03

48 12 0
                                    

Dinasti Gwangya, 1530.

Hari yang ditunggu-tunggu semua rakyat Gwangya.

Benar. Hari dimana anak-anak mereka bisa dengan gratis belajar dikerajaan Park.

Semua anak remaja sudah berada dipenginapan, jelas dipisahkan antara pria dan perempuan.

Para remaja dari kalangan biasa kini tanpa sungkan berbaur dengan para anak raja serta bangsawan tanpa perlu khawatir adanya perbedaan mencolok.

Pakaian para remaja yang dipakai pun menjadi satu kesatuan. Semua sama. Bahkan para perempuan melepaskan Hanbeok mereka dan kini memakai pakaian layaknya pengawal yang memakai celana.

Yeji yang paling merasa bahagia diantara perempuan lainnya yang ada disana.

'Nah! Ini baru pakaian gue!'

"Pakaian apa ini! Celana ini sungguh membuatku tidak nyaman." gerutu beberapa perempuan.

Seluruh remaja perempuan disatukan dalam satu ruangan, ranjang yang mereka tempati juga sama, tanpa adanya perlakuan khusus.

"Hanya satu bulan. Kau harus bertahan anak manja." ujar salah satu orang lainnya yang sangat begitu santai.

"Diamlah anak rakyat jelata." bentak salah satu anak bangsawan.

Perempuan yang dikatai berdiri dengan angkuhnya, menatap remeh anak bangsawan didepannya.

"Sepertinya kau lupa wahai anak bangsawan. Disini tidak ada perbedaan kasta." ujar berani si perempuan itu.

Yeji diam-diam kagum pada perempuan itu, wajahnya familiar, ia ingat wajah si perempuan ini mirip adik kelasnya di JYP High School.

'Shin Ryujin. Lo sama aja yah. Si tomboy yang gak takut siapapun.'

Yeji melangkah mendekat, "Yuna, jangan menimbulkan masalah." ujarnya memberi titahan pada Yuna.

"Diamlah anak lemah."

Yeji menghembuskan nafas lelah, kenapa mulut adik tirinya ini sangat sarkas? Apa karena ayah Hwang?

"Sangat mencerminkan ayahnya." sindir Ryujin.

Membuat beberapa anak Hwang disana menatap Ryujin sinis.

"Apa aku salah?" tanyanya dengan smirknya.

Yeji menggeleng takjub, hampir saja ia memberi Ryujin tepuk tangan.

'Hmmm... Gue harus rekrut dia jadi Hunter.'

"Jaga ucapanmu rakyat jelata, kau bisa dituntun atas ucapanmu barusan. Minta maaflah kepada nona muda Hwang Yuna." bela salah satu perempuan, yang Yeji tau adik tirinya dari selir ayahnya yang lain.

'Ew, penjilat kayak emmaknya.'

Sekedar info, Yeji dua hari kemarin, meluangkan waktunya untuk mencari tau setiap latar belakang selir ayahnya, dan juga setiap anak-anaknya. Ia juga mempelajari silsilah keluarga Hwang dan keluarga lainnya.

Ia yang memang memiliki Ddaya ingatnya yang begitu kuat, kini ia bisa mengenali seluruh perempuan yang bersamanya, tentu juga para pria yang ada di penginapan sebelah.

"Untuk apa aku meminta maaf jika semua yang kukatakan adalah fakta wahai nona muda Hwang Yuri sang penjilat?" 

Yeji sekarang menatap Ryujin curiga, mengapa perempuan ini tau segalanya?

Belum sempat ia melerai, aksi jambakan antara Yuri dan Ryujin tak dapat dihindari, beberapa perempuan terpekik kaget dan lainnya menyemangati.

Yeji yang tidak ingin terkena masalah dengan sekali hentakan menjauhkan mereka.

Hunter [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang