chp.1

18 3 14
                                    


Update:23/06/22

Pagi yang cerah untuk memulai berbagai aktivitas.

Hari ini Xia,Rara,Dini dan Nanda berjalan menyusuri koridor sekolah, mereka tiba bersamaan 10 menit yang lalu dan memutuskan untuk membaca di perpustakaan sebelum bell pelajaran berbunyi. Mereka berempat kini berada di depan pintu perpustakaan.

Sebelum Xia membuka kenop pintu ruangan itu, seorang guru menegur mereka dari arah belakang."Apa yang kalian lakukan?". Mereka berempat sontak terkejut dengan kehadiran pak RUDI di belakang mereka.

Mereka berbalik dan menatap canggung pak Rudi. "K-kita hanya ingin membaca pak". Jawab Rara dengan suara yang gugup.

"Hem..untuk saat ini kalian tidak bisa menggunakan perpustakaan itu dulu, sebab ruangan itu masih dalam proses renovasi!". Jelas pak Rudi. "Yah sayang sekali, padahal saya sudah semangat membaca pak".

"Yah, apa boleh buat itu sudah takdir". Ucapnya dan berlalu pergi. Mereka berempat saling menatap dan sedetik kemudian tawa mereka terdengar hingga memenuhi ruangan di belakang mereka.

Akhirnya mereka berempat memutuskan untuk ke kelas saja, dan sesampainya mereka di kelas ke empat gadis itu di kagetkan oleh pertengkaran temen sekelas mereka dengan murid kelas lain.

"Ada apa ini?". Rara bertanya kesalah satu teman sekelasnya. "Seperti yang kau lihat, mereka bertengkar. Mau tau karna apa? Karna seorang LELAKI". Ucapnya dengan penekanan di akhir kalimat.

Dini yang mendengar itu berjalan mendekati teman kelasnya yang tengah ber adu mulut dengan murid lain. "Kalian sudah selesai? Klo sudah kalian bisa keluar. Jangan buat keributan disini!!". Gadis itu tiba-tiba saja berbuat bijak, padahal jika ada yang bertengkar ia malah jadi seorang provokatif dan Sangat bersemangat.

"Anjayy Dini mengkeren".

"Kesambet apaan tuh anak tiba-tiba jadi bijak?". Nanda dan Rara saling menatap karna kelakuan sahabatnya itu.

"Kalian ngak malu bertengkar gegara cowok?" Nanda kembali tertegun karna Rara yang tiba-tiba juga bertindak seperti itu. "Wah apaan nih. Kayaknya dunia udah mau kiamat deh" ucapnya sambil bertepuk tangan.

Sedetik kemudian Dini dan Rara saling menatap dan-----

"Lo kok mau sih kalah sama dia, lawan dong!!" Rara ternyata maju untuk memprovokasi mereka berdua. "Alahh baku hantam aja, lama amat!". Dini juga ikut memprovokasi temannya untuk ber adu fisik.

Xia yang sedari tadi menyimak kemudian mengendus " sudah kuduga".

Nanda sontak terkejut dengan kelakuan kedua temannya itu "What??gw kira mereka bakal ngelerai, ternyata-----mereka memang ngk bisa di percaya".

Xia dan Nanda hanya saling menatap dan berjalan menuju tempat duduk mereka, setelah mereka duduk pak Fian yang entah dari mana tiba dan melerai mereka. Dini dan Rara yang tengah memprovokasi mereka segera berlari menuju tempat duduk dan memasang wajah tanpa dosa seakan tidak melakukan kesalahan apa pun. Kampret memang.

"Untung aja gw-----". Sebelum Dini menyelesaikan ucapannya, ponsel yang berada di saku roknya bergetar dan membuatnya tersentak. "Halo? B-boss kita di ganggu sama anak Genk sebelah boss.. tolongin kita!!". Dini yang mendengar itu kembali tersentak, bukan tidak mau menolong hanya saja ia sedang berada di  sekolah tidak mungkin ia akan bolos lagi.

"Kalian dimana? Dan kenapa kalian bertengkar??". Dini sedikit panik dan cemas dengan keadaan mereka. " Apa Rin ada di sana? Dimana dia? Cepat berikan telpon itu!!".

Setelah Rin dan Dini berbicara di telpon, Dini masih cemas dengan keadaan sepupunya itu. Bukan tanpa alasan hanya saja Rin tidak terlalu mengetahui perseturuan mereka dengan Genk sebelah. " Bocah itu bolos lagi".

Setelah jam terakhir selesai, kini mereka berempat sudah berada di rumah masing-masing. Tapi tidak dengan Dini, ia sekarang menuju ke markas Genk-nya.

Sesampainya di tempat itu, ia segera mencari Rin dan lagi-lagi tersentak kaget melihat anggota nya yang babak belur dan terlihat sangat lemas. " Rin mana?" Tanyanya kepada salah satu anggotanya, anggota yang di tanyai menunjuk ke ruangan pribadi wanita di depannya itu.

Sebelum Dini masuk ke dalam ruangannya, ia berteriak dan menyuruh mereka semua pulang, tapi jika ada yang tidak bisa pulang ia akan membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan yang baik.

"Rin. Lo ngak papa?" Dini yang baru saja masuk ke ruanganya mendekati sepupunya itu dengan membawa kotak p3k.

"Gw ngk papa kok, gimana sekolah Lo hari ini?".

"Fine".

Mereka berbincang lama. Setelah mereka keluar Dini dan Rin langsung pulang karna tidak mendapati ada anggota yang perlu ke rumah sakit jadi mereka juga beranjak dan segera pulang. "Lo jangan kasih tau mama gw yah klo gw bolos hari ini". "Tenang aja, gw ngak akan ngadu kok".

Dini kemudian melajukan mobilnya dan meninggalkan markas mereka. Dini dan Rin tidak menyadari ternyata ada sepasang mata yang sedang menatap dingin ke arah mereka.



Yeeeyyy..up lagiii, Chp 1 nya pendek yah..maaf sih soalnya kagak ada pencerahan jadi alurnya agak dikit. Nanti di chp selanjutnya gw bakal banyakin ketiknya[In syaa Allah.]

Btw, jangan lupa tekan tombol bintang di bawah yak..and sertakan komen kalian di kolom komentar..itu bakal bantu author buat semangat nulisnya. sksksksk.

Sampai jumpa di chp selanjutnya ✌️.

Stay happy and enjoy 😺

MEETING WITH YOU (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang