Jika kamu tidak bisa menetap,
Setidaknya jangan membuat aku berharap.
||
~Silahkan~
______________________||
Entah sudah berapa lama Shani tertidur, tertutup rapat dibawah selimut. Bukan karena kedinginan. Dia bukan penakut, tapi entah kenapa apa yang terjadi sebelum dia tidur membuat dia ngeri sendiri.
Didalam mimpinya dia merasa ada yang mengetuk pintu kamarnya. Tapi ketika ketukan itu tak juga berhenti malah makin kencang, sontak matanya reflek terbuka. Selimut yang menutupi tubuhnya dia buka. Ketukannya masih terdengar. Berarti ini bukan mimpi. Dengan berat hati dia memaksa tubuhnya sendiri untuk bangkit. Sejenak menatap jam di meja.
"Jam 2 pagi anjirrr. Subuh aja belom. Bisa ga loe semua ga ganggu gueeeeee." Keluh Shani tapi tetap berdiri.
Klik.
Pintu terbuka dan wajah yang muncul bukanlah manusia penganggu penghuni kamar sebelah seperti di pikirannya beberapa saat yang lalu.
"Bu Rosa? Ada apa ya bu?" Tanya Shani bingung, kenapa wanita itu membangunkannya di jam-jam tak normal seperti ini.
"Sorry Shani aku ganggu. Tapi kalau ga gini kamu ga akan terbiasa."
"Maksud Ibu?" Makin bingunglah Shani.
"Ayo ikut. Aku mau kasih liat sesuatu."
Shani ragu. Tapi tak bisa berbuat banyak karena Rosa sudah menarik tangannya keluar dari kamar. Yang makin membingungkan Shani, mereka tidak kemana-mana, hanya beranjak ke kamar sebelah yang pintunya sudah terbuka sedikit.
"K-kamar G-gracia?" Tunjuk Shani makin tak paham.
Rosa hanya mengangguk. Kemudian membuka lebih lebar pintu kamar itu.
"Kamu liat ke dalam." Pinta Rosa.
"T-tapi Bu?"
"Liat aja dulu."
Shani menurutinya. Dengan ragu-ragu Shani berjalan perlahan lebih mendekat ke pintu untuk melihat apa yang terjadi di dalam.
Dengan penerangan yang tidak terlalu mencolok, Shani masih bisa melihat jelas seonggok nyawa sedang meringkuk gelisah disana. Matanya masih tertutup. Tapi dia bisa mendengar ada rintihan pelan yang keluar dari bibirnya. Seperti suara tangisan tertahan.
"Bu----?"
Rosa hanya mengangguk. "Masuk ke dalam. Tenangin dia."
Shani melotot. "S-saya?"
"Iya. Anggap saja bagian dari pekerjaan."
"T-tapi Bu-----"
"Aku minta tolong kamu kalau gitu. Tenangin dia. Biasanya aku yang lakuin, tapi malam tadi dia menolak. Dia bilang dia mau usaha sendiri."
"H-harus saya Bu?"
"Pilihannya cuma ada dua orang disini. Aku atau kamu. Jelas dia udah nolak aku, berarti itu tugas kamu."
"T-tapi kan----"
Entah kenapa sudah dikondisi seperti Shani masih saja mengajak debat. Membuat Rosa agak sedikit kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autophobia VS Autophile
FanfictionJangan Mencintaiku. Aku rumit! ~Collaboration~ Sthiraa_ VS -Nubivagant-