(......................................)
___________________________Atasnya kosong kan?
Iya, kaya hidup aku kalo gak ada kamu😌
~Monggo~
_____________Dengan emosi yang meluap-luap, meraung-raung, mungkin bentar lagi berubah jadi Srigala, Shani meninggalkan Sisca.
"Gue bunuh loe Olla! Tunggu gue!!"
Namun baru beberapa langkah keluar ruangan, langkah kakinya dia rem mendadak. Hampir saja dia menabrak seseorang yang juga sama kagetnya.
"Darimana? Gue nyariin loe."
"Minggir!" Ucap Shani tak menjawab sedikitpun pertanyaan dari orang yang hampir dia tabrak.
"Loe ngusir gue? Gue boss loe anjir!"
"Mulai sekarang udah enggak. Gue Out!!"
"Apa-apaan ini! Loe ga bisa seenaknya gitu." Ucap Gracia tak terima sambil terus menghalangi Shani pergi.
"Manajer loe bisa seenaknya sama gue, kenapa gue ga bisa? Ga usah khawatir, duit loe gue balikin utuh. Kontrak tetep berjalan karena gue bakal bawa pengganti gue kesini hari ini juga. Sekarang minggir!"
Tak ingin berdebat lebih lama di depan pintu, Gracia akhirnya menarik paksa tangan Shani untuk mengikuti dirinya masuk kembali menemui Sisca.
"Apaan sih loe! Lepasin gue!" Shani berontak mencoba melepaskan diri.
"Loe diem atau gue peluk sekarang juga!" Ucap Gracia mengancam.
Sungguh Gracia tak punya tenaga untuk memegangi tangan Shani erat agar gadis itu tidak kabur. Jalan satu-satunya hanya memeluk sekuat yang dia mampu kalau memang dibutuhkan.
"Najis!"
"Makanya loe diem!"
Hingga akhirnya mereka sampai di depan Sisca.
"LOE APAIN ASISTEN GUE HEH?!!" Suara Gracia yang terlampau melengking hampir membuat Sisca tersedak pentol 1 bulat utuh.
"Ohoookk!! Ohoook!! Mati gue!" Buru-buru Sisca meraih air minum yang berada didepannya, lalu ditenggaknya sampai habis tak bersisa.
"Ngapa sih Loe dateng-dateng teriak?!" Ucap Sisca lalu sedetik kemudian matanya memicing menatap Shani yang berdiri di belakang Gracia.
Aksi saling melotot pun terjadi.
"Ga usah liatin dia! Jawab gue, loe apain asisten gue haa?!"
"Ga gue apa-apain. Nyentuh seujung kuku pun kagak. Dasar tukang adu domba!" Ucap Sisca menyindir Shani di kalimat terakhirnya.
"Dia ga mungkin ngamuk kalau ga loe apa-apain Sisca." Gracia masih tak terima.
"Loe lebih percaya dia daripada gue yang udah bertaun-taun sama loe?! Manis benerrrr...." Nada suara Sisca terdengar seperti orang tersakiti.
"Bukan gitu maksud gue. Harusnya loe bisa nahan diri buat nyiptain image yang baik di depan orang baru. Kalau cara loe kayak gini, siapapun yang kita rekrut ga akan betah lama-lama kerja disini. Kan loe juga yang cape." Gracia sedikit meredam egonya dengan menurunkan nada bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autophobia VS Autophile
FanfictionJangan Mencintaiku. Aku rumit! ~Collaboration~ Sthiraa_ VS -Nubivagant-