Dinasti Gwangya, 1530.
Siang harinya, seluruh kediaman mendapatkan pengumuman dari raja Agung Gwangya.
Melalui pengawal mereka, sebuah kertas panjang tampak mereka pegang dan dengan lantang mengucapkannya.
"Seluruh rakyat yang kucintai, saya selaku raja ketiga Gwangya, Park Sooham, menyampaikan kepada kalian semua. Bahwa, dua hari yang akan datang, saya membuka sebuah kelas belajar yang bisa diikuti oleh para pemuda serta pemudi, saya membuka kelas belajar bersama ini, agar seluruh remaja dapat merasakan kesetaraan dalam berteman dan tidak mengungkit hirarki, saya Park Sooham dengan ini menunggu kalian para remaja Gwangya datang ke kediaman keluarga Park, mengikuti kelas yang saya buka tanpa dipungut biaya apapun. Salam cinta dari saya, Raja ketiga Gwangya, Park Sooham."
*****
(Kediaman Heo)
Hyunjoon mendengarkan setiap ucapan Pengawal Im didepan sana, ia dapat merasakan jantungnya berdegup kencang saat mendengar jika ia ternyata berada pada Dinasti Gwangya, dekade ketiga, artinya ia berada pada era dinasti yang paling mengerikan sepanjang sejarah.
Mereka semua dikumpulkan di halaman kediaman Heo, dimana mereka selalu latihan memanah, dan berpedang.
Hyunjoon bingung, mengapa era kerajaan tidak mengajarkan cara bertarung dengan tangan kosong? Padahal banyak cara bertarung dengan tangan kosong.
Saat ia masih melamun dengan degupan jantung yang berusaha stabil, ia merasakan seseorang menyenggolnya. Ia menoleh, ternyata adik tirinya dari selir ke-10, yang kemarin ia ajari berpedang. Ia belum sempat bertanya-tanya kemarin, Pengawal Im yang mengawasinya lebih dulu memberikan petuah kepada mereka agar segera kembali kedalam kamar.
"Artinya kita akan digiring menuju kediaman raja Park." ujar adiknya itu dengan suara pelan.
'Kediaman Park, aaa Akhirnya.'
Perasaan Hyunjoon terpacu kembali, akhirnya ia akan bertemu dengan keempat temannya yang berbeda kediaman dengannya.
"Kuharap kalian tidak mengecewakanku, terutama untuk tuan muda utama Heo, ayahanda mengandalkanmu." ujar tuan Heo menatap lekat Hyunjoon yang tampak tenang disituasi apapun.
Hyunjoon segera membungkuk, "saya tidak akan mengecewakan anda, Ayahanda." ujarnya lantang.
Memang jelas tidak ada kegagalan dalam kamus Hyunjoon, walaupun ia masih berusaha beradaptasi dengan semua hal baru menyangkut kerajaan, tapi satu yang selalu ia ingat, ia masihlah Hunter.
Ia sangat bersyukur bergabung dalam organisasi Hunter, apalagi dalam situasi mendesak seperti yang ia alami sekarang, sangat membantu.
Sungguh diluar nalar pikiran para manusia, karena ya bayangkan saja, ia memasuki kerajaan yang sudah ratusan tahun punah dan hanya menjadi peninggalan sejarah. Namun, sekarang ia terjebak dalam kerajaan ini tanpa tau tujuan ia datang kesini.
Setelah pengumuman itu, seluruh anak tuan Heo atau bisa dikatakan seluruh saudara tiri Hyunjoon dengan ibu berbeda, kini digiring menuju ruangan rapat dipandu oleh Pengawal Im.
Sesampainya disana, Hyunjoon dengan asal memilih kursi tanpa tau jika ada urutan disetiap kursi yang ia duduki.
"Saudara Heo Hyunjoon? Sepertinya kau salah mengambil tempat, itu tempatku, dan tempatmu ada di kursi tunggal didepan sana." ujar pria yang sepertinya seumurannya? Kalau tidak salah ingat, pria ini saudaranya dari selir pertama.
Walau Hyunjoon tidak tau menahu, ia masih tenang dan dengan santainya berucap, "aku sedang bosan disana, kau gantikanlah aku, saudara Heo Sanha." ujarnya, ia dapat melihat bagaimana ekspresi bahagia anak dari selir pertama itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hunter [00L]
Fantasy[Mistery] [Fantasi] [00L] Ketika lima pelajar sekaligus Hunter Elite dari dunia modern terjebak dalam era dinasti Gwangya. Cast utama : • Lee Jeno • Bae Jinyoung • Choi Soobin • Heo Hyunjoon • Hwang Yeji Other Cast : • All Idol 00L ________________...