Bagas pun terdiam, dia terlihat kaku dengan apa yang di lakukannya. Seolah itu di gerakan tanpa sadar. Bagas menjauhkan wajahnya lalu meraih sepotong martabak dan memakannya.
Seperti tidak terjadi apapun.
Zoela menelan ludah, wajahnya jelas sudah tidak aneh dan tak perlu di jelaskan lagi. Merah padam.
Zoela tiba-tiba merasa kenyang dan rasanya terlalu canggung untuk kembali makan di tambah masih jelas terasa bagaimana sentuhan bibir Bagas di bibirnya.
"Sorry." ucap Bagas datar dengan menatap Zoela sambil mengunyah.
Zoela mengerjap salah tingkah. "Ga papa." balasnya cepat dan singkat.
Bagas menghela nafas, padahal sudah tidak ada kecanggungan di antara mereka tapi karena ulahnya yang spontan malah menciptakan lagi kecanggungan.
"Makan." Bagas mengangsurkan martabak bekas gigitannya ke bibir Zoela, seolah memaksa untuk memakannya.
Zoela terpaksa menggigitnya sedikit, dengan sesekali melirik Bagas yang kini lahap juga makannya dengan sesekali memberikannya suapan.
"Udah.. Kamu aja yang makan, aku kenyang." kali ini Zoela menolak karena benar-benar kenyang.
Bagas tidak lagi memberikan suapan, dia pun tidak memaksa. Zoela hampir menghabiskan 5 potong jelas saja kekenyangan.
***
Bagas lebih dulu terjaga, sudah biasa bangun pagi karena dia harus sekolah. Tapi, tunggu! Hari ini tanggal merahkan?
Bagas meraih ponsel lalu membuka kalender di ponselnya.
Benar, tanggal merah.
Bagas menyimpan ponselnya ke nakas lalu melanjutkan tidur. Tubuhnya merapat pada Zoela yang menghadap ke arahnya.
Semenjak ada Zoela rasa dingin di pagi hari jadi terasa hangat. Bagas tidak melewatkan kesempatan untuk menikmati kehangatan yang nyaman.
"Papa titip, Zoela. Papa mau kamu jaga dia dan sayangi dia."
Bagas tidak akan melawan jika pun harus ada rasa yang tumbuh untuk Zoela. Dia sudah berjanji di hadapan Tuhan dan papanya Zoela.
Bagas menatap wajah damai itu, membelai rambut dan telinga Zoela yang terdapat bekas jahitan yang sudah kembali membentuk daging.
Belaiannya beralih ke kepala Zoela yang sungguh kuat, bisa kembali sadar walau kini lambung Zoela tidak boleh sembarangan di isi.
Kakinya yang sempat retak memang sudah mulai pulih tapi tetap tidak bisa sepenuhnya kembali normal.
Kecelakaan yang menimpa Zoela memang sungguh luar biasa menyeramkan.
Bagas menyentuh bekas jahitan di lengan Zoela, mereka sudah mulai sembuh. Sudah lama koma jelas saja.
Bagas juga tahu, perut dan paha dalam Zoela ada yang di jahit juga.
Tuhan masih ingin Zoela sembuh.
Bagas pikir Zoela tidak akan sembuh bahkan meninggal di tempat karena darah terlalu banyak di tubuhnya saat itu.
"Eung.." Zoela menggeliat pelan, hanya menggerakan lengan dan kepalanya yang tengah di usap.
Bagas mengecup kening Zoela lalu memutuskan untuk turun saja. Tidur lagi pun tidak akan bisa. Dia hanya akan mengganggu Zoela.
***
"Bagas.." panggil Zoela.
Bagas hanya melirik acuh, dia kembali memperhatikan game di layar televisi yang tengah di mainkan Razib.
"Bini lo, Gas." Razib marah melihat keacuhan Bagas.
Razib maunya Bagas gesit membantu Zoela yang berjalan memakai kruk itu. Kalau saja Razib kuat, dia pasti menggendong Zoela saking kasihan dan jengkel karena geraknya lama.
"Tahu." balas Bagas tanpa menoleh, masih fokus pada game. "Belok, dikit." titahnya pada Razib.
Razib hanya berdecak dengan mengikuti perintah Bagas yang pasti membantunya mengalahkan Indra.
Azka membantu Zoela dengan merapihkan kruknya di lengan sopa.
"Makasih." ucap Zoela setelah duduk.
"Hm, ga usah sungkan." Azka pun kembali ke samping Indra setelah mendelik pada Bagas yang menatap Azka galak.
Gue rebut baru nyesel!
Bagas membiarkan Razib main sendiri, membiarkan Azka yang kembali heboh memperalat Indra agar mengikuti perintahnya.
"Apa?" Bagas duduk di samping Zoela.
"Ini kok bengkak ya.." tunjuk Zoela pada kaki kirinya.
Bagas mengubah duduknya jadi berjongkok menghadap Zoela, memperiksa memar itu. Cukup parah.
"Waktu berendam atau mandi perasaan ga banyak gerak.. Eum.. Kamu pasti tahu." cicit Zoela di akhir.
Bagas tetap diam, mengusap memar itu lalu kembali duduk di samping Zoela.
"Nanti panggil dokter." lalu menatap Zoela. "Mau makan apa?" tanyanya.
Zoela menggeleng. "Belum mau, tadi udah sarapan salad." jawabnya.
Bagas pun kembali diam, menatap lagi pada layar televisi. Game pun di menangkan oleh Indra. Azka begitu heboh saat ini.
Bagas menggenggam tangan Zoela yang ada di pangkuan. "Mau renang? Sore nanti?" tawarnya.
Zoela mengerjap. "Belum sembuh, gimana bisa renang." jawabnya.
Bagas tidak menjawab, dia akan membawa Zoela ke kolam di belakang. Dia akan melatihnya dalam air sekaligus modus.
Bagas ingin liburan tapi tak bisa, maka dia akan berenang saja..
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagas & Zoela - Pernikahan Dini (TAMAT)
RomanceDilarang keras menjiplak! Zoela terbangun dari koma. Saat pertama kali membuka mata, teman dan keluarga tidak ada. Hanya ada Bagas dan Zara di sampingnya. Hingga sebuah fakta yang mengejutkan menyapa. Tentang Bagas yang ternyata sudah menjadi suami...