04

43 10 0
                                    

Dinasti Gwangya, 1530.

Uji tes kemampuan berjalan dengan lancar, semua merasa lega setelah berakhirnya uji tes kemampuan otak itu.

Selagi jawaban mereka diperiksa, mereka semua digiring menuju aula besar yang disulap menjadi tempat makan untuk semua remaja disana.

Keempat pria yang akhirnya bertemu, memilih duduk bersama, mereka ingin memanggil Yeji bergabung namun peraturan yang ketat antar kediaman membuat mereka harus terpisah dengan satu anggota mereka.

"Ck! Padahal Yeji  nungguin penjelasan gue." Ujar Soobin seraya memakan nasi serta lauk dihadapannya.

"Penjelasan apa?" tanya Hyunjoon penasaran.

"Sejarah Gwangya."

"Ooo... Ah, iya juga. Hanya lo bertiga yang tau banyak tentang sejarah Gwangya." ujar Hyunjoon.

Benar adanya, karena hanya Jinyoung, Jeno serta Soobin yang membaca sejarah Gwangya. Ia dan Yeji tidak begitu tertarik dengan sejarah.

Menurutnya membosankan, tapi sekarang ia menyesal tidak membaca sejarahnya.

"Nanti gue jelasin." ucap Jinyoung.

"Oke."

Perbincangan mereka berhenti sejenak untuk menikmati makan siang didepan mereka.

Sepuluh menit berlalu, mereka masih ada beberapa menit untuk istirahat.

"Kelas kedua ini kemampun fisik kan?" Tanya Jinyoung sesekali meminum tehnya.

Ketiganya mengangguk, "cuman di kelas ini kita punya kesempatan buat ngejelasin ke Yeji, semoga aja kita bisa ketemu sama dia." ujar Jeno harap-harap cemas.

"Kelas ini yang paling gue tunggu-tunggu." ujar Hyunjoon tersenyum cerah hingga matanya menyipit.

"Ya. Karena uji kemampuan fisik adalah keahlian lo, gue masih inget banget pas kita baru pertama kali uji coba fisik, pas itu kita masih kelas dua, nama lo ada diurutan pertama dalam uji fisik tangan kosong sama duel, dan lo buat gue babak belur, anjir." jelas Jinyoung mengingat masa lalunya yang dimana saat itu pula pertama kali mereka bertemu dan untuk pertama kalinya ia babak belur.

Ketiga lainnya hanya bisa cekikikan menahan tawa, jika mengingatnya kembali, itu akan menjadi kenangan yang penuh canda tawa.

"Semua pemuda-pemudi diharapkan ke halaman sekarang!" teriak pengawal dari arah pintu keluar.

"Finally. Gue penasaran banget sama kemampuan mereka semua." ujar Hyunjoon sudah sangat tidak sabar.

Setelah menempuh setiap tapak jalanan, mereka akhirnya sampai disebuah halaman besar milik kediaman Park.

'Ini kayak lapangan sepak bola.'

Jinyoung melihat setiap sudut lapangan ini, dan mengangguk paham, ia kemudian menghampiri ketiga temannya yang tampak berdiskusi.

"Lapangan ini seukuran lapangan sepak bola internasional, gue perkirain sih jarak panahan dari sini sekitar 500 meter. Jarak yang terlalu pendek menurut gue." jelas Jinyoung.

Jangan salah, Jinyoung memang Hacker namun karena di era ini teknologi belum ada, sekarang ia hanya bisa memakai kemampuan memprediksinya.

Ketiganya yang tadi berdiskusi, kini mendengar ucapan Jinyoung dengan seksama.

"Arah angin siang ini juga mendukung." tambah Soobin.

"Perhatian semua anak muda-mudi!"

Suara pengawal dibelakang mereka, membuat semuanya berbalik, menatap pengawal itu, menunggu hingga si pengawal melanjutkan ucapannya.

Hunter [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang