3

129 19 3
                                    

19.30

Setelah acara memeluk berjamaah tersebut, mereka memutuskan untuk menonton film.

Film horror. Genre film yang paling mereka tidak suka, mereka menontonnya karena tidak ada film lain selain itu, alias terpaksa.

"Adanya film horror punya mark disini, gapapa?" Lucas bertanya kepada Hendery, yang ditanya hanya mengangguk.

Hendery bukan tipikal orang yang suka menonton film horror, seram katanya.

"Lo ada makanan ga? Kaya snack gitu?"
Yang lebih muda bertanya

"Ga ada sih, cuma gw ada banyak stok mi dilemari."

Hendery berpikir sejenak. Tidak ada snack, memakan mi juga tidak masalah kan?

"Yodah deh, gw bantuin bikin ya?" Hendery menawarkan diri untuk membantu.

"Oke lah, makasih ya der."

"Iya masama."

Hendery pun berdiri dari duduknya, lalu berjalan menyusul Lucas kearah dapur. Lucas pun mengambil panci dan Hendery mengambil dua bungkus mi kuah dari lemari.

Kenapa Hendery bisa tau letak mi nya? Karena setiap pintu lemari ada tulisannya, jadi Hendery tau mana yang lemari berisi mi mana yang tidak.

Saat Hendery ingin membuka satu bungkus mi, tiba tiba ada yang mengetuk pintu.

"Masukk" Lucas berbicara sedikit berteriak.

"AKJSGDJAGSKD BANG BANG BANG!" Entah apa yang merasuki Mark sampai ia bisa segirang ini.

"Ngapa dah? Lo diterima sama echan?" Lucas bertanya.

"IYA LAH, gw gitu loch" Mark berkata sambil bersedekap dada.

"Sombong amat, oiya mark gw ijin pinjem flashdisk lo ya?" Lucas bertanya lagi.

"Buat nonton film kan?"

"Kok tau?"

"Udah ciri khas lo itu, kalo mau nonton film pasti pinjem nya flashdisk gw."

"Padahal gw mau nontonnya film lain, tapi cuma ada satu film horror di flashdisk lo."

"OHHH FILM HORROR YANG ITU TOH?? Gw juga belum nonton bang, itu baru gw download kemaren soalnya. Trus ini kalian ngapain bikin mi?" Giliran Mark yang bertanya.

"Ya buat nobar film toh, yakali nonton film kagak ada cemilan" Lucas menjawab dengan nada sedikit kesal.

"Eh bang hendery bikinin lagi dong satu bungkus buat gw, hehe." Sangat berbanding terbalik dengan sifatnya yang tadi, kini sifatnya berubah 180 derajat.

"Dih kalo sama dery aja sifat lo baek, kalo sama gw tengilnya minta disleding." Lucas kesal, yang benar saja, sifat adiknya ini hanya baik ke orang lain selain dirinya, tetapi meskipun begitu Lucas masih sayang.

"Iya mark, ini gw buatin lagi." Hendery menjawab mark dengan halus, itu membuat Lucas ingin jungkir balik saking saltingnya.

"E-ehm der gw nyiapin film nya dulu ya" Tanpa menunggu jawaban dari Hendery, Lucas langsung bergegas ke ruang tamu.

"O-ok, oiya mark abang lo ini kalo suka ma orang sifatnya kek mana sih? Penasaran gw." Hendery sedikit iseng menanyai Mark tentang Lucas

"Oohh kalo itu sih ya..." Tangan Mark langsung menuju ke telinga Hendery, lalu mulai berbisik bisik.

Lucas yang sedang memasang flashdisk sedikit melirik kearah dua orang yang sedang berbisik, sedikit rasa cemburu sebenarnya melihat Hendery dengan adiknya berbisik bisik seperti itu.

"Jadi gitu bang, gw kadang juga heran, si abang lucas kalo salting udah kaya orang gila."

"HAHAHAHAHAHHA BENERAN APA? JIR MASAK SIH CAS LO KALO SALTING KEK ORGIL?" Hendery mencoba menahan tawanya saat bertanya kepada Lucas.

"Anjim lo mark, gw patahin tulang kaki lo nanti." Batin Lucas

"E-enggak kok! Mana ada?!" Yang lebih tua menjawab, pipinya kini sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Pffttt iya dah." Hendery mengalah.

Beberapa saat kemudian...

"Nih mi nya udah mateng cas. Bantuin ngambil mangkok gih." Hendery menyuruh Lucas untuk mengambil mangkuk dengan menunjuk rak mangkung memakai dagunya, yang diperintah hanya menurut.

Lucas berjalan ke arah rak mangkuk dan mulai menyiapkan tiga mangkuk.

"Oiya tadi lo pada bisik bisik ngomongin apa dah? Ampe Hendery ketawa gitu."

"Gapapa hehe" Jawab keduanya bersamaan.

"Dih, yodah lah ayok nonton, udah laper gw."

Mereka pun berjalan menuju ruang tamu,
dan duduk dilantai karena menurut mereka lebih luas dan lebih nyaman.

"Akhirnya kita makan, jangan lupa lo pada doa dulu." Ini Hendery yang berbicara.

"Ya der." Yang tertua menjawab dengan singkat.

"Siap bang dery!" Yang lebih muda menjawab dengan semangat.

Setelah mereka berdoa, barulah mereka memencet tombol play di laptop tersebut dan mulai makan.

Baru awal awal, tapi rasanya jantung Lucas sudah panik duluan.

"Cas baru mulai lo udah geter duluan, hadeh" sang adik berceloteh

Lucas hanya fokus memakan mi kuahnya, enggan menatap layar laptop itu.

Meskipun awalnya takut, tetap saja yang namanya Lucas pasti penasaran orangnya, dan akhirnya ikut menonton.

1 jam kemudian....

"MARK LEE BRENGSHAKE, KALO MILIH FILM JANGAN YANG SEREM SEREM NAPA?!!" Lucas berteriak sambil menutupi mukanya dengan bantal sofa. Hendery pun ikutan, karena ia juga takut dengan film nya.

"LO YANG PENAKUT BANG, BARU JUGA MAYATNYA MUNCUL UDAH TAKUT DULUAN!" Mark ikut berteriak saking emosinya.

"CK MENDING GW MAKAN DARIPADA NONTON SUMPAH!" Kali ini Hendery yang berteriak.

Ditengah tengah perdebatan mereka tentang film horror, ponsel Hendery berbunyi.

"Eh bentar ya gw ditelpon nyokap gua." Hendery pun berdiri lalu sedikit menjauh dari kakak beradik tersebut.

"Halo mah?"

"Hendery kamu ga pulang? Udah malem loh ini?"

"Nanti mah 30 menit lagi."

Dari kejauhan, Mark sedikit berbisik kearah Hendery.

"Bang nginep sini aja bang." Bisik Mark.

"Emm mah, kayak nya aku nginep disini deh, besok aku pulang pagi ke rumah."

"Ooh yaudah, mamah izinin soalnya kamu masih libur. Mamah matiin ya, jangan ngegame sebelum tidur loh, ga baik. Daaah."

Vc pun tertutup dari sebrang sana, setelah mendengar kabar bahwa ia diizin kan menginap dirumah temannya.

"Gausah dilanjut itu film nya, udah mau tamat kan? Gas lah stumble guy!" Ajak Hendery

"Wokeh gw matiin, lo pada bikin map dulu aja!" Yang tertua berteriak kearah dua orang yang sudah duduk disofa.

"Oke bang, makasih yak!"

Lucas segera memberes kan mangkuk mangkuk bekas makan mi tadi, dan mengembalikan flashdisk dan laptop milik Mark kedalam kamar milik Mark.

"OKEH AYOK GAS, GW DAH SELESAI!!" Lucas berteriak sambil berlari turun dari tangga.















TBC

Pe, sy balek lagi dengan bab 3
Rada ga jelas si, dari dery yang mau pindah jadi mabar stumble guy.
Yodah lah ye, I hope you guys like it
Makasih yang udh baca cerita absurd ini🧡
Have a nice day, byee 🦊👋

SOULMATE [Luhen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang