ADA APA DENGAN SETAN 4

83 14 0
                                    

DENGAN mata teduhnya Kumala Dewi menatap wajah datar tanpa ekspresi sedikit pun. Wajah itu ada di depannya. Hanya berjarak sekitar dua meter darinya. Cahaya senja masih
dapat untuk melihat kepolosan wajah pemuda berambut lebat tapi berpotongan pendek, agak ikal. Pemuda itu menurut saja ketika disuruh duduk bersila di lantai pendapa.

Sandhi yang berdiri di dekat tangga. Sedikit bersandar pada tiang bangunan tanpa dinding itu. Seorang pemuda lagi berkulit coklat berdiri tak jauh dari Sandhi. Ia juga memperhatikan Kumala Dewi yang sedang duduk berlutut dengan badan tegak. Mengenakan atasan thank-top ketat warna hijau daun, dengan celana stretch sebetis dari bahan
beludru lentur berwama hijau lumut berbintik-bintik putih.

Cantik sekali Kumala di senja itu, meski rambutnya yang panjang dan halus itu digulung naik asal-asalan.

"Ара sejak dia pulang ke kontrakan itu, dia juga seperti orang blo'on begitu, Yan?" tanya Sandhi bersuara pelan.

"Iya. Tapi dia masih sempat mengingat saat tahu-tahu berada dalam taksi, punya uang dan sebagainya. Darimana dia naik taksi, itu dia nggak ingat sama sekali. Sekarang malah dia nggak ingat kalau dia pulang ke rumah naik taksi. Aneh
kan?"

"Yah, nggak perlu merasa aneh sebenarnya. Karena, kehidupan dia yang sekarang memang berasal dari sesuatu yang aneh, alias gaib."

"Sampai sekarang gue masih sangsi sebenarnya. Dia benar-benar hidup atau sosok setan yang menjelma menjadi dirinya?"

"Kumala akan mengetahui siapa dia dan bagaimana keadaan dia sebenarnya. Elu tenang aja, Yan. Nggak usah tegang."

"Gimana nggak tegang kalau hidup serumah sama orang yang udah meninggal dan hidup lagi? Gue dari semalem nggak bisa tidur, San. Sampai sekarang aja belum tidur."

"Tapi, waktu elu tengok dia di kamar, ара elu dengar suara-suara aneh dari dalam kamar?"

"Nggak."

"Kоk elu tiba-tiba pengen nengok dia, kenapa tuh?"

"Yaaaah... nggak tahu. Tiba-tiba aja perasaan gue nggak enak dan pengen nengok keadaan dia dalam kamar. Makanya, gue kaget banget waktu lihat tempat tidur kosong. Gue pikir
dia kabur atau hilang secara gaib, eeeh... nggak tahunya dia tidur nyenyak tapi badannya ngambang di udara. Hampir nyentuh langit-langit kamar Iho, San!"

"Terus, dia turunnya gimana?"

"Waktu gue tinggal keluar, manggil tetangga supaya ikut lihat keanehan itu, eeh... ternyata dia udah nggak ngambang lagi. Udah meringkuk di atas kasur. Normal aja."

"Sampai pagi?"

"Sampai pagi. Normal. Mandi, makan, ngopi... biasa aja, kayak kehidupan dia sebelum mati."

Sandhi menggumam pelan. Sedikit banyak hati Yannu sudah agak lega, karena ia berhasil membawa Rubby
menemui Sandhi dan Kumala, yang ketika ditelepon olehnya sedang berada di villanya Раk Rahmadinata. Yannu juga merasa senang bisa datang tepat waktu, yaitu bersamaan
dengan datangnya Kumala dari menangani kasus misteri kematian Oom Tio, kira-kira 10 menit yang lalu.

Tadi sewaktu Sandhi memperkenalkan Yannu kepada
Kumala, tatapan mata Kumala sudah lebih dulu tertuju pada Rubby. Wajah cantik yang sempat mengagumkan hati Yannu itu diam-dim menyimpan kecurigaan, sehingga sebelum Yannu
menceritakan kasusnya Rubby, Kumala sudah lebih dulu bertanya dengan suara berbisik.

"Sejak kapan dia kembali dari alam kubur?"

"Hmm, eeh... tadi malam, Mbak... eeh, Zus... Ya, tadi malam," jawab Yannu agak gugup, karena dia tidak menyangka kalau akan mendapat pertanyaan pertama seperti itu.

Yannu tidak menyangka kalau Kumala Dewi ternyata mengetahui bahwa Rubby pernah meninggal dan bangkit lagi, tanpa mendengar keterangan lebih dulu darinya. Padahal semula Yannu sempat ragu-ragu untuk menceritakan hal itu. Takut kalau tidak dipercaya dan dianggap ceritanya mengada-ada.
Kumala Dewi segera menyodorkan tangannya, mengajak salaman kepada Rubby. Ketika Rubby menyambutnya, ia semakin tak bisa bicara.

97. Ada Apa Dengan Setan?✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang