Chapter 08

4 0 0
                                    

Sesampainya di rumah Gara, Marina terkejut dengan apa yang dia lihat bahkan bukan Marina saja yang mengejutkan Bu Susanti dan Melati juga sontak kaget melihat ada penghulu disana.

"Maaf ya Susan aku lupa memberitahumu kalau anakku Gara ingin dilangsungkan saja" ucap Tante Jennie

"Ah tapi masalahnya saya belum memesan baju pengantin" jawab Bu Susanti

"Tidak apa-apa kami sudah menyiapkan baju pengantin beserta riasannya untuk putrimu" ucap Pak Rizal ayah Gara

"Terima kasih, kalian sudah baik untuk keluarga saya"

"Tidak masalah, lagi pula sebentar lagi kita akan jadi besan to hahahah" canda Tante Jennie

"Ayo nak Marina ikut tante eh maksudnya bunda ke ruang ganti, disana juga sudah ada tukang riasnya" ucap Tante Jennie

"Iya bunda" jawab Marina, tak terlalu lama Marina pun keluar dengan Gaun pengantinnya dan sedikit riasan dimukanya karena Marina tidak terlalu suka Make Up yang terlalu tebal.

"Gimana cantikan?" tanya tante jennie

Gara pun menoleh ke arah Marina akan tetap keras kepala, kepemimpinan Jessicalah wanita yang paling cantik dimatanya.

Jessica adalah pacarnya, sudah 1 tahun lebih ia akan bekerja sama tetapi Jessica tak pernah memberinya waktu untuk bertemu karena Jessica adalah wanita sibuk, ia sibuk karena menjadi model terkenal.

Bahkan jika bertemu 1 bulan sekali bukan? Bagaimana dengan kabar Jessica yang mendengar kabar bahwa mereka akan dijodohkan? Jessica sangat sedih, ia bahkan ingin membunuh dirinya sendiri dengan cara gantung diri.

Tetapi pada saat akan melakukan bunuh diri, Gara tak sengaja memergokinya dan memotong tali itu, dan sekarang sampai besok ia masih memendam kebencian terhadap Marina yang hampir saja membuat ia kehilangan orang yang paling dicintai

"Wah Marina cantik sekali ya, pasti Gara klepek klepek sama Marina" ucap Pak Rizal

"Makasih om" jawab Marina

"Habis ini jangan panggil om, panggil saya ayah ya?"ucap Pak Rizal

"Saya juga nanti kalau udah sah panggil kita bunda ya?" tambah Tante Jennie

"Iya yah, bun" jawab Marina

"Sana duduk di sebelahnya Gara" ucap Bu Susanti

Marina pun duduk di sebelah Gara, Gara membisikkan kata-kata yang tidak di dengar oleh orang lain
(iya lah namanya juga bisik-bisik tetangga)

"Jangan berharap aku akan jatuh cinta padamu, jika ada orang tuaku ber-ektinglah seolah-olah aku memperlakukanmu dengan baik " ucap Gara berbisik

"Iya aku tau" jawab Marina

Beberapa Jam kemudian Gara dan Marina kembali kerumah Gara, Gara yang merasa sangat lelah pun langsung merebahkan badannya di sofa.

"Aku tidur dimana?" tanya Marina

"Kau tidurlah di kamar pembantu, aku tidak sudi bila aku tidur sekamar denganmu, melihatmu saja aku sudah merasa muak" jawab Gara yang membuat Marina ingin menangis tapi air matanya akan jatuh agar tidak jatuh

"Udah buruan sana pergi, bikin mataku katarak aja tau ga!? udah sana pergi!"

Marina pun langsung pergi meninggalkan Gara yang sedang merebahkan dirinya di sofa, Marina langsung merapikan ruangan tersebut dan langsung merebahkan tubuhnya.

Ruangan tersebut sangat panas dan minim udara yang membuat Marina berkeringat dan tidak bisa tidur dengan nyaman.

Pagi pun tiba, Marina pun sudah rapi dengan seragamnya untung saja seragam Marina sudah dibawakan oleh mamanya, saat ia hendak keluar tiba tiba pintu kamarnya diketuk oleh seseorang yaitu Bi Ijah pembantu Gara

"Non Marina ayo turun untuk sarapan, saya sudah menyiapkan sarapan untuk nona"ucap Bi Ijah di luar kamar Marina

"Iya bi, ini Marina mau ke bawah kok" jawab Marina sambil menyiapkan peralatan sekolahnya dan berjalan menuju ruang makan, setibanya di ruang makan Marina tidak menemukan sosok yang ia cari

“Nyari tuan Gara ya non?” tanya Bi Ijah

"Eh iya bi, memangnya kak Gara kemana ya bi? kok gak ikut makan bareng?" tanya Marina

"Ohh sejak tadi subuh tuan Gara pergi, entah pergi kemana saya tidak tahu non" jelas Bi Ijah

"Ah baiklah, oiya bagaimana kalau bibi ikut sarapan bareng Marina?"

"Memang boleh ya non?"

"Boleh bi, sini duduk disebelah Marina"

Akhirnya Bibi Ijah pun ikut sarapan bersama Marina dan tak beberapa lama kemudian, Marina berangkat sekolah dengan kendaraan umum.

Sesampainya disekolah Marina pun masuk ke kelasnya dan melihat Karina sedang mengobrol dengan berandalan sekolah.

Marina berpikir tentang kehidupan Karina yang di kelilingi oleh orang-orang yang sangat tulus mencintainya dan Marina berpikir andai saja ia seberani Karina sekarang mungkin ia kabur dari rumah dan menghindari perjodohan tersebut.

Karina yang merasa risih dilihati oleh Marina pun langsung membuka suaranya.

"Apa liat-liat? kalo mau gabung sini, ikut ngobrol ama kita" ajak Karina tapi di tolak oleh Marina dengan menggelengkan kepalanya.

Marina langsung duduk dibangkunya dan mengeluarkan buku untuk hafalannya nanti.

Hari ini ada ulangan Matematika makanya Marina belajar dengan bersungguh-sungguh agar nilainya bagus.

JIWA YANG TERTUKAR [Dewisjaa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang