Bagas sudah siap dengan celana renang tanpa atasan, mengabaikan ototnya yang masih samar terbentuk. Rambut Bagas sugar dengan begitu kerennya tanpa dia sengaja.
"Renang, bro?" Razib nongol di pintu jendela yang menghubungkan ruang game dengan kolam renang.
Bagas hanya bergumam tanpa menghentikan langkah untuk memastikan air kolam bersih untuk Zoela dan dirinya pakai.
"Sama, Zoela?" Razib masih diam di tempatnya dengan mengamati tingkah Bagas yang beberapa kali menyentuh air dan mengamati kolam.
Bagas menoleh. "Lo main game aja." galaknya dengan sebal.
"Ck! Mentang-mentang pasutri." dumel Razib penuh keirian lalu dia menarik diri untuk tidak nongol di sana dan bertanya lagi.
Azka mendongak. "Lo diem bisakan nyet! Ini gue ga bisa lawan Indra!" amuknya hampir membanting stik game itu kalau saja dia tidak ingat harganya.
Merinding dia mengingat harganya. Bagas Sultan, sedangkan dia hanya manusia biasa yang harus berjuang untuk dapat cuan.
Razib memukul manja belakang kepala Azka. "Minggir lo!" balasnya galak.
Azka mendengus sambil membalas pukulan Razib.
Bagas muncul di pintu jendela mewah itu. "Jangan ngintip! Zoela pake baju mini." peringat Bagas galak lalu berlalu.
Razib mendengus. "Bilang aja mau uhu-uhu di dalem air." dumelnya. "Akh!" pekik Razib saat kena pukulan stik oleh Indra.
***
"Serius? Ini di aku dalemnya sedada lo, kaki aku belum pulih." bawel Zoela yang kini berada di gendongan Bagas.
Bagas mendudukan Zoela di pinggiran kolam, membiarkan kedua kakinya tenggelam. Bagas pun turun tanpa aba-aba, sehingga cipratan tercipta hingga mengenai wajah Zoela.
Zoela mengusap wajahnya, rasanya begitu segar karena sudah lama dia tidak merasakan air dalam kolam menyentuh tubuhnya.
Baru sedikit Zoela membuka mata, Bagas sudah muncul di antara kaki Zoela. Mengusap wajahnya sendiri lalu mengusap jemari kaki Zoela yang berada di dalam air.
Zoela terkesiap sesaat.
"Turun?"
Zoela menggeleng. "Nanti dulu, itu di kamu tingginya sedada lho.. Aku bisa tenggelem." ngerinya dengan wajah mengernyit.
Bagas tetap mendekat, merengkuh pinggang Zoela.
Zoela dengan sigap menyentuh setiap sisi bahu Bagas, menahannya. "Engga, bentar ihh!" dia takut walau percaya Bagas tidak akan membunuhnya dengan cara menenggelamkannya.
Bagas pun diam, menatap kecemasan di wajah Zoela yang terlihat lucu.
"Yuk! Turun." Zoela pun memutuskan untuk berani.
Bagas mengangkat pinggul Zoela dan mulai membawanya turun tanpa melepaskan tentu saja.
"Woa.. Woa.. Bentar-bentar.." panik Zoela sambil mengeratkan lilitan kedua tangannya di leher.
Bagas masih diam, memeluk pinggang Zoela yang merapat padanya.
"Rasanya udah lama ga renang." Zoela tersenyum tepat di hadapan wajah Bagas yang begitu dekat.
"Hm." gumam Bagas sebagai balasan.
Zoela menatap wajah Bagas yang basah, rambutnya tak kalah basah.
"Latihannya di mulai dari apa? Mulai aja." pinta Zoela.
Bagas melepaskan rengkuhan, meraih lengan Zoela yang kini sesekali tenggelam itu.
"Kaki aku ga kuh-waht." Zoela terengah, bahkan tanpa sengaja meneguk air saat dia tenggelam sekilas.
"Gerakin." Bagas pun meraih ketiak Zoela, memegangnya di sana.
Zoela agak kewalahan, takut dan juga kaku. Dia ingin berenang namun geraknya terbatas walau sesekali bisa bergerak.
"Woa.. Berat tapi asyik." riang Zoela dengan sesekali mengeluarkan air yang masuk ke mulutnya.
Bagas menundukan tatapan pada dagu Zoela, air yang Zoela keluarkan jelas tercampur dengan air liurnya. Terlihat jelas di dagunya.
Zoela mulai berusaha menggerakan kakinya, terasa berat berkali-kali lipat susahnya namun ini lebih nyaman dan menghibur. Biasanya membosankan.
Bolak-balik, Bagas begitu setia melatih Zoela dan Zoela pun menikmatinya.
Bagas mengusap wajah Zoela, membantunya yang sempat tenggelam karena Bagas lepaskan itu.
Zoela terengah, begitu tega Bagas melepaskannya yang lemah. Keduanya saling pandang.
"Gas!"
Bagas tersentak, refleks memeluk Zoela yang hanya memakai pakaian renang bertali tipis itu. Menoleh galak pada Razib.
"Kita mau cabut, ga usah galak! Gue colok mata lo." balas Razib.
"Kalau mau cabut ya cabut aja!" galak Bagas.
"Dihh! Mau keluar ya lo, sampe gue ganggu marah! Sana ngen—mpphh!"
Azka membungkam mulut Razib lalu menyeretnya keluar.
Indra berdehem. "Lanjut, kita cabut." dia pun membawa langkah menyusul Azka dan Razib yang kini cek-cok lucu.
Zoela membenamkan wajahnya di bahu Bagas, malu sekali.
Bagas menghela nafas, sudah tidak benar. Bagas harus menyudahi latihan yang menguntungkannya dan penuh modus ini.
Bagas mengecup bahu Zoela, mengabaikan ketegangan Zoela dia pun membawa langkah mendekati tepian kolam.
Zoela terkesiap saat Bagas menggendong dan mendudukannya ditepian. Di kecup jemari Zoela yang ada di pangkuan sekilas.
Bagas pun melanjutkan renangnya tanpa kata, begitu pandai dan meliuk-liuk keren. Zoela sampai terpesona.
Bagas menyembulkan kepalanya bagai paus, mengusap wajah lalu menatap Zoela. Bagas mengedipkan sebelah matanya lalu kembali menyelam dan berenang gaya bebas.
Zoela yang syok dan terkesiap mulai mengerjap. "Bagas bisa genit?" gumamnya tak percaya.
Tak lama Bagas mendekat, mengajak Zoela berpelukan sambil mengajarinya untuk menggerakan kaki lebih intens.
Zoela pun serius walau Bagas kurang karena kini posisinya Zoela memunggungi Bagas, maka Bagas asyik mengendus rambut maupun bahu Zoela yang mengkilap bekas jejak air.
***
Bagas naik ke tepian, nafasnya terengah dengan tubuh seluruhnya basah. Rambutnya sampai meneteskan air banyak.
"Mau mandi ya?" Zoela pasrah saat Bagas menggendongnya menuju kamar.
Bagas membawa Zoela terus ke kamar mandi, meletakannya di sana.
Bagas mengusap rambut basah Zoela, mencubit samar pipi lalu Bagas mengecup kening Zoela dan bibirnya sekilas.
"Besok modu—renang lagi." hampir saja Bagas mengucapkan modus.
Ternyata modus sama istri itu menyenangkan pikir Bagas.
Fullnya ada di karyakarsa File/Pdf karena versi novel dari pihak penerbitnya belum bisa dihubungi, ada yang mau beli jadi bingung dan nunggu lama udah hampir 2 bulan.. Jadi bagi yang ga mau nunggu, bisa cek karyakarsa ya:) makasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagas & Zoela - Pernikahan Dini (TAMAT)
RomansaDilarang keras menjiplak! Zoela terbangun dari koma. Saat pertama kali membuka mata, teman dan keluarga tidak ada. Hanya ada Bagas dan Zara di sampingnya. Hingga sebuah fakta yang mengejutkan menyapa. Tentang Bagas yang ternyata sudah menjadi suami...