Sayup-sayup suara kicauan burung mengusik ketenangan pagi ini.
Di kamar mewah sebuah apartemen, Rey bangun dari tidurnya. Untuk pertama kalinya dia merasa malas pergi ke kantor, Rey bingung kenapa bisa seperti ini.
Dia terkadang menjadi panik dan gelisah tanpa alasan, Rey tidak menghubungkan masalah ini dengan Danira. Karena dia merasa itu tidak mungkin bahkan mustahil.
Masa hanya karena Danira cuti dua hari dia jadi seperti ini, untuk citra nya yang dingin dan kejam itu sulit untuk di akal sehat sama sekali. Rey sama sekali tidak kepikiran bagaimana jika Danira berhenti berkerja, karena dalam pikirannya Danira akan tetap bersamanya.
Setelah linglung sejenak, Rey berjalan ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.
Rey berjalan memasuki lobi perusahaan, sudah banyak karyawan yang berlalu-lalang. Rey menuju kantornya dan melihat meja sekretaris yang masih kosong, melihat pemandangan yang tidak seperti biasanya membuat Rey sedikit tidak nyaman dan panik tanpa alasan.
Tanpa sadar Rey sudah tiba di ruangannya, membuang hal-hal yang tidak ada jawabannya dia memilih untuk membaca dokumen yang harus dikerjakan olehnya hari ini.
Disisi lain Danira masih bergelut dengan kasur dan selimutnya, masih enggan untuk bangkit dari zona nyamannya.
Tapi Danira sudah memiliki hal yang ingin dia lakukan setelah ini, dia memutuskan untuk bermain di taman hiburan terkenal di sini.
Saat menjelang siang barulah dia memutuskan untuk mandi dan bersiap untuk pergi, Danira memilih mengendarai mobil sendiri menuju taman hiburan.
Sesampainya di sana, dia berjalan-jalan menikmati tempat yang tidak terlalu ramai seperti hari libur, Danira cukup menikmati saat-saat seperti ini.
"Ini pertama kalinya aku bisa sesantai ini." Ucap Danira sambil melihat-lihat berbagai tempat.
Tetapi tetap saja ada beberapa hal yang cukup mengganggu ketenangan hari ini, seperti misalnya. Bagaimana mungkin dia bertemu atasannya di sini, dari sekian banyaknya tempat di New York yang besar. Kenapa harus disini?
Sosok pengganggu menurutnya itu Rey. Awalnya Rey juga secara tidak sengaja datang kesini setelah di minta untuk menjemput keponakannya, Dia bingung ingin mengajak keponakannya itu ke mana, karena tidak mungkin dia membawa ponakannya bekerja. Dan menurutnya juga itu tidak profesional juga mengganggu konsentrasi dalam bekerja.
Jadi dia memilih pergi ke taman hiburan untuk menghibur ponakannya dan juga untuknya yang merasa kurang bersemangat hari ini. Dia pun tidak menyangka akan bertemu sekretaris yang meminta cuti karena ada urusan.
"Sungguh kebetulan yang tidak terduga." Melihatnya diam Rey menyapa terlebih dahulu.
Danira tidak bisa berkata-kata, "Ya kebetulan sekali Pak Rey," dia menanggapi dengan ringan.
"Inikah keperluan pribadimu meminta cuti?" tanya Rey.
Danira melihat pertanyaan dengan sedikit lelucon menjadi sedikit kesal, "Iya, ini lah yang dinamakan bersantai. Aku lelah bekerja tiap hari."
Mendengar jawaban jujur nya, Rey tidak bicara.
"Tidak seperti biasanya, apa yang bapak lakukan?" meski kesal Danira tetap memulai percakapan.
"Tidak perlu terlalu formal, ini bukan di kantor. Kamu bisa memanggilku Rey, tidak masalah."
Kata-kata yang tidak menerima penolakan tak terlihat itu membuat Danira tidak bisa membuat alasan lagi.
"Baik lah Rey, kamu tidak bekerja? tanyanya lagi.
"Tidak, aku menemani keponakanku bermain di sini." Rey menjelaskan sedikit.
"Uncle, aku lapar." Sebuah suara terdengar di samping mereka berdua.
"Ini ponakan ku, Bella katakan halo pada aunty." Rey memperkenalkan Danira dengan ponakan kecilnya yang lucu.
"Halo aunty yang cantik, aku Bella." Bella berbicara dengan suara bayi yang lembut berusia 5 tahun.
Danira terkekeh dengan ucapan bayi mungil itu, "halo juga sayang." ucap Danira sambil berjongkok dan mengecup pipi kecil gadis itu.
Rey melihat interaksi mereka dengan sedikit cemburu, dia juga ingin seperti Bella. Saat pemikiran ini muncul Rey merasa ada yang tidak beres tapi dengan cepat menghiraukan nya.
"Kamu sudah makan siang?" tanya Rey pada Danira, "Ingin ke resto bersama kami?" Lanjutnya.
"Oke." Danira langsung menyetujuinya tanpa banyak penolakan.
Mereka kembali setelah hari mulai sore, Danira dan Bella cepat sekali akrab. Mereka berdua bermain-main, sedangkan Rey hanya mengikuti dari belakang keduanya.
Rey menyadari jika mereka tidak banyak berbincang selain tentang pekerjaan, setelah menghabiskan sedikit waktu bersama hari ini. Mereka berdua tidak banyak berbicara, yang membuat Rey sedikit tidak seimbang dalam hatinya.
Disisi lain, Danira telah kembali ke apartemennya juga. Merasa lelah hari ini dan bahagia juga, hanya saja dia sedikit canggung dengan keadaan hari ini. Bertemu atasan saat berlibur atau bahkan berlibur bersama meski hanya di taman bermain.
"Yahh, apapun itu aku merasa senang bermain bersama keponakannya." Gumam Danira sambil berbaring di kasur nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Paranoid Ku
Romance"Aku tidak akan melepaskanmu, sampai kapanpun kamu harus terus berada di sisiku!" ~~ Reynaldi Alexander "Hmphh, Aku bukan milik siapapun! Kemanapun itu adalah hakku!!" ~~Danira Haryono.