"Karina, kau pantas marah pada eomma dan appa. Ayo, marah pada eomma dan appa. Kau boleh memaki kami berdua, luapkan semuanya pada kami. Jangan menghukum eomma dan appa seperti ini. Ini benar - benar menyiksa kami lebih dari apapun. Bangun sayang, ayo keluarkan semua kemaranmu pada eomma dan appa."
Irene tidak lepas mengelus puncak kepala anak bungsunya. Mengenggam tanganya, memperhatika wajahnya dengan sendu.
"Kau sedang bermimpi apa ? Apa sangat indah ? Kau tidak mau menceritakannya pada appa dan eomma ? Appa janji, setelah kau bangun nanti, appa akan menuruti semua keinginanmu apapun itu." Ucap Sehun yang juga tak lepas menggenggam tangan anaknya yang masih terasa dingin itu.
"Appa eomma. Aku minta maaf, aku belum bisa menjadi kaka yang baik. Dia lepas dari pengawasanku, dia minum soju saat umurnya masih ilegal. Dan kadang dia sering berkelahi dengan anak sekolah lain."
"Tidak sayang, kau sudah berusaha sebaik mungkin. Semua kesalah berasal dari kami berdua. Kami yang harusnya minta maaf, karna menyusahkan mu dengan semua ini. Kami malah memberikan tanggung jawab kami padamu." Ucap Sehun
"Tidak appa. Aku paham dengan kondisi kalian." Ucap Giselle
Giselle menatap adikknya sendu, rasa bersalah tentu saja menggerogotinya saat ini. Bagaimana kalau saat adikknya bangun nanti, adikknya itu akan sangat membencinya.
"Yak ! Oh Karina ! Kau ini senang sekali membuatku jantungan ! Sekarang kau menjadi anak nakal hah ! Kau tidak dengar eomma memintamu bangun ! Palli ireona ! Kau mau semua anjing peliharaanmu aku buang, atau baju wushumu yang aku buang ? Kau tidak mau meminum sisa soju yang aku miliki ? Kajja kita minum bersama."
Giselle berkata seakan dia marah, dan mengomel pada Karina. Tapi nyatanya tidak, matanya tidak henti mengeluarkan cairan bening yang keluar dengan seenaknya.
"Kalau Giselle melakukan itu, akan eomma jewer telinganya. Masa iya dia mau membuang anjing peliharaan dan baju wushu mu. Ya kan appa ?"
"Benar, akan appa marahi eonni mu !"
Mereka bertiga tertawa, tapi tertawa hambar yang seakan di paksakan lebih tepatnya.
Setiap malam selalu terdengar nyanyian merdu yang keluar dari mulut Irene, setiap syair yang terdnegar, terlantun sangat tulus dari bibirnya. Tak tertinggal juga usapan usapan halus yang ia berikan pada anak bungsunya itu. Sampai akhirnya terlihat ada cairan bening yang keluar dari mata yang masih senan tiasa tertutup rapat.
"Jangan menangis sayang, maafkan eomma. Cepatlah sembuh, eomma merindukanmu."
Irene menghapus halus air mata yang keluar dari mata Karina dengan lembut.
"Kenapa sayang apa ada yang sakit hmm ?" Tambah Sehun Sambil memijat mijat tangan dan kaki Karina perlahan
***
Selama di rumah sakit mereka banyak merenungkan kesalah mereka. Dan mereka sudah bertekad untuk menebus semua kesalahnya itu. Belum terlambat bagi mereka berdua untuk melakukanya.
Beberapa kali anak kelas khusus, dan orang tua mereka mengunjungi Karina. Terkadang mereka datang dan bercerita pada Karina, tentang hal yang terjadi di sekolah, atau kejadian yang mereka alamai. Mereka tidak peduli apa Karina akan mendengar atau tidak, atau apakah Karina akan ingat atau tidak dengan cerita mereka saat dia bangun. Yang terpenting mereka tidak ingin terlihat menangisi Karina. Karna mereka tau kalau Karina paling tidak suka di perlakukan seperti itu.
Entah sudah berapa kali pula bunga di dalam vas di ganti oleh Irene, entah sudah berapa bingkisan buah yang harus di berikan ke pada pasien lain karna Karina tidak memakanya. Entah sudah berapa cairan infus juga yang masuk ke dalam tubunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL OUR STORY [END] [REVISI]
Fanfic○ Kenakalan remaja. ○ Kisah cinta. ○ Persahabatan. ○ Konflik keluarga. ○ Menggapai cita - cita. Mungkin 5 point singkat itu yang menggambarkan cerita ini. Beda orang, beda lagi kisah yang mereka alami dan hadapi. Menyenangkan ? Atau Menyedihkan ? S...