•••
Secangkir kopi diletakkan pada meja. Jay duduk untuk memastikan kondisi rekannya baik-baik saja. Jake menjatuhkan besi-besi yang seharusnya dia proses tapi kini sudah rusak karena komponennya hancur. Jay tidak mengerti, sejak kapan Jake bisa seceroboh ini. Jikapun dia kelelahan, Jake pasti akan beristirahat dan Jay belum pernah melihat Jake selelah ini
"Ada apa denganmu? Cobalah untuk fokus, jika kau terus menjatuhkan komponen seperti itu, kita akan rugi besar,"ucap Jay.
"Maaf, aku tidak tau. Tiba-tiba pandanganku kabur dan aku merasa pusing,"ucap Jake.
Bohong jika Jake berbicara dia pusing. Jake merasa tersetrum saat pandangannya kabur. Seperti ada gelombang yang sengaja tertuju padanya dan memberikan reaksi elektromagnetik yang membuatnya terkejut dan terjatuh.
"Apa sekarang kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja, kau bisa melanjutkan pekerjaanmu."
"Kau beristirahatlah, atau kau pulang saja. Aku bisa mengerjakannya,"ucap Jay.
"Tidak, aku akan menetap di sini. Aku hanya akan beristirahat sebentar."
"Ya terserah mu."
Jay kembali sibuk pada pekerjaannya. Jake merasakan pandangannya mulai kabur. Dia mengedipkan matanya berkali-kali dan gelombang itu kembali menyerangnya.
"Jay, aku ke toilet sebentar."
"Perlu ku antar?"
"Aku bisa sendiri bodoh, apa-apaan kau ini."
"Aku hanya menawarkan bantuan."
"Aku bisa sendiri,"jawab Jake sebelum berlalu keluar laboratorium.
Jake berjalan menuju toilet, dia masuk dan melihat pantulan cermin. Blur, tidak ada yang bisa dia lihat dengan jelas. Bahkan bayangannya saja tidak terlihat dengan jelas.
Spontan Jake meraih bahunya saat dia rasa pegal-pegal menyerangnya. Seperti bahunya hendak lepas dari tempatnya. Jake memejamkan matanya kuat, mencoba mengembalikan pandangannya yang normal.
"Hello, Professor-nim."
Jake membuka matanya, menoleh ke kanan dan ke kiri. Seperti ada seseorang yang memanggilnya. Apa ada hantu di toilet ini?
Jake kembali memejamkan matanya, dan saat membuka mata dia bisa melihat tulisan besar di cermin. Seperti pesan yang dikirimkan untuk Jake.
Jake menekan tombol pada cermin untuk melihat isi pesannya, dia mengernyit mencoba mencerna apa yang dia baca.
Professor-nim, apa aku bisa berbicara denganmu?
Siapa yang mengirimkannya pesan padanya? Jake membuka ponsel yang berada di sakunya, ponselnya. Ada sebuah pesan masuk, tapi sebelum dia membuka pesannya ponselnya seketika mati.
"Apa aku lupa mengisi daya ponselku?"
Jake menekan tombol pada cermin itu dan pesannya menghilang. Hanya ada pantulan dirinya di cermin.
"Kenapa tiba-tiba sekali? Apa aku harus ke rumah sakit? Ini pertama kali dalam hidupku berpikiran seperti itu,"ucap Jake.
"Mungkin aku hanya terlalu lelah, aku harus banyak beristirahat,"lanjutnya.
Setelah Jake meyakinkan dirinya bahwa dia hanya kelelahan, dia kembali ke laboratorium mengambil alih pekerjaannya namun dengan pelan-pelan dia bekerja. Jay yang mengerti keadaan Jake memberikan Jake waktu untuk beristirahat dan membantu sebisanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMARTBOT | JAKE SIM [✓]
Science Fiction[mini story] Hidup sudah berjalan, peradaban dunia sudah banyak berubah. Kantor-kantor menjadi besar, perusahaan menjadi meluas, tekhnologi mulai berkembang, tangan manusia berubah menjadi lonjongan besi dan banyak perubahan. Di dunia yang serba ca...