤¤>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

<¤¤>

"Serius tidak ingin di antar pulang saja?" tanya Taehyung kepada Jina, kekasihnya.

Jina mengangguk dan menyahut, "Aku ingin naik bus saja. Ayahmu sudah menelepon sejak tadi memintamu untuk segera pulang. Lebih baik, kau langsung pulang saja."

Menghela nafasnya, Taehyung menarik Jina untuk ia dekap beberapa detik lalu melepaskannya lagi dan berkata-

"Baiklah. Hati-hati di jalan, jangan biarkan ada satu pria pun yang mengganggumu, jika pun ada, lekas hubungi aku!" peringatnya begitu posesif.

Sunggingan senyum terbit di bibir Jina, ia mengangguk cepat. "Iya, sana pulang."

"Kau mengusir kekasihmu?"

"Bukan begitu maksudku, kalau kau masih disini, kapan pulang nya?"

"Iya, ini juga mau pulang."

Lalu Taehyung memasuki mobil, membuka jendelanya lagi lantas membuat kedua tangan nya bertumpu di dasar jendela.

"Hati-hati ya, sayang." Kembali Taehyung memperingati.

Mengangguk Jina dengan lekas. "Sudah lima kali kau memperingatiku. Aku bosan mendengarnya." Kemudian Jina terkekeh pelan.

"Baiklah, kalau begitu aku pulang." Tahyung mulai menjalankan mobilnya meninggalkan Jina yang masih berdiri di tempatnya.

Sepeninggal sang kekasih. Jina menghela nafasnya, tak bisa bohong jika kini rasa lelah begitu menggerogoti sendi-sendi tubuhnya.

Dan kebetulannya saat menuju halte, bus yang akan Jina tumpangi berhenti. Lekas Jina mengayunkan langkahnya kemudian masuk ke dalam bus. Mengambil posisi duduk di tengah-tengah.

Pusing mendera. Pikiran Jina simpang siur memikirkan banyak hal. Terutama hutang bibinya yang beberapa hari lalu si penagih mendatangi rumah.

Meskipun itu bukan hutang miliknya, dan tiada hak untuk ikut melunasi. Tetap saja Jina terus memikirkannya, bahkan bulan ini upahnya terpaksa di potong lagi akibat membantu sang bibi bayar hutang.

Hanyut dengan benaknya yang berisik, bus yang Jina tumpangi tiba di pemberhentian halte tak jauh dari rumahnya tinggali.

Lekas Jina turun kemudian berjalan lagi sekitar sepuluh meter untuk sampai rumah. Sesampainya di halaman rumah sederhana miliknya, Jina di kejutkan oleh mobil mewah terparkir di sana.

"Mobil siapa ini?" Jina heran serta merta penasaran.

Untuk kali pertama sebuah mobil mewah mendatangi rumahnya. Ada apakah gerangan?

Charming young girl (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang