7. Intimidasi Rakhan

412 106 27
                                    

Setelah digantung dua purnama, akhirnya Author kembali ke cerita ini. Semoga masih ada yang nunggu. Ada visual cast untuk Tari dan Rakhan versi Author yak.

 Ada visual cast untuk Tari dan Rakhan versi Author yak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu seakan berjalan sangat lambat ketika Rakhan berusaha meluapkan rontaan hasratnya yang tak lagi bisa ia bendung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu seakan berjalan sangat lambat ketika Rakhan berusaha meluapkan rontaan hasratnya yang tak lagi bisa ia bendung. Bagaimanapun, dorongan untuk memuaskan rasa lapar lebih kuat dari keangkuhan yang menjadi benteng pertahananannya. Rakhan terjebak dalam rasa damba yang mendalam hingga ia tidak bisa mendengar suara apa pun yang menghalanginya. Satu-satunya suara yang menggema di kepala Rakhan adalah tekad untuk memadamkan gairah yang sedang membakar dirinya.

"Rakhan, tolong jangan lakukan ini padaku." Mentari terisak-isak di tengah ketidakberdayaannya. Ia nyaris tidak bisa bergerak di bawah tubuh Rakhan yang memerangkapnya di atas ranjang. Rakhan berhasil menguasai dan menyerap seluruh kekuatannya dalam sekejap. Ledakan tangis diiringi jerit penolakan Mentari pun tak menghentikan usaha Rakhan untuk melepas seluruh kain yang masih melekat di tubuh wanita itu.

"Jangan sekarang, Rakhan. Aku mohon, jangan sekarang!" Dengan penuh asa, Mentari memohon belas kasihan Rakhan yang jelas-jelas diabaikan pria itu.

"Sekarang atau nanti tidak akan ada bedanya. Kau istriku dan akan melahirkan anakku. Lebih cepat, lebih baik."

"Rakhan,-"

Rakhan membungkam permohonan Mentari dengan mulutnya. Ia menghisap, mencecap, dan menciumnya dengan penuh hasrat. Ketidaksabaran Rakhan membuat ciumannya terasa sedikit kasar dan membuat Mentari mengerang kesakitan. Rakhan menekan tubuhnya ke tubuh Mentari, ke arah hasrat memuncak yang minta diredakan. Ada pertahanan kuat yang Rakhan rasakan saat ia mencicipi bibir wanita itu. Namun, dominasinya berhasil membuat Mentari menyerah. Tanpa melepaskan ciumannya di bibir Mentari, Rakhan melucuti pakaiannya dan membebaskan bukti gairahnya untuk menyentuh, memompa, dan memenuhi tubuh Mentari.

Tidak ada yang lebih menakutkan Mentari saat ini, melainkan rengkuhan sang predator yang tengah memangsanya. Dorongan yang begitu kuat memaksa Mentari meneteskan air mata dan memekik menahan sakit. Seluruh perasaannya luluh lantak. Mentari merasakan dirinya pecah dan hancur menjadi jutaan keping. Rasa sakit di sekujur tubuhnya diam-diam menyelusup ke dalam hati, menciptakan jelaga sekaligus kehampaan. Batinnya meradang dan meratapi kehancurannya sendiri.

Mentari (tak) Ingkar JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang