demi yang tersayang

1.8K 79 9
                                    

Revisi oh revisi banyak banget anjay

Warning 18+

ヾ(*'O'*)/

Boruto membuka matanya perlahan-lahan dia segera ingin berdiri dari tempat tidur nya tapi sekujur tubuhnya sakit terutama bagian bokong nya kaki mungilnya berjalan pelan sangat pelan menuju kamar mandi sambil memegangi bokong nya.

Boruto memandangi kamar ayahnya tapi dia tidak menemukan pria itu yang sudah berbuat brengsek tadi malam "aku kesal aku benci ini sakit aku tidak suka" batin Boruto wajah kusat dan tatapan nya sedikit kosong.

***

"Kakak selamat pagi ayah selamat pagi." sambutan selamat pagi dari adik kecil, tersenyum lebar kepada kakaknya dan ayahnya. Naruto hanya diam saja dia tidak menjawab, Boruto yang melihat nya dia tersenyum lembut "Himaa... Selamat pagi juga." ucap Boruto lemas sambil memegangi bokong nya. "Oni-chan kenapa kelihatannya kakak tidak baik-baik saja, kenapa kakak terus memegang bagian belakang kakak terus." tanya dengan wajah keheranan. Naruto menatap tajam Boruto seakan-akan itu adalah kode untuk nya jangan beritahu siapa-siapa Boruto tidak berani menatap wajah ayahnya "tidak apa-apa kok Hima ini kemarin kakak hanya terpeleset saja."  jawab nya dengan mata yang bergerak kanan dan kiri seperti menyembunyikan kebohongan. ia tentu saja Boruto itu tidak mahir soal untuk berbohong. Himawari merasa keheranan tidak seperti biasanya kakaknya bersikap aneh. "Sudah Hima kakak gapapa kok sekarang makanlah nanti makanan nya keburu dingin nanti gak enak lohh." Ucap Boruto menyakinkan Himawari.

"Himaa... Sekarang kamu menginap di rumah kakek dulu ya soalnya kakak ada tugas sekolah yang harus kakak kerjakan, jadi kakak tidak akan di rumah." ucap Boruto sambil tersenyum tipis kepada Himawari. "Yeahh asik tapi bakal lebih asik lagi klo kakak ikut" ucap himawari sambil mengembungkan pipinya. "Maaf ya himaa ku, adik ku yang paling imut, kakak mu ini sangat sibuk." Boruto mengacak-acak rambut adiknya yang halus itu. "Hummpp.. Iyah deh gapapa klo gitu Hima berangkat ya janna oni-chan papa" himawari sambil melambaikan tangan nya.

Boruto menghela nafasnya "dia sudah berangkat ya."  Naruto yang sedang duduk santai di sofa nya. "I-iyah aku harap ayah benar-benar tidak akan menyakiti Himawari." jawab Boruto agak gelagapan sambil menundukkan kepalanya.


Boruto berjalan ke meja untuk membereskan piring, Naruto menghampiri Boruto posisi Naruto membelakangi Boruto "tou-chan ada apa a-aku sedang ingin membereskan sarapan tadi" ucap Boruto yang tidak berani berbalik kebelakang. Naruto mendekati Boruto "Mari kita lakukan ini sebentar." perlahan membuka celana pendek Boruto.


Boruto tubuhnya membeku  dia ingin melawan nya tapi tubuhnya tidak bisa di gerakkan tubuhnya hanya gemetaran apa lagi bagian bokong nya berkeringat "T-tou-chan tapi bokong ku sakit Tolong jan-." belum Boruto melanjutkan perkataannya Naruto sudah memegang penis kecil Boruto.


"Ahhh.... Tou-chan berhenti janggaann..." desah  Boruto sambil memegang lengan ayahnya yang lebih besar dari nya tapi Naruto menepis nya.


"Kamu ini ingin Himawari aman kan? Klo ingin hima aman makan menurut lah kepada ku dan turuti perintah ku." Naruto mencengkeram erat pinggul Boruto.

"Haik.. ngh..." Boruto hanya bisa  pasrah dia sebenarnya benci ini tapi dia tidak mau adik nya merasakan hal yang sama seperti kakak nya.


Naruto mulai memasukan tiga jari nya ke hole Boruto "kamu ini baru saja kemarin tapi sudah sempit lagi ya." memajukan mundurkan jarinya.

Toxic father's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang