4. pohon Sakura

17 5 1
                                    

Taehyun berlari mengikuti langkah seorang pemuda seusianya, mereka menuju ke taman yang selalu di kunjungi banyak orang. Juga terdapat pohon Sakura yang beberapa hari lalu ia kunjungi dengan Sakura dan seorang teman baru kakaknya.

Taehyun menatap pohon Sakura tersebut. Benar benar lebat dengan bunga, terakhir kali ia melihat pohon ini Taehyun yakin tidak ada sepucuk bunga pun yang tumbuh di sana.

Jisung, teman baru Taehyun menatap takjub pada pohon Sakura tersebut. "Ini ajaib, kamu tahu beberapa tahun kebelakang. Pohon ini bahkan gak berbunga sekuncup pun."

Jisung beralih menatap Taehyun yang tidak berkutik, ia bahkan menatap pohon Sakura itu dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Taehyun?"

Taehyun tersadar, segera menyahuti panggilan Jisung "ya"

Jisung tersenyum canggung, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. baru mengingat bahwa teman barunya ini baru bindah sebulan lalu. "Ahh, ya. Kamu baru pindah kesini sebulan yang lalu. Dulu, pohon Sakura ini gak pernah berbunga, tapi gak tahu kenapa beberapa hari kebelakang pohon ini mulai lebat dengan bunga"

"Ahh, begitu ya." Jawab Taehyun seadanya. Pikirannya tertuju pada kakaknya sekarang, hanya kakaknya yang ingin segera ia temui.

Jika saja tidak ada Jisung, mungkin sekarang Taehyun sudah kembali berlari kearah rumahnya. Karena tidak enak hati, Taehyun memilih menemani Jisung yang masih menatap damba pada pohon bunga sakura tersebut.

Di perjalanan pulang Jisung masih terus mengoceh tentang pohon bunga tersebut. Taehyun hanya menimpalinya sesekali. "Bukannya aneh, ya. Kalo pohon nya tiba tiba berbunga lebat banget. Kayak ada sesuatu yang nyuruh dia berbunga lagi."

"Kayak sihir haha" lanjut Jisung sebari terkekeh.

Taehyun menoleh menatap Jisung, wajahnya berubah menjadi datar bahkan tidak berekspresi sama sekali.

"Apa?"

"Ahh, aku cuma bercanda kok, Tae. Jangan di anggap serius, lagipula masa sih sihir ada. Aku gak percaya yang kayak gitu. kamu percaya Tae?"

Taehyun menghela nafas, pusing dengan pikirannya sedari tadi, dan Jisung terus berbicara rasanya kepalanya akan pecah.

"Ya" jawab Taehyun singkat.

"Hah?" Beo Jisung.

"Duluan ya, maaf meninggalkan mu. Aku ada urusan penting"

"Hm, oke." Jawab Jisung singkat, sebab Jisung merasa Taehyun sedang ada sesuatu yang mengganggunya. Jadi ia mencoba mencairkan suasana sedari tadi.

•'•'


Taehyun mengetuk pintu tiga kali, lalu membukanya, setelah masuk kedalam ia kembali menutupnya.

"Aku pulang!" Ujar Taehyun setengah berteriak. Matanya menelisik seluruh ruangan yang terlihat. Tidak ada kakak perempuannya, kemana Sakura pergi?

Taehyun pergi kekamarnya, mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian santai, sebelum benar benar mencari Sakura.

"Kakak kemana sih?" Ujar Taehyun gusar, sebab sang kakak tidak kunjung terlihat oleh pandangannya.

Tiba tiba pintu di ketuk, Taehyun menoleh melihat Sakura dengan keranjang belanjaan di tangannya.

"Tae? Sudah pulang ternyata"

Sakura berjalan begitu saja melewati yang lebih muda. Lantas Taehyun mengikuti Sakura pergi kedapur untuk menaruh barang barang yang baru ia beli.

"Kak"

Sakura menyahutinya dengan gumaman, tapi Taehyun tak kunjung menjawab kembali, membuat sang kakak berbalik menoleh pada sang adiknya tersebut, yang berada di sebrang meja yang sedang didudukinya.

"Ada apa Taehyun?" Tanyanya.

Taehyun masih terdiam, kepalanya yang awalnya tertunduk, kini menatap pada manik kembar Sakura yang sama dengannya.

Sakura memiringkan kepalanya, tanda bingung. Ada apa dengan adiknya tersebut?

"Kakak... Yang lakuin?"

Kerutan di dahi Sakura tergantikan dengan terkekehan, ia mengerti apa yang Taehyun bicarakan "ternyata udah tahu, ya?" Taehyun hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Iya, kakak yang lakuin. Kasihan banget bunganya udah hampir mati, karena gak di rawat"

"Di rawat?"

"Hm, ada bahan kimia yang ngalir di samping bunganya, kamu liat selokan yang kecil itu? Itu bahan kimia yang mengalir dari pabrik yang ada di daerah selatan."

"Kok bisa?"

"Kakak gak tahu. tapi yang pasti gak ada yang memperhatikannya. Kamu liat, ketika dia mekar banyak orang yang menghampirinya, dan ketika ia sakit, semua orang hanya berpura pura gak ngelihat, bahkan enggan banget buat ngelirik, tapi pas mereka ngelirik Solah olah nyimpen rasa simpati yang dalem, tapi gak pernah berbuat apa apa."

Taehyun terdiam, memperhatikan yang lebih tua sedang mengalih alihkan barang belanjaanya pada wadah yang sudah di siapkan.

"Tae, mau ikut?" Ajak sakura.

"Kemana?"

"Ke pohon sakura yang tadi"

"Mah ngapain?"

Sakura berjalan begitu saja tanpa menghiraukan ucapan Taehyun. Yang lebih muda lantas mengikuti langkah yang lebih tua.

Sakura benar benar membawanya pada pohon Sakura yang kemarin lusa mereka kunjungi.

"Lihat ini" tangan Sakura menyentuh daha  ranting pohon Sakura tersebut. Seketika bunganya sedikit bertebaran kemana mana. Bunganya mekar dengan sempurna lalu berhamburan begitu saja.

Taehyun menatap takjub pada bunga Sakura yang mulai berhamburan, ini seperti hujan air. Dengan sedikit angin sepoi sepoi yang membuat bunga sakura tersebut semakin berhamburan kemana mana.

Tangannya menyentuh kelopak bunga yang jatuh di hadapannya. Sedikit tersentak karena merasakan sedikit sihir Sakura.

Sakura hanya terkekeh, menikmati pemandangan yang sangat jarang ia lihat.

"Baguskan?"

"Banget"

Sakura kembali tersenyum tangannya menyentuh Bunga sakura yang berjatuhan, bunga itu jatuh dengan keadaan utuh. Sakura memandang bunga yang mempunyai nama yang sama dengannya. Senyumnya bahkan tidak hilang sama sekali.

Sakura bahkan lupa bahwa mereka berada di luar rumah, entah apa yang terjadi Selanjutnya, tapi sepertinya Sakura lebih memilih melihat Taehyun tersenyum.





•'•'




















Seseorang menatap tak percaya pada apa yang dia lihat di balik pohon di sekitarnya. Melihat apa yang beberapa meter di hadapan matanya. Seseorang itu lantas menggeleng, lalu ia memilih pergi sebelum kedua orang itu menyadari keberadaannya.

Flower magicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang