HAPPY READING
•
•
•
Jangan lupa vote & komen
•
•
•Hoammm
Sean menguap berusaha mengumpulkan nyawanya.Ia mengucek kedua matanya agar mau terbuka.Ia melirik kearah jam beker yang berada di samping kasurnya.
"Anjirr,gue telat!"Sean segera bangkit dari kasurnya,mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi.
Hanya butuh waktu kurang dari lima menit Sean selesai mandi,ia segera mengambil seragam miliknya dan bersiap.
Sean tanpa sengaja melihat kearah handphonenya yang menyala.
"Bego sekarang kan sabtu!"runtuk Sean.Ia melempar tasnya,melepaskan dasi yang sudah terpasang rapi,kembali merebahkan dirinya di kasur.
Sean menatap kearah atap kost kostan yang sudah ia tempati selama 2 dua tahun.Tiba tiba ia merindukan bundanya,perempuan yang merawatnya dari kecil,ia belum pernah menemuinya sejak memutuskan untuk pindah ke kota A
Terkadang Sean berpikir mengapa kedua orang taunya tega membuangnya begitu saja?apa salahnya?mengapa ia dilahirkan kalau akhirnya dibuang?bagaimana nasibnya jika ia tidak bertemu dengan bunda?pasti ia sudah mati,jasadnya entahlah Sean selalu bersyukur bertemu dengan seseorang sebaik bundanya.Tuhan masih menyayanginya.Terkadang ia merasa iri melihat teman temannya yang memiliki keluarga lengkap.Ia juga ingin merasakan kasih sayang dari ibu dan ayahnya,jujur saja Sean memang membenci kedua orang tuanya namun ia juga merindukan mereka.
"Bunda aku kangen sama bunda,aku cape Bun sendirian disini."lelehan air mata tidak dapat ia cegah.Hatinya sakit,dadanya terasa sesak.
Selama ini mungkin ia terlihat kuat namun dibalik itu semua Sean sosok yang rapuh,ia sangat membenci yang namanya kesepian,kehadiran teman temannya bisa mengurangi rasa kesepian namun sayang sekarang ia sendirian tidak ada yang mau berteman dengannya.
"Yosh gue gak boleh lemah,gue harus kuat!apa mending gue nengok bunda ya?oke mumpung libur dua hari mending gue pergi sekarang!"ujar Sean semangat ia segera membereskan beberapa barangnya.
Ia mengambil kunci motor miliknya,bukan jenis motor sport seperti miliknya dulu hanya motor matic yang ia dapatkan dari hasil kerja kerasnya bekerja di cafe.
Hanya memerlukan waktu beberapa jam untuk sampai di panti asuhan ia dibesarkan,ia akan mampir ke toko mainan dulu untuk membelikan adik adiknya mainan terlebih dahulu.
"Tunggu dulu,gue gak yakin kalau bunda bakal ngenalin gue kalau gini."monolog Sean sambil menatap dirinya dikaca.Ia berputar putar untuk mengamati penampilannya.
Sean memutuskan untuk merubah menampilkannya,ia mengganti seragam lusuh miliknya dengan kaos putih polos,kemeja biru sebagai outer, plus jeans panjang tidak lupa topi putih sebagai pemanis.
Ia melepas kontak lens,menghapus noda hitam diwajah dan tangannya.Ia memoleskan pelembap pada bibir plumnya agar tidak kering.
"Gila gue cakep banget ternyata!"seru Sean dengan percaya diri ia memang terlihat begitu mencolok dengan kulit putihnya."Sekarang tinggal cusss berangkutss!"ujar Sean riang
***
Sean melepas helmnya,terlihat plang bertuliskan PANTI ASUHAN MUTIA,ia sempat terdiam mengamati sekitar.Tidak ada yang berubah selama dua tahun.
Terlihat seorang perempuan yang masih terlihat cantik diusianya yang sudah tidak muda lagi,Sean tampak berbinar ia segera turun dari motornya.
"BUNDA!"ia berlari menghampiri bunda Mutia,perempuan itu tampak terkejut hingga sapu ditangannya terlepas.
"Ya Allah cah ganteng!bunda kangen!"keduanya saling berpelukan melepas rindu.
"Aku juga kangen Bun!bunda gimana kabarnya?"
"Sehat,masuk yuk kita ngobrol didalam."keduanya memutuskan untuk masuk kedalam.Sean yang dasarnya memang manja langsung menempel pada bundanya,sang bunda mengelus surai Sean penuh kasih sayang.
"Bun kok sepi,yang lainnya mana?"tanyanya celingak-celinguk,Sean memang tidak melihat kehadiran anak anak panti yang lain,hanya bundanya seorang bahkan orang yang membantu bundanya mengurus panti pun tidak ada.
"Ahh ada donatur yang mengajak adik adikmu ke kebun binatang,bunda gak ikut udah ada teh Ayu sama a'Agung yang jaga."Sean hanya beroriah teh Ayu dan a' agung sama seperti Sean anak panti,usia keduanya memang lebih tua darinya,mereka yang membantu bunda mengurus panti.Jujur saja Sean sedikit kecewa ia juga merindukan adik dan teman teman pantinya,tapi tak apa pasti sekarang mereka sedang bersenang senang.
Keduanya asik mengobrol,banyak hal yang ingin ia ceritakan.
"Kamu ganti warna rambut ya?cocok tambah manis anaknya Bunda,bunda sampe pangling tadi."Bunda mengunyel ngunye pipi tembem Sean.
"Bunda mah,aku tuh ganteng Bun bukan manis."ujar sean cemberut,ia kan ingin dibilang ganteng bukan manis tapi tak ayal wajahnya memerah malu,bunda terkekeh gemas dengan putranya sendiri
"Ohh ya gimana sekolah kamu,lancarkan?bunda kaget loh waktu kamu telepon udah ada di kota A,kenapa gak cerita dulu?"
Sean memang tidak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya ia hanya mengatakan bahwa ia mendapatkan beasiswa di Jakarta dan meminta Bundanya untuk tidak bercerita kepada teman temannya,cukup hanya ia dan bunda Mutia saja yang tau.
"Maaf Bun,buru buru soalnya,nanti kalau aku pamitan sama bunda dan yang lainnya yang ada aku gak jadi berangkat."jujur saja Sean merasa bersalah,seharusnya ia jujur saja namun mau bagaimana ia tidak mau membuat bundanya khawatir.
"Astagfirullah itu jidat kamu kenapa kok ada luka?kamu baik-baik aja kan?gak ada yang bully kamu?"Kaget Bunda Mutia saat menyadari sebuah kapas yang masih melekat di jidat paripurna Sean.
"Gak papa Bun,ini cuma jatoh terus gak sengaja kepentok meja,dan lagi gak ada yang bully Prince kok."ucap Sean tenang tanpa sadar ia memainkan jempolnya.Bunda Mutia menyadari itu namun ia berusaha mempercayai Sean.
Keduanya larut dalam obrolan,Sean memutuskan untuk menginap ia akan kembali besok pagi setidaknya ia ingin bertemu adik adiknya dulu.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE Or SEAN(Revisi Dulu)
Ficção Adolescente{Alangkah Senangnya jika sebelum baca follow dulu} Prince Or Sean pindah kesini ya akunya ilang soalnya Hanya cerita tentang Prince yang selalu berpikir bahwa ia dibuang oleh keluarganya. Dan Sean yang menginginkan kehidupan yang damai. *Dilarang pl...