prolog

22 3 13
                                    

Update: 18/06/22

"Raraaaa..balikin buku gw!!" Seorang gadis dengan penggaris di tangannya berlari ke sana kemari mengejar seorang yang bernama RARA.

"Ngk maooo wwlee" gadis bernama Rara itu hanya menjulurkan lidahnya dan berlari menghindari kejaran temannya itu.

"Apaan sih kalian, pagi-pagi dah ribut aja". Satu lagi gadis dengan tampang malasnya menegur kedua temannya yang sedari tadi membuat keributan di dalam kelas.

Mereka bertiga saling menatap,tak lebih dari lima detik Rara kembali berlari dan membuat NANDA mengejar nya."nyesel gw negur mereka". Gadis itu kemudian kembali menenggelamkan wajahnya pada kedua tangannya.

Setelah Nanda mendapatkan buku yang di bawa lari oleh Rara,kini ia kembali duduk di tempatnya dan menunggu sahabat sebangkunya.

"Xia mana sih,lama banget datangnya. Perasaan dia yang selalu datang cepat deh". Nanda terlihat bosan ketika teman sebangku nya itu belum juga muncul.

Di sisi lain

Seorang gadis tengah berlari dengan buku di tangannya, dan tanpa sengaja ia menabrak seseorang dari arah berlawanan." Aaaww..". Gadis itu meringis setelah mendarat dengan lutut yang lebih dulu mencapai lantai.

"M-maaf, kamu tidak apa-apa??". Tanya pemuda yang menjadi lawan tabrak dari gadis itu.

Gadis itu kemudian membersihkan buku-buku yang berserahkan di lantai, ia kemudian mencoba berdiri meski lututnya masih terasa nyeri. Setalah membersihkan sedikit debu di lututnya ia kemudian mendongak menatap pemuda di depannya.

Gadis itu hanya menatap pemuda tadi lalu mengatakan tidak masalah dan berlalu pergi.

"Bahasanya formal sekali, ternyata jaman sekarang masih ada cowok yang berbahasa formal". Gadis itu bergumam dan kembali berlari kecil menuju kelasnya.

Setelah beberapa saat, gadis yang di tunggu-tunggu oleh Nanda akhirnya menampakkan batang hidungnya." Hedehhh, muncul juga nih bocah". Gadis itu kemudian duduk dan memberikan salam hangat kepada teman-teman nya.

"Pagii Minna...". Seperti biasa, seorang anime lovers akan mengucapkan itu ketika bertemu sahabatnya.

"Dari mana aja Lo baru muncul?". Rara bertanya dengan tampang sok cool nya.

XIA. Gadis yang di tanyai itu hanya mengendus dan tak mengindahkan pertanyaan sahabat nya." Dih, kagak ngejawab nih anak".

"Lutut gw sakit, jangan tanya-tanya gw dulu". Xia mengelus kedua lututnya yang sedikit merah akibat jatuh." Emang apa hubungannya lutut Lo ama pertanyaan gw ongep!". Rara menyosor kepala Xia dengan jarinya, jangan salahkan Rara, ia memang seperti itu tapi hanya pada sahabat nya saja.

"Sakit anjirr, yah benar juga sih..tapi gw lagi malas bicara tau ngk". Rara dan Nanda hanya saling menatap. Ia tak tahu bagaimana cara agar temanya yang satu ini bisa di ajak serius.

Rara kemudian kembali ke tempat duduknya, ia duduk bersama seorang gadis yang sedikit tomboy dan tidak pernah bersemangat lebih tepatnya jarang terlihat ceria.

Rara berinisiatif untuk bertanya soal tugas kepada sahabat di sebelahnya ini, tapi sedetik kemudian ia baru mengingat jawaban yang akan di dapatkannya Pasti "belom". Ia sudah menduga jawaban yang akan keluar dari mulut sahabatnya itu pasti seperti itu. Ia akhirnya mengurungkan niatnya untuk bertanya, Rara juga baru mengingat jika mengganggu gadis di sebelahnya ini ketika ia sedang dalam posisi itu sangat tidak baik.

Sudah di pastikan ia akan mendapat teguran dan tatapan tajam yang seolah akan memakan dirinya. Rara merinding membayangkan nya.

Setelah jam pertama selesai, mereka berempat kini berada di kantin sekolah. Sementara Rara pergi memesan makanan untuk mereka, Nanda yang melihat gadis di depannya itu hanya mengscroll- scroll alat pintar di tangannya, ia kemudian bertanya ada dengan mood sahabatnya itu.

"Lo kenapa Din?". DINI. Gadis yang sedari tadi hanya terdiam dan nampak tak bersemangat.

"Ngk ada". Jawab Dini singkat.

Sudah Nanda duga jawabannya, sahabatnya yang satu ini susah di mengerti.

Setelah Rara kembali dengan nampang berisi pesanan sahabatnya, mereka sekarang terlihat bersenda gurau, tertawa, dan bertingkah seperti anak kecil. Ini bukan pertama kalinya bagi mereka, hampir setiap hari pasti ada saja bahan untuk di ejek dan di buat bercandaan oleh mereka tapi tidak pernah mereka anggap serius atau memasukkan ke dalam hati.

Mereka bercanda tanpa melihat di sekitar,entah itu di kantin,toilet,kelas,bahkan di ruang guru saja mereka bisa bercanda tanpa takut di tegur guru.

Dan tanpa mereka sadari, mereka berempat tengah di tatap tajam oleh seseorang dari sudut kantin.

Penasaran?

Akhirnya up juga buat cerita meeting with you ini😭. Kemarin-kemarin sempat gw berhentiin gegara lupa sama alurnya. Tapi semoga aja di pembaruan ini koreksinya bisa gw kurangin lagi.

Kalian jangan lupa tekan tombol bintang di sudut kiri bawah and sertakan komentar di kolom komen yak:)

Kira-kira siapa yah yang lagi natap mereka😺

Stay happy and enjoy ✌️🕊️


MEETING WITH YOU (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang