04

18 2 0
                                    








Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








"Na, nanti lo berdua sama Haydan yang ikut rapat ya"

"Kak Gaby sama kak Artur mau kemana?"

"Rapat juga kok, Na, tenang kita nggak kabur" Jelas Gaby sedikit tertawa. "Tapi gue rapat nya sama sekolah lain, lo urusin bagian internal aja, okay?"

"Kalau ada apa-apa chat gue, Na"

Perempuan itu segera menggendong totebag cream nya dan keluar dari ruang guru.

"Gaby kemana?" Tanya Haydan yang baru saja keluar dari kamar mandi. Atensinya beralih ke atas meja bening di depan nya. "Ini kenapa berkas-berkas jadi berantakan kayak gini?"

"Kak Gaby sama kak Artur ikut rapat dengan sekolah lain", Anami dengan cepat menebereskan berkas-berkas yang ada di meja. "Kalau kak Haydan sama gue ikut rapat internal katanya"

Haydan mengangguk pelan. "Sebelumnya lo pernah mimpin rapat?"

"Belum lah, kan baru kali ini gue jadi anggota inti" Jawab Anami sewot.

"Ya kan gue nanya"

Setelah memasukkan semua berkas ke dalam map, akhirnya mereka berdua berjalan ke ruang rapat sekolah.

"Lo ngapain di pintu? Sini masuk" Ajak Haydan yang ternyata sudah duduk di salah satu kursi.

Ruangan nya masih sepi, jadi Haydan dan Anami bisa mempersiapkan materi rapat dengan baik.

"Gila keren banget kayak ruang rapat anggota dewan" Anami masih sibuk memperhatikan sekitarnya.

Meja di ruang rapat ini berbentuk oval, jadi pada saat rapat mereka duduk saling melingkar.

"Dulu pas periode pertama gue sama Artur menjabat, tempat ini panas banget"

"Kok bisa? Dulu belum ada AC?"

Haydan nampak tersenyum miring. "Karena gue sama dia nggak akur"

"Kalau rapat pasti nggak pernah dapat jalan keluar, yang ada malah berakhir gue baku hantam sama dia"

Anami terlihat menyimak sepenggal cerita milik Haydan. "Pantesan kak Gaby nyuruh kita misah ya rapatnya"

Haydan mengangguk setuju. "Itu salah satu alasannya"

"Temen Artur si Carol sampai mengundurkan diri karena nggak mau kerja bareng gue sama Artur lagi", Haydan kini menaruh atensi nya pada Anami. "Dan jadi lah lo, sebagai sekertaris pengganti"

Anami mengangguk-ngangguk. Selang beberapa menit ternyata yang datang lebih dulu bukan para guru, tetapi anak osis lainnya termasuk Jayden dan Justin.

"Halo Anami" Sapa Jayden lebih dulu.

PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang