Hunter [00L]

01

Dinasti Gwangya, 1530.

(Kediaman Hwang)

Yeji yang baru saja terbangun, kini tengah mengulet diatas tempat tidurnya, hingga ia merasakan sesuatu yang terasa berbeda, dengan cepat ia terbangun, lalu matanya menelisik ruangan yang ia tempati.

"Ini dimana." gumamnya dengan kaki menuruni ranjang yang menurutnya sangat mewah namun terkesan kuno.

Saat ia akan melangkahkan kakinya, beberapa wanita dengan pakaian terusan dan menurutnya begitu merepotkan jika ia yang memakainya.

Saat para wanita itu sampai didepannya, ia hampir terlonjak kaget karena mereka semua langsung bersimpuh dihadapannya.

Ia melotot tidak nyaman melihat itu, tapi karena ia tidak tau harus melakukan apa, ia membiarkannya, ia akan menjadi pengamat sebagaimana ia dalam kelompok Hunternya.

"Nona muda Hwang, anda diminta menghadap pada Tuan Hwang." ujar salah satu diantara mereka.

Yeji mengernyit, lidahnya terasa keluh mendengar bagaimana formalnya pengucapan kosa-kata Korea yang baru saja ia dengar sekarang.

'Apa gue terdampar kemasa lalu ya? Atau ini cuma prank? Ya tuhan, kepala gue tiba-tiba sakit.'

Para pelayan yang mendapati Nona mudanya yang hanya terdiam segera beranjak untuk mempersiapkannya.

Yeji yang tadi melamun, kini tersadar saat dua diantara perempuan tadi mendekatinya.

"Kalian mau apa?" tanya Yeji bingung.

Pertanyaanya itu, membuat para pelayan menatapnya bingung.

"Mempersiapkan anda untuk segera menghadap Tuan Hwang." ujar salah satu diantara mereka seraya membuka tali bajunya yang terlilit dipinggangnya.

Oh? Yeji baru menyadarinya!

Dan, kemana seragam sekolah yang ia kenakan tadi!

"Bi-bisa gak gue mandi sendiri?" tanya Yeji merasa gugup, sumpah demi apapun! Apakah begini semua para bangsawan di era ini? Dibukakan bajunya, dimandikan dan dipakaikan baju lagi?

Oh god! Yeji tidak terbiasa!

"Mohon maaf Nona Muda Hwang. Tapi, selama ini, kami yang selalu melayani anda, tidak mungkin kami lalai dalam tugas kami. Mohon stas pengertian anda Nona Muda Hwang."

Yeji terdiam mendengar tuturan kata penuh ketakutan itu, sepertinya ada yang tidak beres dengan keluarga ini.

"Baiklah. Gue ijinin."

Yeji tidak memakai bahasa formal, ia tetap memakai bahasa modern, entah para pelayan ini sadar atau tidak, tapi daritadi mereka tidak protes dengan cara bicaranya.

'Mencurigakan banget.'

Saat Yeji dimandikan, ia tersadar akan sesuatu.

'Apa yang lainnya ada disini?'

*****

(Kediaman Bae)

Jinyoung benar-benar uring-uringan saat terbangun disebuah rumah kuno dengan pakaian yang terbilang rumit untuk digunakan.

Ia hanya pernah melihat pakaian ini dipeninggalan sejarah Korea Selatan dan juga di drama kolosal yang ia tonton.

Dan sekarang, ia memakainya!

Dan kenapa ia dipanggil Tuan Muda Bae!

Dan kemana keempat temannya!

Jinyoung berjalan mondar mandir disalam kamarnya, salah satu pengawal yang kata pria itu adalah pengawal setianya sejak ia masih berusia enam tahun, oh god! Ia tidak tau siapapun kecuali wajah pengawal ini yang mirip dengan teman asramanya Hwang Yunseong.