-Anehnya orang-orang sekarang itu,
Saat hujan turun, yang diingat malah kenangan bukan jemuran-😌
=Monggo=
_______________"GUE MAU DIA!!"
Suara melengking itu terdengar di seantero ruangan. Membuat siapapun yang berdiri disitu seketika hampir meregang nyawa saking kagetnya.
"Ngomongnya biasa aja dong Nyaiii...." Ucap Sisca sambil melotot tajam ke arah si pemilik suara.
"Gue mau dia. Loe oke kan? Gue oke. Oke banget!" Ucapnya tak peduli. Matanya tak berpindah sedikitpun dari Shani.
"Tap----"
"Karena gue bos yang baik dan pengertian, gue tau loe capek. Tutup aja audisinya. Gue kasian ama loe." Potong Gadis itu cepat.
"Telat kalau ngemengnya sekarang!"
"Tutup aja tutup! Udah cocok gue. Cocok banget!"
"Tap---" Sisca masih berusaha menyanggah.
"Tutup Sisca." Si Gadis tetap bersikukuh.
"Gue ga masalah audisi seminggu atau sebulan lagi untuk nyari yang lain buat loe."
"Ga perlu! Dia aja."
Merasa sia-sia meyakinkan Bos-nya untuk tidak asal memilih akhirnya Sisca mencari cara lain.
"Tapi dia ga niat kerja. Iya kan Shani?" Tanya Sisca menatap Shani seakan meminta dukungan. Shani hanya mengangguk cepat menyetujui.
Si Gadis terdiam.
Merasa sepertinya pendapatnya mulai didengar, Sisca pun menyunggingkan senyum lebar.
"Oke Shani loe boleh pul-----"
"Ntar dulu! Gue aja yang ngomong sama dia. Dia ga mau kerja disini mungkin karena ada loe. Aura loe terlalu mistis disini." Ucap si Gadis memotong lagi ucapan Sisca seenaknya kemudian dengan entengnya berjalan mendekat pada Shani.
Shani menatap heran sosok Gadis yang tidak lebih tinggi darinya itu. Entah sadar atau tidak, matanya fokus pada garis hidungnya yang mancung sempurna kemudian turun ke bagian rahang tegas dan berakhir pada bibir ranum yang tertutup lipstik merah merona. Perpaduan bentuk wajah sempurna yang tidak semua wanita miliki termasuk dirinya. Mungkin.
"Cantik." Gumamnya sekilas dalam hati.
Tapi buru-buru ditepis pikiran itu karena apapun yang terjadi keyakinannya masih sangat kuat untuk tidak bekerja di tempat ini.
"Berapa yang loe mau?" Tanya Gadis itu tiba-tiba pada Shani.
Shani melongo mendengar pertanyaan itu.
"Tulis berapapun Gaji yang loe minta kalau mau kerja disini." Ulang si Gadis karena Shani tak juga menjawab.
"Gracia!!" Sisca menyela tak terima.
"Ssssttt...." Si Gadis hanya memberi isyarat pada Sisca untuk diam dan tidak ikut campur.
"Berapa yang loe mau?" Ulang Si Gadis tak menyerah. Pandangannya tak berpindah sedikitpun dari Shani.
Shani tidak bodoh. Melihat gelagat yang mulai tidak enak antara Bos dan bawahannya disini. Sepertinya dia harus mengambil sikap untuk mengakhiri perdebatan unfaedah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autophobia VS Autophile
FanfictionJangan Mencintaiku. Aku rumit! ~Collaboration~ Sthiraa_ VS -Nubivagant-