Jeno dan Jiho

572 46 11
                                    

Jaehyun memandang teman-temanya yang tengah bermain UNO satu persatu. Memang, bermain UNO ketika di sekolah sudah seperti kewajiban bagi mereka. Tiada hari tanpa UNO, kalau kata Bangchan.

Tawa mereka bahkan terdengar begitu nyaring karena candaan satu sama lain dan Jaehyun yang sedang malas bermain hanya memperhatikan dengan sesekali mengecek notifikasi ponselnya.

Bukan apa, dia menghawatirkan sesuatu di depan sana.

Lebih tepatnya di lapangan volly. Jiho dan Jeno terlihat tengah mendebatkan sesuatu. Eunwoo, teman Jaehyun juga terlihat berada disana seolah menengahi Jiho dan Jeno.

Fyi. Jiho, Mina, Jaehyun, dan Eunwoo dulu adalah teman dekat ketika SMP.  Oke, kembali pada cerita.

Tak lama Lisa juga datang terlihat berbicara sesuatu pada Jeno dan diangguki beberapa kali oleh empunya.

Jaehyun mengernyit, perasaanya mulai tidak enak. Ntahlah, semua yang berurusan dengan Lisa terkesan sangat asing bagi Jaehyun.

Lama Jaehyun memperhatikan mereka dan Jaehyun tersenyum miris kala melihat adegan setelah perdebatan tadi.

Mereka berdua, Jeno dan Jiho berfoto bersama.

Tidak ada yang salah, mereka sepasang kekasih, tak salah bukan mereka berfoto bersama?

"Lu ngeliatin apaan dah?" tanya Mingyu mengikuti arah pandangan Jaehyun.

"Lah Jeno sama Jiho?" lanjut Mingyu kala menyadari apa yang Jaehyun lihat.

Yang lain pun, ikut melihat apa yang dilihat Jaehyun dan Mingyu. Mereka bertatapan, memperhatikan Jaehyun dengan tatapan kosong mengarah pada Jeno dan Jiho yang tengah berfoto mesra. Difotokan oleh Lisa tentunya, Eunwoo? pemuda itu memilih duduk di kursi yang ada di sana, memilih untuk tak ikut campur.



























"Eunwoo, bisa ngobrol?"

Yang ditanya menoleh, mendapati Jaehyun dengan tatapan bimbangnya.

Eunwoo mengernyit sesaat lantas mengangguk mengiyakan. Juga, ada suatu hal yang harus Eunwoo tanyakan pada pemuda itu.

Singkatnya setelah bernegosiasi mereka berdua memilih tempat dibelakang kelas XI IPS 1 untuk mengobrol. Di sana sepi, dan jarang orang yang mau kesana mengingat tempatnya yang lumayan jauh dari kantin.

"Gua, tadi liat lu sama Jiho, berantem sama adekelas?" tanya Jaehyun, memulai pembicaraan.

"Sebelumnya, aku mau nanya ke kamu. Kamu  teman semeja Jeno sewaktu PAS?"

Jaehyun mengangguk, mengiyakan.

Eunwoo menghela nafas pelan, "Kabar Jeno mendekati kakak kelas yang semeja denganya sudah menyebar Jaehyun."

"Woo, serius?"

Eunwoo bergumam sebagai jawaban, menarik kepala Jaehyun untuk bersandar pada bahunya.

"Mau bercerita? agar aku bisa melihat dari dua sisi," tawar Eunwoo.

"Waktu itu, pas PAS gua beberapa kali bantu Jeno ngerjain soalnya dan dia sampe beliin gua Oreo sebagai ucapan terima kasih."

Eunwoo menoleh pada Jaehyun, menatap sang sahabat yang juga tengah menatapnya.

"Tapi sumpah, gua waktu itu cuma bercanda doang. Eh, sama dia dibeliin beneran."

"Lalu kamu terima?"

"Heem, gua makan sama temen-temen."

Sebelum melanjutkan ceritanya Jaehyun mengeluarkan ponselnya, memperlihatkan chatnya dan Jeno.

Dari situ juga, Eunwoo tau bahwa yang mendekati terlebih dahulu adalah Jeno, bukan Jaehyun.

"Gua ngerasa bersalah sama Jiho."

"Sebenarnya masalah mereka bukan hanya dari teman sekelas Jeno. Tapi juga karena ada teman sekelas Jeno yang terang terangan mengaku suka pada Jeno. Untuk masalah kamu sendiri, Jiho bahkan sampai sekarang tidak tau siapa teman sebangku Jeno dan semoga tidak akan pernah tau," kata Eunwoo diakhiri gumaman pada akhir kalimatnya.

"Sebenernya siapa yang ngasih tau sapa dah, kga mungkin kan. Jiho tau tampa ada yang ngasih tau?"

"Jihyo, kamu tau dia kan?"

"Jihyo, temen sekelas Jiho?"

Eunwoo mengecup puncuk hidung Jaehyun sekilas sebagai jawaban.

"Agak kga tau diri ye anaknya, liat aje nanti."


































Whatsapp Message
Jaeno : Kak, fotbar kaya gini. Sabi kga?

a cup of oreo [nohyun/end.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang