Indra POV
"Heee jan pulang dong, gue mau ngomong sama lo" gue nahan chiela agar dia tidak pergi.
"Ngomongin apaan?" Juudesnya keluar."Chi, gue minta maaf ya atas kejadian 1 tahun yang lalu, gue gak berniat buat mainin perasaan lo, maafin gue chi, gue bener2 bodoh, gak seharusnya gue jadi cowok pengecut, chi lo mau kan maafin gue" ucap gue kepadanya.
"Apa lo bilang? Minta maaf? Setelah lo udah menghilang dari gue, berkali kali lo nyakitin gue, dengan segampangnya lo minta maaf ke gue, gak semudah itu dra, lo gatau kan selama lo ninggalin gue? Gue bener2 terpuruk, karna lo dra, dan lo sekarang bilang mau minta maaf. Haha, sakit ndraa sakit." Ucapnya dengan tatapan garang. Gue melihat matanya mulai berkaca-kaca, dan tetes demi setetes ia mengeluarkan air matanya, matanya yang indah kini berlinang dgn kesedihan, gue bener2 cowok bego, gue bikin dia nangis.
"Chi dengerin dulu penjelasan gue, ya gue gatau harus ngelakuin apa supaya lo bisa maafin gue, gue gamau lo jutek kayak gini ke gue chi, jujur gue masih sayang sama lo,chi" kata gue untuk memercayakan chiela.
"Enggak ndra. omongan lo bullshit, gue gamau percaya apa kata2 lo. Lo tuh gapernah ngertiin perasaan gue dra, apa lo tau waktu lo ngilang dari gue dan gue masih nunggu ke hadiran lo dra, gue berusaha sabar buat ngadepin sikap lo yang sering dateng pergi dateng pergi, dan seterusnya lo akan seperti itu dra. Lo gak akan pernah bisa berubah!" Ucapnya dengan wajah penuh air mata. Gue gatega ngeliat chiela nangis di depan gue. Gue berusaha buat menenangkannya.
"Iya chi gue tau, gue emang cowok brengsek, tapi maafkan gue lah chi, beri kesempatan kedua buat gue, mencoba masuk ke hati lo lagi, gue janji akan berubah buat lo chi. Maaf ya chi maafin gue" dengan tidak sengaja gue memeluk tubuh chiela,ia yang sangat membutuhkan sebuah kasih sayang, dan chiela pun akhirnya tenang dan tidak meronta2, gue seka air matanya dan chiela melepaskan pelukan dari gue."Chi maafin gue yaa" kata gue lembut seraya tersenyum manis.
"I..ii.yaaa gu..ue maa..fi.in" katanya sesak karna sesak tangisannya.
"Yaudah gue mau pulang, udah sore" ucapnya lembut lalu berdiri merapikan wajahnya yang merah abis nangis.
"Gue anterin ya" tawar gue kepadanya. Tapi dia malah nolak, karena dia bawa motor. Yaudah gapapa, lain kalik kan bisa.***
Author POV
Sejak kejadian pertemuan Filla dan indra di cafe turtle, filla selalu melamun, mengingat kejadian di cafe dan mengurung dirinya dikamar,
Dan ia hanya bisa nangis dikamar, dia menjadi seburuk ini, bukanlah filla yang dulu, filla yang sangat strong dalam ngadepin masalah, filla yang periang, kini dia menjadi filla yang pemurung, dan rapuh.
Orangtuanya tidak mengerti kenapa gadis tersayangnya yang periang itu menjadi seperti ini, tiap di tanya oleh orang tuanya, filla selalu saja menjawab "aku gapapa umi, hanya kecapean", akhir2 ini filla sangatlah tertutup kepada orangtuanya,tiap ada masalah didirinya dia tidak mau sharing kepada orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT
Teen FictionMencintai seseorang tidak lah mudah, banyak proses yang harus di hadapi dengan kesabaran. Mempertahankan seseorang pun juga tidak mudah, harus penuh keikhlasan dalam menjalaninya. Dalam suatu hubungan harus diawali dengan hati yang benar benar siap...