tih

390 16 9
                                    

Boruto sampai di gedung yang terlihat menjulang tinggi tak lain ini adalah perusahaan ayah nya. Sejenak Boruto menghela nafas nya untuk bertemu sang ayah jujur saja kenapa jantung nya berdegup kencang  padahal belum saja ia bertemu. Langkah berjalan pelan menaiki lift menuju lantai utama di mana tempat ayah nya berada.

Boruto membuka pintu terlihat jelas Naruto sedang berdiri tegak menghadap ke arah jendela "tak ku sangka anda akan datang kemari ke sini."

Boruto hanya terdiam tidak menjawab ayah nya. Naruto menghampiri Boruto di sana yang terlihat kaku dia mengelus helai demi helaian rambut nya "apa anda merasa kurang dengan apa yang saya berikan."

Boruto hanya menggeleng dan menyingkirkan tangan Naruto dari rambut nya. Tentu dia tidak suka aneh biasanya dia akan menurut saja. "Maaf saya telah menghilang sangat lama dari anda dan saya tidak merasa kurang." sembari menunduk dia tak ingin melihat wajah pria di depannya ini.

"Ia tak masalah lebih bagus jika anda muncul sendiri daripada saya harus mencari anda dan itu akan menjadi masalah untuk mu."

Lagi-lagi Boruto hanya mengangguk "apa yang harus saya lakukan." Naruto mendekat kan kepala nya dia menghirup rambut nya yang  halus dan membelai pinggang Boruto "Saya menginginkan mu." mendengar itu Boruto mendongak ia kaget 

"baik ayah.'' ucap nya bergetar.

"tapi tidak untuk sekarang."

Boruto mengangguk tubuh nya melemas kenapa dia harus melakukan hal yang menjijikan bukan kah hubungan ayah dan anak sangat lah tidak baik apa lagi sampai berhubungan badan "kenapa apakah anda menolak nya." Boruto menggeleng, dia mengalihkan topik mulut nya ingin bertanya apakah Himawari baik-baik saja? kebutuhan nya tercukupi kan tetapi Boruto ragu untuk bertanya dia menepak pipi nya dengan ke dua tangan nya dia harus memastikan keadaan nya"bagaimana dengan Himawari ayah."

"dia baik." jawab nya, mendegar itu Boruto menghela nafas nya. Sungguh dia tak sabar untuk melihat adik nya Boruto yakin pasti Himawari sangat merindukan nya. langkah nya berjalan keluar  dari ruang ayah nya setelah di perintahkan dia tak sabar ingin pulang kerumahnya setidaknya dengan melihat Himawari itu akan membuat nya tenang. Di luar sana sudah ada Kawaki yang datang untuk mengantarkan nya. Terik matahari begitu sangat panas membuat Boruto meminta untuk berhenti ke supermarket untuk membeli eskrim dia ingat adik nya menyukai eskrim vanilla tapi Boruto membeli banyak beberapa varian eskrim di samping Kawaki senantiasa menjaga Boruto "maaf saya belum tahu siapa nama anda." "ah iyah gw belum ngenalin diri gw" batin Kawaki.

"saya Kawaki bertugas unt-."

"sudah tahu tidak usah di jelaskan." potong Boruto

gak ayah sama anak kayak nya punya sikap yang sama aja 11 12.... keluh Kawaki

Suasana menjadi canggung hingga Boruto berhenti di sebuah Rak minuman mata nya  teralih pada sebuah minuman yang tampak rasa nya tidak begitu manis mungkin ini akan cocok untuk nya. Boruto membeli kebutuhan dapur yang seharus nya dia tidak perlu membeli.

"Ngomong tuan untuk apa capek-capek membeli kebutuhan seperti ini."

"panggil saja Boruto tidak perlu pakai embel-embel tuan." Kawaki hanya mengangguk paham.

"Saya suka masak dan saya punya adik dia suka senang kalo saya masakin apa lagi makanan favorit nya." Maaf nya sembari tersenyum tipis dan memilih beberapa bahan segar serta perbumbuan. Kawaki hanya menjawab Ber-Oh riah saja.

Sehabis belanja mereka pulang kini Boruto sudah sampai di rumah nya. Momen yang di tunggu Boruto adalah memeluk sang adik ia yakin adik nya akan berlari memeluk. Sungguh hati nya sangat senang Boruto berlari kecil dia membuka pintu berharap Himawari berada di ruang tengah dan menyambutnya, namun hal itu tidak terjadi nyata ruang tengah begitu sepi tidak ada orang satupun.

Boruto menaiki anak tangga menuju kamar adik nya apa kah dia sudah tidur tidak Boruto hanya memastikan saja. Ia ketuk pintu kamar Himawari tetapi tidak ada respon dari dalam kamar akhir Boruto membuka pintu kamar Himawari saat di buka kamar terlihat gelap dan lembab seperti tidak berpenghuni lagi.

"Himawari..."

"Himawari ini kakak, kakak pulang kamu dimana." Boruto masih tersenyum lebar mungkin adik nya mengajak nya bermain petak umpet. Tak melihat Himawari di kamar, Boruto mencari Himawari di semua penjuru Rumah tapi hasil nya nihil dia tak kunjung menemukan sang adik.

Boruto melemas entah kenapa filling nya tidak enak  "Himawari..." Ucap nya lirih, Boruto tak menyerah dia kekeh mencari Himawari tentunya kawaki hanya bisa mengikuti Boruto dari belakang dia tau sesuatu tapi sebaiknya dia tidak memberi tahu Boruto atas perintah dari tuan nya.

Hingga Boruto menemukan secarik kertas dia kenal tulisan tangan ini ia dia sungguh sangat mengenal. Boruto membaca nya dengan seksama, sehabis Boruto membaca dirinya melemas bibir tak sanggup berbicara dia terduduk di lantai dingin pandangan buram setetes air mata telah jatuh menangis tanpa suara membuat dada Boruto sesak.

Ia ingin teriak sekuat-kuatnya bagaikan  petir yang menyambar nya dia tahu seharusnya dia tidak kaget akan hal ini tapi tetap saja kenapa sesuatu hal yang tidak ia inginkan terjadi. Kepala nya mulai pusing pandangan nya kabur Boruto jatuh pingsan untung saja Kawaki menahan kepala Boruto jika tidak mungkin akan terbentur keras.

"Maaf saya terpaksa."














****





Berat rasa nya ketika pria bersurai kuning itu membuka mata nya, dada nya masih sangat sesak sakit sangat sakit rasa nya seperti tertusuk ribuan pisau yang menancap di hati nya.

"Sudah sadar." Terlihat pria yang sedang menikmati secangkir kopi panas di balkon dan bersantai-santai menggunakan kimono hitam. Angin meniup wajah Boruto dia bangun berusaha memulihkan diri, ia masih tak ingin berbicara dia hanya diam.

"Jangan melupakan malam ini, cepat bersihkan diri mu." Ucap Naruto.

Boruto hanya mengangguk dia berjalan luntay lantiy membasahi diri nya dengan shower dia menangis sejadi-jadinya tapi tetap tak bersuara sedikit pun shower membasahi helaian rambut Boruto air mata pun tak terlihat karena menyatu dengan air yang membasahi diri nya. Selesai membersihkan diri nya. Boruto berjalan menghampiri ayah nya.

Naruto mengeratkan tangan nya pada pinggang Boruto. Sesuatu yang ia begitu menjijikan terulang lagi.

Tangan besar membelai lembut paha Boruto yang tak lama menjadi cengkeraman. Boruto tak berekspresi tatapan nya juga dingin suatu hari dia pastikan akan membunuh pria yang sekarang sedang melakukan hubungan terlarang dengan nya.


*****




Maaf Sedikit dulu di episode akan jarang ada adegan sex karena kita akan memasuki adegan gelud gelud tan ygy bab yang lain mau aku revisi juga


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Toxic father's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang