BAB 1 [DUNIA LUAR]

10.6K 2.6K 2.9K
                                    

Hi Rembo! call me Loli ~~

🚫DILARANG SALAH LAPAK ATAUPUN MENYEBUTKAN JUDUL DAN TOKOH YANG BUKAN ADA DIDALAM CERITA HI RAFDY🚫

SEBAGIAN CERITA AKAN DIPRIVAT JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA.

Cuma cerita ringan yang ada dihaluan ku, semoga kalian suka.

Cuma cerita ringan yang ada dihaluan ku, semoga kalian suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Hidup bukan tentang siapa yang paling bahagia. Hidup itu tentang bersaing menjadi yang paling baik, maka semuanya akan tunduk padamu

•••

BUGH!

BUGH!

Sorak demi sorak terdengar meriah, para penonton berteriak kencang untuk mendukung jagoannya masing-masing. Dunia luar dan dunia malam adalah hidup Rafdy, laki-laki berdarah Bandung yang tidak mengenal rasa takut. Apapun akan ia lakukan demi mendapatkan keinginannya.

Rafdy dengan balutan kain kasa di kedua tangannya tengah memasang ancang-ancang untuk menaklukan lawan. Beberapa sudut wajah Rafdy, terutama ujung bibirnya berdarah. Namun hal itu yang membuat para wanita menjerit. Rafdy sangat panas sekarang.

"RAFDY!"

"GO, RAFDY!"

"AAA! RAFDY GILA BANGET!"

Kedua pasang mata antar Rafdy dan sang lawan, kini saling berpandangan, mata keduanya mengisyaratkan perlawanan akan semakin memanas.

BUGH!

BUGH!

Tepat sasaran. Dengan strategi matang, lawan berhasil Rafdy lumpuhkan. Rafdy segera menimpa tubuh lawan yang tengkurap, ia kunci pergerakkan sampai akhirnya hitungan berhasil membuatnya tersenyum puas.

"TIGA, DUA, SATU!"

PRITTT!!!

"WOOOOO! RAFDY!"

Tubuh berbentuk indah yang telanjang, Rafdy berdiri dan menepuk kedua tangannya. Lagi dan lagi, Rafdy tak mengenal kata, kalah.

"Nggak main-main lo, Raf!" tegur lawan.

Rafdy menyinggungkan senyum kemudian membantu lawan untuk berdiri. "Taruhannya, gue tunggu."

"Satu unit mobil dan uang tunai. Aman."

"Bersihin dulu muka lo, buluk," jenaka Rafdy.

Setelah berbincang sedikit dengan beberapa partnernya, Rafdy melangkah untuk duduk di kursi yang telah disediakan panitia. Tubuh telanjang Rafdy terdapat beberapa bercak darah, begitupun pada tangan dan wajah.

Wajah Rafdy tertunduk, Rafdy mengambil pasokan napas yang semakin menipis. Kerja jantungnya juga semakin menjadi karena kesalahan dalam menghindar dari lawan tadi.

HI RAFDY | BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang