Hari berikutnya

1 1 0
                                    

Aku duduk termenung sendiri di pulau, menunggu tuan yang kemarin, berharap dia kembali mengunjungi ku di bibir pantai, namun penantian ku hari ini sia-sia, tuan tak kunjung datang.

Oh mungkin dia sedang bekerja, pikirku kala itu, ya tidak semua orang menjadi pengangguran seperti diriku, setiap hari asik bermain di pulau gurita ini, pagi, siang, malam, tiada hentinya menikmati alunan musik di pulau ini.

Memantau orang berpesta, memantau orang berjudi, yang lebih parah melihat para siput sedang saling membongkar kebusukan masing-masing.

Menjalani hari-hari di pulau gurita ini sungguh sangat melelahkan kadang, banyak manusia bermuka dua yang saling menjilat, banyak para manusia yang rela berhutang hanya untuk terlihat kaya.

Orang-orang berbondong-bondong berjudi hanya untuk membeli perahu yang fana.

Ini hari ketiga aku menunggu tuan, apakah hari ini tuan akan datang kembali, ya tepat sekali tuan datang hari ini, aku melihat siluet tubuh nya yang membuat jiwaku bergetar.

"Hai tuan, apa kabar ?" Sapa ku kepadanya.
"Hai juga, kabar baik" jawab nya .
"Tuan kemana saja " tanyaku
"Aku ada, kenapa kamu rindu ya?" Ucapnya

Ya tuan aku memang merindukanmu, tapi untuk mengingatkan pertanyaan mu itu aku rasa tidak mungkin, kita baru saja saling mengenal, tak elok rasanya jika aku terlalu beria.

"Mau ikut denganku tuan ?" Ajakku kepanya
"Kemana ?" Jawab tuan.
"Mencari kerang dan ikan di kapal para orang kaya yang dermawan" aku mengajaknya memungut ikan dan kerang yang di bagikan para orang kaya pemilik kapal.
"Untuk apa ?" Tanya nya kepadaku.
" Saja untuk bersenang-senang dan membuang rasa bosan, tapi jika tuan tidak mau tidak apa-apa, kita bisa mengobrol di sini". sebab sebenarnya aku lebih suka berbicara dengannya .
" Mari kita kesana, aku ingin tahu bagaimana mendapatkan kerang dan ikan secara cuma-cuma", jawabnya beria ingin kekapal .

Kamipun pergi ke kumpulan kapal orang kaya itu, tidak menyangka sudah ada ratusan orang yang berkumpul, menunggu sang pemilik kapal melemparkan ikan-ikan dan kerang dari atas kapalnya.

Aku melihatnya begitu antusias ikut berebut kerang dan ikan, meskipun hasilnya nihil, dan begitu banyak ember ikan yang di tumpahkan dia hanya mendapat satu ikan saja, haha rasanya lucu sekali mengajari tuan ini cara bermain di pulau gurita.

"Tuan mari kita pulang, tanganku sudah mulai terasa pegal, lagipula orang-orang semakin banyak berkumpul, semakin sedikit kesempatan kita untuk dapat kerang dan ikan itu", aku mengajaknya kembali ke pondok ku.

"Bagaimana tuan, apakah seru memungut ikan dan kerang ?" Tanyaku pada tuan.
"Ya seru tapi aku cuma dapat satu ekor ikan" katanya terlihat kecewa.
"Tidak apa tuan, ini baru pertama kali, nanti setelah mencobanya beberapa kali, tuan pasti bisa dapat banyak ikan dan kerang" , aku menyemangati nya.
"Oh iyaa, hari sudah menjelang magrib, aku rasa aku harus pulang duluan, sampai ketemu lain waktu yaa ", ucap tuan kepadaku, dia tersenyum sembari melambaikan tangan, bayangan nya hilang di telan oleh cahaya senja.
 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tuan dan Pulau Gurita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang