Hampir

461 38 35
                                    

Seneng banget bisa selesein chapter ini, oh Author mau kasih tau kalian kalo pekan ini author  ada ujian akhir demi naik semester jadi ada kemungkinan author bakal selesein ujian dulu baru lanjutin ini cerita >︿< (Doakan IPK author tinggi yaa 😫😫)

Yaa Enjoy this story~

(Last Time) 

Setelah melewati semua kegiatan dari Kirito, Akhirnya mereka memutuskan untuk segera pulang, dan disinilah mereka akhirnya di rumah keluarga Kirigaya di kamar Kirito, keduanya berbaring berdampingan di atas kasur setelah semua kegiatan yang mereka jalani hari ini

"Kau tau Eugeo... Sepertinya ada sesuatu yang aku lupakan" Eugeo yang mendengarnya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya

"Kau selalu saja seperti itu Kirito, Apakah itu hal penting?"

"Hahaha, mungkin itu tidak terlalu penting"

###

Hening... tak ada yang berbicara, yang bersurai pirang terlalu lelah untuk melakukan hal lain lalu yang bersurai hitam lebih memilih diam dan tenggelam dalam pemikirannya hingga tak lama akhirnya dia membuka suara

"Hei Eugeo, tetap tinggalah disini bersamaku, kau belum menemukan tempat tinggal kan, lebih baik kau tinggal bersamaku"

"Haha, itu tidak mungkin kan Kirito, aku sudah mengatakannya berkali - kali, walaupun begitu aku tetap menemanimu hari ini Kirito"

"Kalau begitu besok aku akan menemanimu mencari apartemen, aku juga bisa menemanimu di apartemen kalau kau mau Eugeo"

Eugeo yang mendengarnya mau tidak mau akhirnya mengganti posisinya dari terlentang menjadi menghadap pada Kirito, banyak hal yang terpikirkan olehnya namun semua itu ditepis langsung dengan cepat olehnya

"Kau tidak takut Kirito?" ucap Eugeo sambil  mengusap wajah Kirito yang mana diterima dengan senang hati oleh si surai hitam tersebut

"Takut? memang apa yang harus aku takutkan?"

"Apa kau sedang menggujiku sekarang Kirito?"

Keduanya terdiam sampai Kirito mengambil langkah awal dengan menaikkan badannya dan mendudukan dirinya di atas tubuh Eugeo sembari membuka satu kancing atasnya dan tersenyum jahil "Menurut mu bagaimana huh? Eugeo-kun?"

Entah mengapa disaat Kirito bersama Eugeo rasanya dia seperti melupakan semua hal dan hubungan yang sedang dijalin olehnya dengan Asuna, walaupun logikanya selalu berkata bahwa yang dia lakukan ini salah namun tidak dengan hatinya, kali ini seluruh isi hatinya telah didominasi oleh pemuda yang ada dibawahnya ini bahkan tempat kosong yang tidak bisa diisi oleh siapapun dengan mudahnya dimasuki olehnya dan mengambil alih posisi Asuna dihatinya

"Ahahaha tenanglah Eugeo Aku hanya bercanda, wajahmu seperti udang rebus" 

Baru saja Kirito akan melarikan diri, Eugeo dengan segera menangkap tangannya, membalikan posisi mereka dan menciumnya sekejap, wajah Eugeo sekarang semakin memerah karena apa yang dirinya lakukan, jangan salahkan dirinya jika dia selalu hilang kendali atas emosinya jika itu berhubungan dengan Kiritonya

"Kau harus tanggung akibatnya Kirito, padahal aku sudah berusaha untuk menahannya"

"E-Eugeo, hahaha ampuni aku, aku bercandaa hmmph"

Bibir Eugeo kembali menyentuh bibir Kirito dengan lembut dan cukup lama sehingga dia bisa menghirup napasnya, merasakan kehangatan kulitnya, dan rasa bibirnya dengan perlahan, Kirito yang awalnya terkejut akhirnya memilih untuk mengikuti permainan tersebut

Ciuman mereka masih berlangsung, Awalnya ciuman itu hanya sebuah ciuman yang lembut namun lama kelamaan ciuman itu semakin dalam dan saling menuntut, Eugeo mulai menggigit bibir bawah Kirito pertanda dirinya meminta akses masuk lebih kedalam mulutnya

Kirito yang telah terbuai dengan ciuman tersebut hanya bisa menuruti apa yang sahabatnya inginkan, hal itu membuat surai pirang tersebut tersenyum lebih lebar dan menikmati apa yang ada didepannya itu, merasa partnernya kehabisan oksigen, dengan terpaksa Eugeo melepas tautan bibir mereka berdua menciptakan benang saliva yang masih terlihat menyatu

Kirito dengan nafas tergenggal kembali meraih tengkuk Eugeo, menariknya kembali pada ciuman mereka yang sempat terhenti, Eugeo yang semula terkejut pun akhirnya mencium balik sahabatnya tersebut, Tidak menyia-nyiakan kesempatan, kedua tangan Eugeo mulai membuka satu per satu kancing kemeja Kirito dan mulai menjamah seluruh tubuhnya

Suhu di ruangan semakin lama semakin panas, bahkan Kegiatan yang mereka lakukan menjadi lebih bergairah dari sebelumnya, Eugeo melepaskan ciumannya pada bibir Kirito dan mulai menciumi seluruh tubuh Kirito meninggalkan beberapa tanda kepemilikan di bagian tubuh Kirito yang sekiranya tertutupi

"Hnghh Ahhh Eugeoo-hngh"

"Teruslah mendesah untukku Kirito"

Setelah meninggalkan tanda kepemilikan pada seluruh tubuh Kirito, Eugeo mulai menghisap tonjolan pink milik Kirito secara bergantian sementara sebelah tangannya menyelinap masuk kedalam celana Kirito dan memainkan miliknya menciptakan rasa nikmat pada Kirito yang mana membuat sang empunya mendesah lebih keras 

"C-cukuph berhenngh-tiih nghaahh lebihh~~"

"Kau menyukainya Kirito?"

"Hnggaahh Eugeoohh"

Waktu terus berjalan, sekarang keduanya sama - sama dibutakan oleh hasrat juga nafsu mereka, tak ada yang menginginkan kegiatan mereka ini berhenti, tetapi...

*dingdong ~~dingdong~~

Suara bel rumah yang berbunyi menghentikan kegiatan mereka, Eugeo yang sadar akan hal yang dia lakukan akhirnya menarik diri dari atas Kirito, dia hampir melakukannya dengan sahabatnya, sungguh dia tidak pernah berniat untuk melakukannya kepada sahabatnya, dia benar - benar menjaga apa yang sahabatnya itu miliki setidaknya sampai dia sudah menikahinya

"Aku yang akan membukanya" Eugeo pun dengan segera berdiri dan berjalan menjauhi Kirito namun dirinya terhenti karena Kirito menarik dan mencium dirinya tepat pada bibirnya

"Kirito..."

"A-aku menyukainya kau tidak perlu merasa bersalah"

Eugeo yang melihat pemandangan menggiurkan didepannya akhirnya kembali memeluk pinggang Kirito dan mengecup keningnya, bagaimana tidak? Wajah yang memerah, rambut yang sedikit berantakan lalu badan atasnya yang tidak ditutupi kain menampakan beberapa tanda kepemilikian darinya.... Eugeo tidak bisa menahannya

"Kau benar - benar tidak belajar dari kejadian sebelumnya Kirito"

Kirito yang mendengarnya hanya tersenyum sambil memperpendek jarak diantara mereka, keduanya semakin mendekat hidung mereka mulai bersentuhan dan-

*dingdong~dingdong~dingdong

Suara bel kembali menusuk pendengaran mereka dengan brutalnya, pada akhirnya mereka membatalkan rencana mengabaikan suara bel tersebut,  Kirito bersumpah siapapun yang memencet bel seperti itu orang tersebut tidak akan tenang hidupnya... benar  - benar pengganggu

"BERHENTILAH MEMENCET BEL, AKU MENDENGARNYA"

Eugeo yang melihatnya hanya bisa tertawa kecil dan segera melangkahkan kakinya kembali

"Pakailah pakaianmu Kirito"

"Yaa yaa aku mengerti Eugeo"

***


Nah loh siapa yang datenggg 😗😗 Bukan author loh yaa bukann 

Our Promise [YujiKiri]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang