INGIN MENGUNDURKAN DIRI.

12 2 0
                                    

Danira Haryono, seorang wanita berusia 22 tahun yang memulai karirnya sebagai sekretaris profesional di sebuah perusahaan terbesar di Amerika.

Setelah bekerja selama 3 tahun di perusahaan tersebut, Danira berniat untuk kembali ke tanah kelahirannya untuk membantu perusahaan kakaknya sebagai sekretaris.

Danira dikenal sebagai sosok yang tangguh diantara sekretaris lainnya, bagaimana tidak. Danira bisa bertahan begitu lama dari kekejaman CEO tersebut, bahkan selalu tersenyum dalam keadaan apapun.

Seperti sekarang, saat karyawan lain menundukkan kepalanya karena takut disemprot oleh bos, Danira malah tersenyum anggun tanpa beban sama sekali. Seolah sudah terbiasa dengan tempramen sang bos.

Yang mereka tidak tau adalah Danira dalam hatinya sudah beberapa kali memarahi bos pemarah ini, tapi raut wajahnya tidak berubah sama sekali terlihat sangat profesional bukan?

"Aku tidak mau tau, masalah harus segera diselesaikan bagaimanapun caranya!"

"Baik pak."

Setelah kembali ke meja kantornya, Danira menghembuskan nafas nya dengan kesal, "Huffftt, ku pikir sudah waktunya aku harus kembali ke Indonesia."

Suara telfon memecah pikiran Danira.

"Keruangan saya sekarang!", setelah berbicara telfon langsung diputus oleh pemilik suara.

"Selalu saja, ahh aku benar-benar ingin mengundurkan diri." Danira mengoceh dengan kesal saat ini.

Danira bangkit sambil membawa dokumen ditangannya, setelah beberapa kali menghembuskan nafas. Dia berjalan dengan senyum profesional di wajahnya yang cantik.

tok..tok..tok.

"Masuk." Suara dingin terdengar dibalik pintu.

Saat Danira masuk, dia melihat seorang pria berwajah campuran yang tampan dengan wajah tanpa ekspresi sedang duduk di kursi kebesarannya.

Reynaldi Alexander, Pria berusia 26 tahun yang darah campuran Amerika dan Indonesia. CEO dari perusahaan terbesar di Amerika ini dikenal sebagai pengusaha yang kejam dan berdarah dingin untuk lawannya.

Karena sikapnya yang keras dan mengejar kesempurnaan dalam hal bekerja, dia tidak pernah memiliki sekretaris tetap. Karena yang dia inginkan adalah sekretaris yang cakap, pandai dan cekatan juga bisa mengikuti kecepatan kerjanya.

Reynaldi tau bahwa sangat sulit untuk memiliki sekretaris seperti itu, sampai dia bertemu dengan Danira Haryono. Gadis berusia 18 tahun saat itu adalah satu-satunya yang berhasil lolos seleksi menjadi sekretarisnya.

Awalnya Reynaldi tidak berharap terlalu banyak pada Danira, mungkin dia sama saja seperti sekretaris sebelumnya. Tapi ternyata Danira sangat sempurna lebih dari yang dia harapkan, ini membuat Reynaldi sangat bersemangat karena dia tidak perlu berjalan dengan beban menunggu sekretarisnya.

"Pak, ini dokumen yang anda minta kemarin." Danira menyerahkan dokumen dan mengambil cangkir kopi yang sudah kosong sambil berbalik untuk menggantinya dengan segelas Jus yang dia pesan tadi siang.

"Umm." Reynaldi melihat dokumen yang diserahkan dan membacanya dengan fokus sambil menunggu Danira kembali.

Danira bertanya sambil meletakkan segelas Jus tadi, "Pak, ini Jusnya. Ada lagi yang bisa saya bantu?"

"Untuk meeting besok sudah disiapkan? Ah dan dan atur jadwalku besok siang, luangkan waktu 2 jam," Ucap Reynaldi sambil menyesap Jus kesukaannya yang disediakan Danira.

"Baik, saya permisi dulu." Danira tiba-tiba teringat sesuatu, "Pak, saya sudah mengajukan permohonan cuti 2 hari tolong dilihat."

Reynaldi mengangkat kepalanya sambil menaikkan sebelah alisnya yang tajam, "ini pertama kalinya kamu meminta cuti, apa ada masalah?"

"Ya, saya memiliki sesuatu untuk dilakukan. Saya juga sudah mengatur semua nya untuk anda 2 hari kedepan." jawab Danira dengan lugas.

"Baiklah, kau boleh pergi."

~~~

Di sebuah apartment mewah dilantai 8, Danira yang masih tertidur di kasur besar miliknya dibangunkan oleh dering telepon.

Danira sangat kesal 'siapa yang mengganggu tidurku saat ini!!"

Dia mengangkat telepon tanpa menunggu suara di sebrang berbicara Danira berbicara lebih dulu, "Siapa yang menggangguku? Apa kau tidak tau aku sedang cuti hari ini? Cari mati ya!"

Sang penelpon tertegun, dia tidak menyangka akan ada yang berani memarahinya seperti ini. Setelah beberapa saat dia berbicara, "Ini aku."

Danira yang mendengar suara itu langsung bangun sepenuhnya, setelah terdiam beberapa detik Danira kembali berbicara, "Ada yang bisa saya bantu Pak?"

Mendengar suara yang seakan tidak terjadi apa-apa, Reynaldi menaikkan alis nya dengan menarik.

"Kenapa kamu belum datang? Tidak biasanya," tanya Reynaldi.

"Pak, bukankah anda mengizinkan saya cuti 2 hari ini?"

"Benarkah?"

"Ya."

"Bagaimana jadwalku?"

"Aku sudah menyiapkannya, Pak Tony yang akan mengurus sisanya." Jawab Danira.

"Oke." Setelah mengatakan itu Reynaldi langsung mematikan teleponnya.

"Sungguh membingungkan." Danira menghela nafas, dia tidak mungkin melanjutkan tidur cantik nya. Jadi Danira mandi dan bersiap menikmati liburnya tanpa pekerjaan.

Itu yang dia pikirkan, tapi siapa yang menyangka akan bertemu seseorang.

Bos Paranoid KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang