Menurut beberapa orang "Cinta itu mampu menerima kekurangan, dan cinta ada untuk saling melengkapi kekurangan." sama seperti hubungan yang sedang aku jalani.
Resta Adrian Putra, atau anak-anak bisa manggil dia Putra. Laki-laki dengan tanda lahir berbentuk bintang di lehernya ini adalah kekasihku sejak bangku SMA kelas 2. Emang sih, dia enggak setinggi teman yang lain, tapi menurutku dia tetap tinggi.
Mungkin ini kedengaran-nya pasaran, karena aku sama Resta itu bisa dekat berkat hukuman dari kakak-kakak OSIS. Waktu itu aku sama Resta sama-sama telat pas awal MOS, akhirnya mereka, OSIS memberi kami hukuman untuk membersihkan taman belakang sekolah.
Dari awal kenal, Resta sudah bilang bahwa dia ingin melanjutkan study-nya di Singapura, katanya dia mau mengambil jurusan kedokteran, karena itu jugs dari awal dia sudah aktif mengikuti berbagai olimpiade dan kegiatan sekolah lainnya untuk tambahan nilai, Resta juga mengikuti banyak kelas belajar di luar sekolah.
Banyak yang nanya Resta itu romantis atau enggak,sebenarnya kalau di bilang romantis dia itu enggak romantis sama sekali, bukan tipe dia banget. Jangan berharap untuk di beri bunga, permen coklat atau bahkan boneka, diajak kencan ke taman kota aja sudah bersyukur. Cowok sipit ini lebih sering mengajak-ku menonton di bioskop dengan genre film horor, setiap ada film baru kami selalu menonton-nya bersama-sama dan lagi pada dasarnya kami memang sama-sama menyukai film horor.
Aku sempat tanya ke dia tentang pendapat-nya memiliki pacar yang lumayan cerewet dan bayak tingkah kaya aku, dan dia bilang "Berisik, sering juga mengingatkan buat jangan ini jangan itu, enggak apa-apa cerewet tandanya Ay sayang sama Resta," pas dengar dia bilang gitu rasanya jadi mau tenggelam, soalnya jarang-jarang Resta mau berbicara hal-hal yang manis-manis kaya itu.
Di awal kelas akhir ini aku sama dia jadi jarang banget meluangkan waktu buat jalan-jalan bareng, dia yang sibuk sama kursus yang dia ikuti dan aku yang juga sibuk sama buku-buku latihan soal yang aku beli.
.
.Senja melambai, dan angin ber-hembus pelan menyapa kulit. Sore ini langit begitu bersahabat tampak cerah, dan me-rona seperti pipi tembam milik gadis itu. Gadis itu enggak sendiri, ada lelaki tampan yang juga turut menemaninya, duduk di bawah pohon rindang sambil menikmati waktu yang beranjak malam. Hela nafas terdengar, laki-laki itu memutuskan untuk melepas jaket yang dia kenakan dan memberikannya pada sang gadis.
"Pakai jaket nih, dingin kan? Kebiasaan enggak mau dengar sih" ucapnya memecah keheningan.
"Maaf, habis tadi panas banget loh, tahunya semakin sore hawanya jadi dingin banget. Lain kali kalau jalan bareng aku pakai jaket kok."
"Ay, maaf ya, beberapa hari ini aku jarang kontak kamu. Aku banyak kursus buat persiapan Beasiswa, kamu tahu kan kalau aku ingin sekolah di sana."
"Resta, aku sudah bilang juga kan kalau kamu enggak perlu khawatir. Dengar ya, cita-cita kamu itu lebih penting buat masa depan kamu, kalau aku bisa nanti-nanti tapi kalau kesempatan kamu buat masuk ke sana enggak bisa di tunda-tunda. Aku enggak apa-apa kok Resta, aku serius loh ini jangan ragu cuman karena aku."
Anugrah Ayureksa, gadis itu selalu begitu. Mengatakan pada Resta bahwa dirinya tidak apa-apa jika sendiri, katanya "semua untuk masa depan Resta nanti" jadi ya, jika dia harus menghabiskan hari tanpa sang kekasih itu tidak masalah. Dari awal juga dia tahu, bahwa hubungan mereka enggak akan mudah dan berjalan begitu saja.
Resta yang sibuk sama belajar-nya dan kegiatan sekolah yang lain serta Ayu yang suka menulis dan menonton itu memang bukan perpaduan yang menarik, tapi bagaimanapun juga mereka saling melengkapi satu sama lain. Ayu yang terkadang suka minta di bimbing Resta dalam beberapa mata pelajaran yang enggak dia bisa, dan Resta yang suka minta rekomendasi novel atau buku-buku motivasi baru sama Ayu. Hubungan mereka emang kaya gitu, simbiosis mutualisme, hubungan yang saling menguntungkan dan saling mendukung.
Sore ini Resta meluangkan wakunya untuk yang terkasih, untuk Anugrah Ayureksa yang berhasil mengisi kekosongan hati miliknya dan menjadikan harinya lebih berwarna dari sebelum-sebelumnya. Biarkan mereka menikmati waktunya sebelum esok mereka akan berperang lagi dengan latihan-latihan soal sebelum ujian kelulusan.
.
.
Hari ini, seminggu setelah para siswa-siswi tingkat akhir itu berkutat dengan soal-soal memusingkan tiba saatnya untuk mereka mendengar pengumuman apakah mereka lolos atau tidak ke jenjang yang lebih serius. Wajah-wajah menegangkan itu terlihat hampir di seluruh area sekolah, tidak terkecuali Ayu dan Resta mereka juga menunggu hasil pengumuman itu. terlebih Ayu, dia juga sedang menentukan nasib hubungannya nanti.
Sungguh dia belum siap jika nanti Resta harus pergi meninggalkannya disini, hubungan jarak jauh bukanlah hal mudah, Ayu tahu itu. Berakhir bukanlah pilihan yang Ayu pilih, bahkan tidak terlintas dalam benaknya bahwa mereka harus berpisah selamanya.
"Resta! itu pengumuman-nya sudah di tempel di papan pengumuman, emang enggak mau lihat? malah sibuk pacaran."
Ayu yang mendengar itu berdiri dan hendak melihat papan pengumuman tapi langkahnya tertahan, Resta menahan tangannya dan membuatnya kembali duduk. Ayu yang tidak mengerti hanya menatap Resta bingung, tidak lama setelahnya salah satu anggota OSIS yang Resta kenal memberikannya selembar kertas.
"Ingat ya Bang, nanti malam KFC2 boks." ucapnya lalu berlalu begitu saja.
seakan tahu apa yang dipikirkan Ayu, Resta pun membuka lembar kertas itu, pengumuman lolos atau tidaknya mereka. Resta dengan teliti membaca setiap nama disana mencari-cari nama milik sang kekasih, matanya membola ketika menemukan nama Ayu disana, bibirnya tersenyum dengan lebar, senyum yang jarang terlihat itu nampak begitu bahagia. Lengannya ter-ulur untuk memeluk Ayu, dan mengusap rambutnya menatap Ayu dengan senyumnya dan mengangguk, mengatakan kepada Ayu dengan isyarat bahwa Ayu lulus.
Jangan tanya kenapa Resta tidak mencari namanya,karena sejak iya membuka lembar kertas itu namanya lagi-lagi terpampang paling atas. Ini merupakan hari yang melegakan untuk Ayu dan Resta, untuk saat ini. Perjuangan mereka belum usai, mereka masih menunggu untuk pengumuman yang lain, tentang mimpi dan cita-cita mereka yang akan mereka raih nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berdiri Tegak Setelah Badai
Short StoryTerimakasih untuk luka saat itu. Jika bukan karena hal itu, mungkin saya bukan seorang penulis hebat sekarang. Anugrah Ayureksa [cerpen ini di buat dalam rangka berpartisipasi dalam event #AmbyarContest yang diselenggarakan oleh Wattpad YoungAdult...