Author POV~
"Jangan biarkan uang merubah gaya dan juga prinsip hidup mu, ingat!! Itu hanya titipan,"
°°°°°°
Geri memandang Dinda di depannya dengan penuh amarah, jika di depannya ini adalah laki-laki, sudah di pastikan satu pukulan keras sudah dirinya layangkan sedari tadi.
Dinda mengeluarkan ponselnya yang bergetar dari dalam tas sandang yang dirinya kenakan.
"Halo, kenapa?" Ucapnya dengan benda pipih menempel di telinga sembari berjalan sedikit menjauh dari Geri
Geri menggusar wajahnya kasar, merendam amarahnya yang kian memuncak.
Dinda berdecak sebal pada seseorang diseberang sana "oke, Lo tunggu. Gue balik sekarang." Kesalnya dengan memutus sambungan secara sepihak
Menatap Geri dengan tatapan bermusuhan, dan setelahnya langsung melenggang pergi menuju mobilnya.
Jenni dan juga raya, melambai kan tangan dengan senyuman lebar. Saat mobil milik Dinda memasuki area bagian halaman depan rumah.
"Hai Dinda," sapa Jenni dengan tubuh bersandar pada mobil
Raya menenteng tas milik Dinda, dan langsung mengembalikannya
"Dari mana Lo," tanya raya
Dinda menatap nya sinis "kepo Lo," ketusnya
"Kek gak tau aja Lo," seru Jenni pada raya
Mereka sudah berada di kamar Dinda, dengan Jenni yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Din, bukannya ini yang waktu itu, si cewek miskin kasih bukan," ujar raya dengan memperlihatkan gantungan kunci dengan bandul Winnie the Pooh
Dinda yang sedang perawatan wajah, memutar tubuhnya melihat apa yang di maksud raya.
Jenni mengambil benda itu dari tangan raya "iya Din," sambungnya
"Terus," malas Dinda dengan kembali memejamkan mata
"Ya, gak papa sih, Heran aja." Sahut raya
Jenni kembali menaruh benda itu di atas meja
"Kita nginap di tempat Lo yah," celetuk Jenni dengan ikut bergabung merebahkan tubuh di samping Dinda
"Gue juga," lanjut raya yang ikut menghimpit Dinda di tengah
Dinda bangun dari posisi rebahan nya menjadi duduk "Lo bisa kan, gak menghimpit gue, gerah!" Kesal Dinda dengan menghidupkan AC
"Sorry, sorry."
♥️♥️♥️
Keesokan paginya enjel berangkat ke sekolah seperti biasa-nya, menumpang angkot dan saling berdesak-desakan.
Berjalan di sepanjang koridor dengan memeluk erat beberapa buku pelajaran.
Berdiri di depan loker miliknya, sontak enjel mengambil langkah mundur kebelakang saat sampah kertas dan juga yang lainnya berhamburan keluar dari dalamnya.Beberapa siswa yang kebetulan melihatnya menatap enjel dengan jijik
"Jorok banget Lo,"
"Gila, kebiasaan buruk di rumah di bawa ke sekolah dong."
"Sudah di sediain tempat sampah, malah di pajang di loker."
Dan masih banyak lagi cemoohan mereka yang begitu menohok dan sangat menyakitkan.
Dinda dan dua sahabatnya, raya dan juga Jenni. Datang dengan menutupi hidungnya.
"Kok bau ya,"
"Lo pada cium gak sih,"
YOU ARE READING
Bukan Tokoh Utama
Fantasy"hidup itu bukan selalu tentang si kaya, lalu bahagia! Tapi, Hidup adalah sebuah pelajaran. Bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan itu sendiri, walau dengan cara yang sederhana."