⚠️ memory_3

33 11 8
                                    


Dinda berdiri dengan kaku di atas tangga depan kamar. menahan kekesalannya saat ke dua orang tuanya selalu saja membuat kegaduhan tidak pernah akur walau sekali pun.

Menghapus jejak air matanya yang sempat menetes.

"AKU LIBURAN SAMA TEMEN-TEMEN AKU KARNA AKU JUGA BUTUH ISTIRAHAT."

"AKU GAK PERNAH NGELARANG KAMU UNTUK LIBURAN, TAPI AKU MINTA SAMA KAMU SUPAYA KAMU JAGA BATASAN, KAMU SUDAH MENIKAH DAN KAMU JUGA SUDAH PUNYA ANAK, KAMU GAK MALU JALAN BERDUAAN SAMA SUAMI ORANG."

"MALU..AKU TANYA SAMA KAMU, KAMU SENDIRI GIMANA? GAK MALU MESRA-MESRAAN SAMA ISTRI ORANG YANG KAMU BILANG ASISTEN PRIBADI ITU, HAH!"

mereka saling berteriak antara satu sama lain dengan suara yang menggelegar di seluruh penjuru rumah

"Dinda duluan!" Celetuk Dinda dengan wajah datarnya tanpa mau menatap orang tuanya

"Dinda..Dinda," panggil maminya dengan menarik lengannya "maaf yah..kemarin mami gak sempet ucapin selamat ulang tahun sama kamu." Ucapnya dengan lemah lembut

"Papa juga minta maaf, kemarin sewaktu papa mau ngucapin.. ternyata kamu sudah ketiduran." Lanjut papinya

Dinda dengan mati-matian menahan air matanya yang hendak menetes mencengkram seragamnya yang sengaja tidak di masukkan dengan kuat. Menatap keduanya dengan sorot mata kekecewaan "kalian masih ingat..? Dinda kirain sudah lupa kalau di rumah ini masih ada satu anggota keluarga lagi." Sahutnya dengan suara bergetar lalu melenggang pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun lagi

Keduanya menatap kepergian sang anak satu-satunya dengan rasa bersalah. Mereka saling pandang dengan tatapan tidak suka. "Semua karna kamu." Mami Dinda menyalahkan suaminya

"Terserah kamu! Aku mau kerja."

❤️❤️❤️

"Sendirian aja.." Arga yang kebetulan baru datang dan duduk di samping kursi enjel yang kebetulan kosong

"Seperti yang kamu liat," to the poin enjel dengan tatapan yang tidak teralihkan dari tugas yang tengah dirinya kerjakan

"Butuh bantuan!" Arga menawarkan diri sembari menatap tugas milik enjel "kalau ini mah gampang! Sini gue bantuin." Mengambil alat tulis milik enjel tanpa pers tujuan

"Memang kamu ngerti kan kamu kelas bahasa." Enjel dengan mata memicing

Arga terkekeh kecil lalu mengacak rambut enjel gemas "jangan suka ngeremehin." Ucapnya dengan tersenyum

Enjel menaikkan kedua bahunya, memperhatikan bagaimana cara Arga menyelesaikannya lalu tertawa kecil dan langsung mengambil buku miliknya kembali "aku kirain bisa beneran," gumamnya "udah ah..aku mau kerjain sendiri. Kamu sana gih..pasti di tungguin sama yang lain. Lagi pula kan kamu orang penting." Ucap enjel dengan melanjutkan mengerjakan tugas sekolahnya

"Gak ah..lagi mager."

Enjel menatap Arga dengan alis naik sebelah "gak bisa gitu dong? Kamu itu kan.."

"Iya! Iya..gue bakal pergi. Tapi ingat kalau mereka gangguin Lo lagi. Lo harus lapor sama gue." Dan di balas dengan anggukan kepala oleh enjel meyakinkan

"Oke sip..dapat." jenny dan raya tersenyum jahat sembari menonton ulang Vidio yang barusan di rekamnya

Setelahnya mereka berlari masuk pada bagian dalam area gedung sekolah. Tapi langkahnya terhenti kala Arga mencegatnya "mana ponsel Lo." Dingin Arga dengan raut wajah datarnya

Raya menyenggol lengan Jenni dengan raut wajah takutnya. Jenni meneguk ludahnya kasar dengan tangan yang menjadi dingin "bu-buat apa?" Gagapnya mencoba agar terlihat biasa saja

Arga tersenyum smirk "jangan sok lugu, gue bilang sini-in ponsel Lo. Atau mau gue ambil secara paksa."

"A-apaan sih Lo, jangan macem-macem ya. Jangan mentang-mentang Lo ke tua OSIS di sini jadi gue bakal takut gitu sama Lo." Jenni menolak memberikan ponselnya lalu memasukkannya ke dalam saku baju seragam

"Ambil aja kalau berani." Tantang raya dengan sombongnya

Arga hanya membalasnya dengan senyuman "UNTUK LO SEMUA SISWA PEREMPUAN YANG BERHASIL MEREBUT PONSEL JENNI DAN NGASIH KE GUE, GUE AKAN TEMENIN KALIAN MAKAN SIANG." teriaknya dan membuat semua siswa berkumpul mengelilingi mereka dengan saling berbisik

Hal itupun membuat raya dan juga Jenni panik dan berencana ingin kabur dari sana. Tapi sebelum hal itu terjadi para siswa perempuan tadi lantas menyerbu keduanya guna memperebutkan ponsel milik Jenni

"Eh..Lo pada apa-apaan sih."

"Woi..ponsel gue mahal ya, uang jajan Lo aja gak akan cukup untuk gantiin ponsel gue yang lecet."

"Gue dapet." Heboh salah satu siswa dengan mengangkat tinggi-tinggi ponsel dengan kessing berwarna ping tersebut. Lalu memberikannya pada Arga

Gadis dengan rambut yang diikat kuda tersebut memberikannya pada Arga dengan tersenyum bahagia "beneran kan lo mau temenin gue makan nanti siang." Dan di balas anggukan kepala oleh Arga

Setelah mereka semua pergi ada yang dengan perasaan bahagia terutama gadis tadi. Dan ada juga dengan rasa kecewa dan tidak terima.

Arga membuka ponsel jenny yang ternyata menggunakan kata sandi "kata sandinya."

"Gue lupa." Asal jenny

Arga melayangkan tatapan tajam pada keduanya "mau Lo kasih tau, atau ponsel Lo yang katanya super mahal ini akan berakhir hancur." Peringat nya penuh penekanan

"Ya, ya balikin dulu." Pinta jenni dan dengan penuh paksaan dirinya membuka kunci ponselnya dan memberikannya lagi pada Arga

Dengan jemarinya yang lihai Arga menghapus semua jejak vidio yang tadi sempat direkam oleh mereka. Lalu mengecek yang lain memastikan jika mereka tidak menyimpan salinan.

"Kali ini gue maafin, tapi kalau gue tau Lo ngelakuin hal yang sama. Jangan harap Lo akan lepas dari gue." Penuh penekanan Arga dengan menatap tajam lalu mengembalikan ponsel milik Jenni

"Gila! Lagian Dinda ngapain juga sih bisa suka sama cowok yang modelan songong kayak itu orang." Jengah raya

"Tau..masih ganteng juga Rio." Timbal Jenni

Mario adalah seorang pria ya memang ganteng sih tapi sayang nya playboy yang di beri gelar dengan sebutan 'playboy cap katak'. Habisnya bosan sama yang satu pindah lagi ke yang lain.

Jenni mengecek ponsel miliknya, Arga  benar-benar tidak pernah bercanda dengan omongannya. Semua Vidio rekaman yang sudah mereka dapatkan dengan susah payah, kini telah terhapus dan tidak meninggalkan jejak sama sekali.

Mereka berdecak sebal "sialan banget tuh cowok."

"Tau ah..gue mau ke kelas."

"Ngapain Lo liat-liat! Bubar sana Lo." Usir raya pada mereka yang menatapnya aneh

Bersambung...

@mentarisenja_225

Bukan Tokoh UtamaWhere stories live. Discover now