kenapa

2.4K 84 21
                                    


Hai ini book ke 3 aku, aku harap kalian suka tetapi mungkin ada yang merasa sick juga dengan cerita jika tidak suka bisa di skip ya ok ok ok selamat membaca




ᕙ[・۝・]ᕗ



Di kediaman keluarga Uzumaki

"Boruto... cepat kesini." ucap wanita Surai panjang semu kehitaman ungu nan wajah nya yang cantik kulitnya putih nan mulus. "Iyah ka-chan ada apa pagi-pagi buta begini sudah teriak." ucap pria bersurai kuning nan wajah imut dan cantik itu kulit putih, perawakan hampir sama dengan sang ibunda.

Wanita yang di sebut ka-chan itu tersenyum tulus "lihatlah kamu akan mempunyai adik ayah mu pasti akan senang.""Ka-chan yang benar saja aku tidak menyangka aku akan mempunyai adik, aku harap dia seorang perempuan aku berjanji akan melindungi nya dan menemani nya." Ucap boruto senang sambil tersenyum lebar, ibu Hinata hanya tertawa kecil.

"Aku pulang." ucap pria bersurai kuning tubuh nya tinggi dan kekar. "Tou-chan ka-chan hamil aku akan mempunyai seorang adik." boruto sambil loncat ke arah ayah nya. Naruto tersenyum dan mengelus-elus rambut boruto yang halus itu dia juga mencium perut Hinata.

Sembilan bulan kemudian

Orang-orang terlihat sedang terburu-buru "Hinata bertahan lah." mimik wajah Naruto kwatir. "Ka-chan bertahan lah aku mohon." ucap Boruto yang sangat panik melihat kondisi ibu nya yang akan melahirkan anak ke dua nya.

"Naruto lebih baik kamu di sini dlu biar aku saja mengurus nya." ucap wanita bersurai pink nan cantik itu. "Baiklah aku serahkan kepada mu sakura."Tanpa banyak bicara sakura memulai untuk membantu kelahiran anak ke dua Hinata.

Selang beberapa jam

Wanita bersurai pink itu keluar dari ruangan persalinan sambil menundukkan kepalanya "Naruto aku harap kamu bisa menerima ini, Hinata tidak bisa tertolong tetapi anak ke dua mu perempuan lahir dengan selamat dia  tidak ada cacat dia sangat cantik, mirip seperti ibu nya." Naruto yang mendengar hal itu seakan-akan tidak percaya akan apa yang terjadi pada Hinata mimik wajahnya terpukul tubuhnya gemetaran Boruto juga sama hal nya dia seakan-akan tak percaya air mata boruto mengalir deras.

"K ka-chan kenapa hiks...hiks..." Boruto menangis sambil memeluk ibunya yang sudah tak bernyawa itu "Hinata kenapa kenapa kamu meninggalkan aku." sambil mengepal kan tangan nya. Sakura berjalan ke arah Naruto sambil mengendong anak perempuan Hinata itu "Naruto ini anak mu satu-satunya perempuan, di detik-detik terakhir Hinata berbicara kepada ku anak ini bernama Himawari." sambil menyerahkan Himawari kepada Naruto tapi Bukannya mengendong anak ke dua nya itu Naruto malah ingin memukul anak itu ."Tou-chan hentikan apa yang kau lakukan." ucap boruto sambil memegang tangan Naruto yang lebih besar dari nya.

Beberapa tahun kemudian....

Boruto sudah menginjak kelas 1 SMA dan dia juga akan kenaikan kelas 2 SMA sedangkan Himawari dia sudah menginjak kelas 6 SD dia juga akan menginjak SMP tetapi ada hal yang tidak mengenakkan.

"Tou-chan sarapan sudah siap." ucap Boruto sedikit ketakutan. "Ya aku kesana." jawab Naruto dingin semenjak kehilangan ibunda Hinata sikap Naruto menjadi dingin dan yang lebih parah nya lagi "Tou-chan ayo kita bermain bukan kah hari ini libur sekolah ku kan." tawar Himawari sembari tersenyum ceria. Naruto hanya diam saja sambil melanjutkan sarapan paginya. Boruto yang melihat hal itu menjadi sedih ya semenjak kematian ibunda Hinata Himawari tidak pernah di anggap sama sekali bahkan semenjak bayi pun dia tidak pernah menggendong Himawari tetapi biaya dan kebutuhan lainnya dia membantunya. "Himawari aku akan menemanimu bermain tenang saja ada kakak di sini, tou-chan seperti nya sedang sibuk."ucap nya tersenyum kepada Himawari.

Toxic father's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang