⚠️ memori_2

36 12 12
                                    

Akhirnya semua kegiatan belajar dan mengajar hari ini sudah selesai, semua siswa berbondong bondong keluar kelas

Enjel masih sibuk dengan tugas yang tadi guru berikan dia sengaja langsung mengerjakan nya sekarang di karenakan sepulang sekolah dia langsung pergi ke tempat dia bekerja dan pasti akan pulang malam

"Heh..ikut kita." ujar raya dan Jenni yang langsung menarik paksa enjel kasar

"Tapi kemana? Aku masih ada tugas yang belum selesai." ucap enjel

"Banyak tanya Lo." ketus Jenni

'buk' enjel tersungkur di lantai saat Jenni dan raya mendorong nya kasar

"Akkhh.." rintih enjel di saat lutut nya membentur keramik dengan keras

"Bangun Lo." ujar Dinda dengan bersedekap dada

Ya.. raya dan Jenni menyeret enjel dengan paksa ke gudang dan di sana sudah ada Dinda

Dengan menahan sakit pada bagian lutut nya enjel berusaha untuk berdiri

"Kenapa kalian bawa aku ke sini." ucap enjel

"Gue yang nyuruh mereka buat bawa Lo ke sini.. kenapa? Gak suka Lo." tanya Dinda menatap tajam enjel

"Tapi kenapa?"

"Lo tanya kenapa?" marah Dinda sembari menjambak rambut enjel kuat

"Sakit Din.." ujar enjel mencoba melepaskan tangan Dinda dari kepalanya

"Gue enggak perduli." tekan Dinda "gue ingetin sama Lo jangan pernah deketin Arga lagi. Ngerti Lo..." Ancam nya

"Tapi aku gak deketin Arga." bela enjel dengan menahan sakit pada kepalanya

"Gue enggak mau tau. Lo harus jauhin Arga apapun caranya." ucap Dinda lalu melepaskan cengkraman tangan nya pada rambut enjel

Beralih mendorong badan mungil enjel hingga membentur tembok lalu mencengkram rahang enjel kuat

"Dan gue ingetin sama Lo.. jangan pernah bilang ini ke siapa pun atau Lo bakal tau akibatnya." ancam Dinda lalu membentur kan badan enjel ke tembok lagi dengan kuat

"Jangan lupa datang malam ini gue tunggu." bisik Dinda lalu melemparkan satu kertas undangan ultah nya tepat mengenai wajah enjel

Setelah nya melenggang pergi meninggalkan area gudang enjel dan dua anak buah nya

Enjel terduduk di lantai dia merasa sedikit sesak saat badan nya terbentur kuat pada dinding

Jenni menjambak rambut enjel "Lo itu miskin jadi harus sadar diri." ucapnya di depan wajah enjel

"Lebih baik Lo dengerin apa kata Dinda atau Lo bakal tanggung akibatnya." peringat raya lalu melenggang pergi

❤️❤️❤️

Malam ini enjel sedikit kewalahan dengan ramainya pengunjung kafe yang berdatangan

Sebenarnya enjel ingin libur untuk malam ini hanya untuk menghadiri acara ulang tahun Dinda tapi..apalah daya. atasannya tidak memberinya izin dan mengancam akan memecatnya jika masih bersikeras

Jam sudah menunjukkan pukul 21:30 pasti acaranya sudah berlangsung sedari tadi

"Jel.. Lo tau gak malam ini kita bisa pulang cepat." ujar Zahra dengan antusias

"Beneran??" Tanya enjel tak percaya

"Beneran.. tadi pak Hendra yang bilang langsung ke kita karna beliau senang malam ini banyak pengunjung jadi kita di kasi waktu pulang lebih awal." jelas Zahra masih dengan senyuman yang mengambang

"Alhamdulillah, berarti aku bisa datang di acara ulang tahun Dinda malam ini." ujar enjel antusias

"Tapi sebaik nya Lo gak usah datang jel.. aku gak mau kamu nanti kenapa Napa." pinta Zahra

"Makasih karna kamu sudah khawatir sama saya.. tapi saya gak akan kenapa Napa karna Allah selalu ada untuk melindungi saya." jawab enjel tanpa ragu

"Tapi Lo harus jaga diri Lo baik-baik." peringat Zahra

Zahra Jasmine adalah rekan kerja enjel yang sudah di anggap seperti adik sendiri oleh enjel dan kenapa Zahra tau mengenai Dinda di karna kan mereka satu sekolah tapi mereka beda kelas enjel kelas XII sedangkan Zahra masih kelas X

                             ❤️❤️❤️

Di tempat lain Raisa tengah disibukkan dengan tugas-tugas sekolahnya yang hanya di terangi dengan cahaya lilin yang tinggal setengah di karena listrik di kontrakan mereka di putus karna belum bayar pulsa listrik.

Jam sudah menunjukkan pukul 22:00 tapi enjel masih belum pulang dan tugas milik Raisa juga sudah hampir selesai

Beberapa menit kemudian Raisa membereskan buku buku yang berserakan dan memasukkan nya ke dalam tas milik nya

"bentar lagi kak enjel pulang! Aku beresin tempat tidur dulu aja deh..kasian kak enjel pasti capek." gumam Raisa lalu beranjak dari duduknya

Di tempat lain enjel dengan senyuman yang mengambang terlihat sangat terpukau dengan rumah yang terlihat begitu megah serta banyak nya kendaraan yang memenuhi pekarangan rumah

"Ini temannya non Dinda ya??" Tanya seseorang paruh baya dengan seragam satpam

"Iya pak saya enjel." jawab enjel dengan ramah serta menyalami tangan pria paruh baya tersebut

"Ya udah neng masuk aja di dalam juga sudah banyak yang datang." ujar pria tersebut ramah

"Panggil enjel aja pak." pinta enjel tak enak hati

Kini enjel tengah berdiri di hadapan Dinda sedangkan yang lainnya menjadikan enjel sebagai pusat perhatian dan tak banyak pula yang menghina dan mengejeknya secara terang terangan

"Aku ada hadiah untuk kamu." ujar enjel dengan senyum yang tak pernah pudar walau dirinya banyak mendapatkan kata kata yang menyakitkan

"Wih..apaan tuh?"

"Ada uang Lo untuk beli hadiah, gue kirain cuman mau numpang makan gratis doang."

"Dapat duit dari mana Lo, nyopet!"

Kata-kata tersebut sangat menyakitkan bagi enjel. Apa salah jika dirinya datang dan memberikan bingkisan "maaf..mungkin hadiah dari aku tidak sebagus dan semahal dari apa yang mereka kasih sama kamu, tapi. Kamu mau kan terima hadiah dari aku yang gak seberapa ini." Enjel dengan penuh harap

Dinda menerima gantungan kunci dengan bandul Boneka Winnie the Pooh tersebut dengan perasaan yang entah harus bagaimana dirinya ekspresikan.

Dinda menerima gantungan kunci dengan bandul Boneka Winnie the Pooh tersebut dengan perasaan yang entah harus bagaimana dirinya ekspresikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Thanks..ya kali ini gue hargai pemberian Lo, tapi bukan berarti gue suka dengan barang murahan Lo ini, kalau gue mau gue bisa borong sama toko-tokonya. Gue Nerima ini cuman karna gue kasihan dan gue gak mau merusak hari bahagia gue hanya karna benda murahan dari Lo." Ketusnya lalu melenggang pergi

Enjel masih berdiri di tempatnya dengan menahan senyuman. Sembari menyaksikan dari kejauhan kegaduhan yang terjadi di sana.. mereka tertawa dan juga menari, sangat menyenangkan.

Bersambung...

@mentarisenja_225

Bukan Tokoh UtamaWhere stories live. Discover now