Sakura baru saja selesai membereskan seluruh barang barangnya. mereka baru saja pindah dari kota yang sangat ramai, ke pedesaan kecil lagi. Entah sudah yang keberapa kali mereka pindah, yang terpenting jauh dari ancaman, begitu menurutnya.
Hidup yang hanya diisi dirinya dan adiknya, ia tidak butuh hidup dengan harta yang mewah. bersama adiknya dengan keadaan sehat saja, ia sangat bersyukur.
Sakura menggerakan jari jarinya, bibirnya mengumamkan sebuah kalimat, tangannya sedikit semercikan cahaya, lalu setelahnya percikan seperti bubuk cahaya itu turun secara perlahan, pada tanah.
Kata orang orang tanah di sebelah rumahnya itu tidak pernah subur, ia hanya ingin sedikit memberi nya sihir. Supaya bisa ia dan adiknya Pakai untuk menanam tanaman di sana.
"Kakak!"
"Tae, ada apa?"
"Aku keterima di sekolah, dan katanya aku bisa mulai sekolah besok"
Sakura tersenyum lalu mengangkat sebelah tangannya yang bersih, mengusap usap rambut Taehyun. Sakura agak berjinjit karena tinggi adiknya tersebut melebihi nya sekarang.
"Syukurlah, nanti kakak bantuin beres beres kamarmu yah"
Taehyun menggeleng, dirinya lalu berjalan duduk di bangku yang tidak jauh dari keberadaan sakura. "Udah kok tadi, aku beresin"
Sakura kembali tersenyum, mengamati Taehyun yang sedang duduk bersila di bangku dengan memandang kearahnya. Lucu sekali, bahkan kini Sakura terkekeh melihat kebiasaan adiknya tersebut.
Taehyun menyengritkan keningnya, melihat sang kakak satu satunya terkekeh. Menurutnya tidak ada hal lucu disini, mengapa kakaknya tertawa?
"Lucu banget sih adekku" gumam Sakura
Sakura menghampiri Taehyun yang duduk di bangku, juga ikut mendudukan dirinya di samping Taehyun. Memandang lurus kedepan, melihat tanah yang ia beri sedikit sesuatu dari kemampuannya.
"Kakak yang lakuin?" Tanya Taehyun
Sakura menoleh, menatap Taehyun. Lalu ia mengangguk, tahu sekali adiknya ini. Bahkan kadang Taehyun bisa merasakan sedikit sihir Sakura bila ada di sekitarnya, katanya. Entah karena memiliki hubungan darah atau punya telepati yang kuat, Mereka selalu terhubung satu sama lain."Pantes, soalnya pijakan tanahnya beda, waktu kemarin aku kesini, tanahnya lebih keras."
Sakura terkekeh. Ah, ia hampir lupa akan memberitahukan pada Taehyun, bahwa mereka akan memulai menanam sesuatu besok, tentunya setelah Taehyun pulang sekolah.
"Besok kakak mau beli biji bijian, buat di tanem disini. Kata pemilik tanahnya bilang gak papa kalo kita pake"
"ya pasti gakpapa lah, tanahnya aja gak subur. Coba kalo subur pasti gak di bolehin" celetuk Taehyun
"Hush, gak boleh gitu. Harusnya kita bilang makasih."
"Iya, iya." Jawab Taehyun lugas, menatap pada rerumputan yang mulai segar satu persatu. Ah ya, ulah kakaknya, ia lupa.
Mata Taehyun menatap sesuatu yang ikut tumbuh di lahan tanah tersebut. Kakinya melangkah membawanya pada bunga dendalion yang tumbuh mekar di hadapannya.
Taehyun memandangnya sejenak, tangannya menyentuh tangkai bunga tersebut. Taehyun lalu memetiknya, kembali berlari ketempat Sakura dan ia duduk tadi.
Taehyun memberikannya pada Sakura, sementara sang kakak hanya menerimanya dengan senang hati.
"Dendalion? Cantik banget" gumam Sakura, sedikit menundukkan kepalanya memandang bunga yang Taehyun berikan padanya.
"Kayak kakak" sahut Taehyun
Sakura mendongak menatap Taehyun lantas tersenyum geli. "Iya dong"
Taehyun memutar bola matanya jengah, "rasanya nyesel aku puji kakak"
Tawa sakura meledak begitu saja membuat Taehyun semakin menyesal karena memuji sang kakak.
"Haha makasih adiknya kakak"
Taehyun ikut tersenyum mendengarnya, "kalo aja disini ada bunga sakura, aku petikin yang banyak buat kakak."
Sakura mengerjap kan matanya, tangannya masih memegang bunga dendalion yang Taehyun petikan tadi.
"Kalo emang mau kakak bisa tumbuhin sekarang?"
Taehyun menatap kaget pada kakaknya, lalu menggeleng. "Enggak, ah. ntar orang orang desa pada heran kenapa bunga sakura bisa tumbuh disini"
Sakura terkekeh, ia hanya ingin mengabulkan permintaan adik kecilnya, bahkan bila perlu ia akan membuat satu desa ini memiliki bunga sakura sepanjang jalan. Jika memang adiknya sangat menginginkan nya.
"Ya gakpapa, sesekali ada yang aneh gitu di desa."
Taehyun menggeleng masih meatap halaman luas di depannya, sedikit memperhatikan tumbuhan tumbuhan liar yang sedikit demi sedikit merambat kemana mana.
"Kan aku yang pengen ngasih buat kakak, kok jadi kakak yang mau ngasih buat aku."
Sakura kembali terkekeh "barang kali nanti kamu yang petik terus kasih ke kakak"
"Enggak mau, entar aku usaha sendiri aja. Lebih memuaskan"
Ah, Sakura ingat adiknya tersebut memilih berusaha keras sendiri tanpa bantuan orang lain, juga tipe keras kepala.
Ketika orang lain ingin di bantu Taehyun malah lebih memilih bekerja sendirian. Ia bilang, jika ia sendiri yang mengerjakannya, hasilnya akan lebih memuaskan.
Entah, terbiasa sendiri karena tidak punya teman, atau otaknya yang hanya berjalan demikian. Sungguh adiknya itu sangat sulit di tebak. Kadang menjadi pribadi yang sangat hangat, kadang menjadi yang lebih kompetitif dan kadang jadi pribadi yang keras kepala.
"Besok biar sekalian aku yang beli biji bijiannya."
"Gakpapa, nanti kakak yang beli."
"Sekalian kak, soalnya jalan pulang ngelewat tokonya."
Tuhkan, apa yang Sakura bilang. Adiknya ini keras kepala.
"Yaudah deh, kamu aja yang beli. Nanti kakak yang urus lahan nya"
Taehyun mengangguk. Kini keduanya masuk kedalam rumah kecil tersebut. Sakura memasakkan sesuatu katanya, hanya makanan sederhana.
Tapi Taehyun sangat menikmatinya, menikmati bagaimana rasa dari hasil masakan kakaknya, menikmati tawa kakaknya ketika ia melempar candaan, dan menikmati bagaimana kakaknya itu memberikannya kasih sayang.
![](https://img.wattpad.com/cover/314112179-288-k141412.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower magic
AventuraFt Sakura Taehyun Dua orang yang berusaha melindungi satu sama lain.