halo, ada sedikit note di sini.
aku baru cek ulang chapter-chapter lalu dan menemukan typo dalam penulisan tokoh:") makasih buat kakaknya yang udah ngingetin tadi ya.Jaehyun memasuki ruangan ujianya dengan malas. Ntah, dirinya merasa sesuatu akan terjadi hari ini. Dan dia sangat malas terlibat dalam sesuatu, dia lebih menyukai hidup yang flop ngomong-ngomong.
Di dalam ruangan sudah ada Jeno yang memainkan ponselnya, yang lebih muda melirik Jaehyun sekilas sebelum Jaehyun mendudukan diri di kursinya.
"Oreonya gua taro di laci," kata Jeno tanpa menoleh.
Jaehyun mengecek lacinya benar saja, di sana terdapat dua bungkus Oreo rasa coklat vanilla dan strobery.
"Dikata becandaan doang gua kemarin," gumam
"Makan aje udah," kata Jeno yang masih bisa mendengar gumaman Jaehyun.
"Makasih btw."
"Sama-sama."
"Lu pada mau Oreo kga?" tanya Jaehyun mendudukan dirinya di samping Mingyu.
"Oreo dari mana?" tanya Mingyu heran, perasaan Jaehyun tadi tidak membawa apa-apa saat memasuki ruangan.
"Dari Jeno, nih."
Papperbag hitam berisi 2 bungkus oreo itu diletakan Jeno di atas meja kantin.
Tentu saja disambut baik oleh teman-temanya yang menyukai barang gratisan.
"Makin yakin kalo si Jeno suka sama lu," kata Bangchan tiba-tiba yang diangguki oleh Hyunjae dan Eunwoo.
"Dikata ucapan terimakasih doang ini anjir, heran sama lu pada."
"Ngeyel nih bocah, kalo itu anak beneran suka sama lu gua mampusin ye nyet."
Jaehyun mendengus mendengar ucapan Bangchan.
"Bacot dah anjir, makan tinggal makan kek. Ribet amat," maki Jaehyun. Tidak mungkin kan jika dirinya bilang kalau dia sudah mulai nyaman dengan keberadaan Jeno pada teman-temanya.
Jaeno
Oreonya udah lu makan?
Send a pict
gua makan bareng temen-temenYaudah, lanjutin makannya
sipp
Jaehyun memasukan ponselnya dalam kantong, melirik temanya satu persatu yang sedang memakan oreo dari Jeno.
Sebenarnya ada beberapa hal yang janggal menurutnya.
Seperti potongan puzzel yang belum tuntas. Dirinya merasa ada sesuàtu tentang Jeno yang dia lupakan, tapi apa itu?
Mencoba melupakan semua fikiran negatifnya. Jaehyun ikut memakan oreo yang ada di meja dengan tenang, berharap segera menemukan jawaban dari isi otaknya.
"Pulang nanti nongkrong yuk lah ke tempat mamah," ajak Bangchan.
"Hayo sapa aja yang ikut?" tanya Hyunjae semangat, rindu sekali dirinya dengan masa-masa merokok di kantin selatan SMPnya itu.
"Yang bisa pulsek langsung ke parkiran aje ye, berangkat bareng-bareng kita," jelas Bangchan yang diangguki oleh teman-temanya yang lain.
Sesuai janji, mereka ke tempat mamah atau kantin selatan SMP lama mereka. Tempat paling menyenangkan bagi mereka untuk membolos dan mengerjakan tugas sejak jaman SMP.
Siswa-siswi di SMP lama mereka terbiasa memanggil penjualnya dengan sebutan mamah. Oleh karena itu kantin selatan lebih sering disebut dengan kantin mamah.
Kembali pada cerita, ketika mereka sampai di sana. Sesuai tebakan Yunghoon, tempat itu sangat ramai dengan teman-teman seangkatanya yang sepertinya memang sudah berencana kemari karena PAS hari ini membuat siswi kelas 11 pulang lebih awal..
"Ke dalem smp aje lah kita, rame banget anjir ini," Usul Yunghoon.
"Hayo, gua males kalo rame begini, kga seru gibahnya, "tambah Jaehyun yang diangguki mereka semua.
Dan di sinilah mereka, di gazebo bawah yang berada di depan aula mereka.
Suasana di sini cukup menyenangkan. banyak
guru yang masih mengingat mereka dan itu cukup membuat jiwa hiper Bangchan kambuh, tapi tak apa lah. Mengingat mereka sangat jarang ke sekolah ini lagi setelah lulus.
"Cok, sini dah. Itu uler maenan atau beneran?"
Hyunjae menoleh, mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan aneh Jaehyun. Pemuda itu mendekat ke arah temanya dan mengikuti arah pandangan Jaehyun.
Di sana ada ular hijau, berukuran kecil namun cukup panjang. Hyunjae sampai merinding dibuatnya kala ular tersebut mendesis dan menjulurkan lidah ke arah mereka.
"GOBLOK ITU ULER BENERAN EGE!" teriak Hyunjae panik, segera menarik Jaehyun untuk menjauh dari sana.
"MANA ANJING?" tanya Bangchan setengah berteriak.
"Itu cok, di depan pintu sanggar pramuka," tunjuk Jaehyun saat teman-teman yang lain menghampirinya.
Bangchan, masih dengan bungkus kripik kentank di pelukanya. Tubuhnya merosot karena takut, dirinya memiliki trauma dengan ular ngomong-ngomong.
"Cepet panggilin guru biar di urus," usul Yunghoon yang diangguki oleh mereka.
Singkatnya, Jaehyun berakhir dengan memanggil guru yang ada di sekitar sana, dirinya mendapati Bu Dara dan Pak Daesung yang baru saja kembali dari musola, memutuskan untuk memberitau mereka dan disetujui oleh Pak Daesung untuk menangani ular tersebut.
Bu Dara, guru matematika itu melihat takut-takut pada Pak Daesung yang menenteng ular yang telah ia bunuh barusan.
"Ini mau dikemanain bu?" tanya Pak Daesung pada guru matematika itu.
"Y-ya dibuang lah pak!"
Ide jahil muncul di kepala sang guru IPA. Melirik ke 4 siswanya yang paham betul dengan arti tatapan itu.
"PAK DAESUNG JANGAN NAKUTIN SAYA YA!" teriak Bu Dara panik saat si guru IPA mengejarnya dengan menenteng jasad ular hijau yang telah ia bunuh.
Hyunjae, Yunghoon, Bangchan, dan Jaehyun dibuat melongo dengan tingkah guru muda itu. Saat tersadar dengan apa yang telah terjadi ke-empatnya tertawa bersama.
Ntah, mentertawakan apa.
Aneh memang.
KAMU SEDANG MEMBACA
a cup of oreo [nohyun/end.]
Teen FictionTentang dua bungkus Oreo yang mampu membuat Jaehyun dilanda dilema. Short story Jeno ¡! TOP Jaehyun ¡! BOT