8. In sick, in health

33 3 0
                                    

Akhirnya, aku bisa update setelah aku telantarin cerita ini sebulan lebih. Sekali lagi ini cuman fiksi jangan dibawa sampai rl idol ya~


Seo Kyung masih tidur dalam keadaan selimut berantakan, tidak teratur. Sedangkan Jeno sudah sibuk menyiapkan sarapan-pancake. Jeno tahu Seo Kyung kelelahan akibat aktivitas mereka semalam, tapi dia tidak bisa bohong juga jika dia menganggumi tubuhnya. Seo Kyung bangun karena sinar matahri yang menerobos masuk ke kamarnya, dia merasakan pangkal pahanya ngilu dan perih.

"Perlu bantuan, Mrs Lee?" Suara Jeno. Dia tengah bersandar di pintu dengan menyilangkan tangannya

Wajah Seo Kyung memerah.

Sejak kapan dia di situ? Apa dia melihatku tidur dari tadi?

"Tidak perlu. Terima kasih." Kata Seo Kyung beranjak berdiri namun dia kembali duduk karena dia tidak bisa menahan dengan rasa ngilunya.

"Lain kali terima bantuan saya. Tapi sebaiknya, kamu berkaca dulu." Jeno menggendong Seo Kyung dan menurunkannya di depan kaca wastafel. Dia membuka sebelah bajunya, ada karyanya di sana.

"I hurt you." Katanya sambil memegang karya di pundaknya itu. Matanya berkaca-kaca.

Seo Kyung menggeleng. "I can't say how sorry I am." Tidak ini bukan salah Jeno. Ini wajar. Jeno menatapnya melalui kaca.

"No. This is normal, Jen."

"Maaf semalam saya kasar." Seo Kyung bisa melihat wajah Jeno yang menyesal.

Seo Kyung bingung dengan Jeno. Kemarin dia semangat menyentuhnya tapi sekarang kenapa dia begini?

"Jeno, it's ok."

"Segera mandi. Seo Kyung, lain kali beritahu saya jika saya kelewat kasar." Jeno membenarkan baju Seo Kyung dan keluar dari kamar mandi.

***

"Seo Kyung, mau ikut ke kantor dengan saya? Kantor saya maksudnya." Tawaran Jeno boleh juga. Daripada dia di rumah sendirian—bosan.

Seo Kyung mengangguk, "Mau. Tapi kau lembur tidak?"

"Saya tidak lembur hari ini. Tolong pakai pakaian yang menutupi leher, kalau tidak hasil karya saya akan terekspos nanti."

Damn. Kenapa Jeno harus bicara di meja makan sih? Kan dia bisa bilang di kamar nanti. Maki Seo Kyung dalam hati.

"Iya."

"Ibu dan ayah belum menelpon kah? Kalau belum kita bisa menelponnya nanti. Di kantor."

"Belum. Nanti ku telpon."

Pintu ruang tengah tiba-tiba terbuka lebar, seorang pria muda memakai jas hitam, rambut coklat gelap yang tertata rapi dengan dasinya. Yang sontak membuat pasangan suami istri itu menoleh ke arah pintu tersebut.

"Aku mencium bau seks disini."

"Lee Haechan! Bisakah kau mengetuk pintu terlebih dulu." Sahut Jeno yang terkejut ketika Haechan datang.

"Aku sudah mengetuk—oh whoa! Inikah istrimu Jen? Cantik. Menarik. Boleh berbagi denganku?"

"Jaga bicaramu. Aku suaminya di sini, brengsek." Wah ini pertama kali Seo Kyung mendengar Jeno mengumpat di depannya.

"Iya iya, aku paham kok. Omong-omong siapa namamu, nona cantik?" Haechan mengulurkan tangannya berniat untuk bersalaman dengannya lalu mengedipkan mata kanannya.

What If We Break? | LEE JENO [HANG ON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang