“Pura-pura bodoh? Kau sekarang memilihnya, jadi jauhi aku!”
Renjun melenggang kembali dan meninggalkan Ningning dan Yangkai yang masih terlihat bingung.
“Kalian sedang bertengkar?”
“Ahh, hanya masalah kecil. Akan mau menyelesaikanya dulu, permisi.”
Ningning pun langsung berlari kecil mengejar Renjun yang sudah hilang dari jarak pandangnya. Akhirnya dia menemukan Renjun sedang bermain basket di ruang olahraga. Renjun menghentikan permainan basketnya, saat mendengar ada suara langkah lain di ruangan itu.
“Renjun.”
“Mau apa kau kesini?"
“Kenapa kau membuat perjanjian sendiri?! Bahkan aku tidak menyetujuinya sama sekali!”
Renjun tidak mendengarkan ucap Ningning dan malah asik bermain dengan bola basketnya.
“Yak! Apa yang kau lakukan!”
Sentak Renjun saat Ningning membuang bola basket yang ada di tanganya.
“Aku sedang berbicara denganmu Renjun! Kenapa kau sibuk sendiri?!”
Renjun hanya diam dan melipat kedua tanganya di bawah dada. Menunggu kelanjutan pembicaraan Ningning.
“Aku mulai merasa ragu kalau kau benar mencintaiku.”
Ningning langsung melangkah pergi.
“Bukankah cemburu itu juga tanda sebuah cinta?” Ucap Renjun dengan nada yang pelan
Renjun berbicara tanpa membalikan badanya untuk melihat Ningning. Itu membuat Ningning menghentikan langkahnya dan menunggu kelanjutan ucapan Renjun.
"Kalau aku tidak mencintaimu, aku tidak akan seperti ini. Aku tau apa yang aku lakukan amat sangat kekanak-kanakan. Tapi asal kau tau, aku melakukan itu karena aku tidak mau kehilanganmu! Aku tidak mau kau lebih memperhatikan orang lain! Egois memang, tapi ini semua karena aku sangat mencintaimu.”
Hening untuk beberapa saat, sampai akhirnya terdengar isakan kecil. Renjun tentu saja langsung membalikan badanya dan menghampiri Ningning.
“Hey, jangan menangis. Mianhae.”
Renjun mengangkat wajah Ningning yang menekuk ke bawah untuk menutupi air matanya.
“Jongmal mianhae.” Ucap Renjun lagi sambil menghapus air mata Ningning.
“Mi..mian Hiks ....” Isak Ningning
“Bukan kau yang salah. Sudah ya jangan menangis lagi.” Ucap Renjun sambil mengelus punggung Ningning perlahan
Cukup lama mereka berada di ruang basket, terlebih karena Ningning sulit menghentikan tangisanya. Mereka juga mulai mencari jalan keluar untuk masalah mereka, agar tidak ada orang yang tersakiti lagi nantinya.
#
Tengah malam yang sangat sunyi di setiap ruangan pasien di rumah sakit, tentu saja karena mereka semua sedang pergi ke alam mimpi masing-masing. Tapi tidak untuk satu orang. Tangan yang selama ini terkulai lemah mulai bergerak, dalam masker oksigen pun mulai terlihat beberapa embun, dan juga mata yang selama ini terpejam rapat perlahan mulai bergerak. Setelah sekian lama tertidur orang itupun akhirnya terbangun.
Matanya mulai membiasakan diri dengan cahaya dari lampu yang terpasang, badanya terasa sangat sulit untuk di gerakan. Matanya menunjukan tatapan kebingungan, banyak pertanya di otaknya. Matanya mulai menerawang ke setiap penjuru ruangan, dan matanya langsung terfokus pada seseorang yang tengah tidur di sebelahnya. Terlihat tarikan manis dari bibir pucatnya. Karina membuka masker oksigen yang tengah di pakainya, karena dia sudah mulai merasa tidak nyaman. Salah satu tanganya mencoba untuk membelai wajah seseorang yang ada di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL OUR STORY [END] [REVISI]
Fanfiction○ Kenakalan remaja. ○ Kisah cinta. ○ Persahabatan. ○ Konflik keluarga. ○ Menggapai cita - cita. Mungkin 5 point singkat itu yang menggambarkan cerita ini. Beda orang, beda lagi kisah yang mereka alami dan hadapi. Menyenangkan ? Atau Menyedihkan ? S...