ADA APA DENGAN SETAN TAMAT

97 13 0
                                    

Kumala Dewi dapat merasakan bahwa di kamar tidur Rubby ada terdengar suara, gerakan, pertanda pemuda itu sudah terjaga dari tidurnya. Маkа ia segera masuk ke kamar tersebut.

Tampak Rubby memandangnya terpana. Heran bercampur kagum melihat kecantikan gadis yang berdiri di hadapannya. ia heran karena ia sama sekaii tidak mengenali siapa gadis itu. "Di... mana saya?" tanyanya agak gugup.

"Таk usah cemas... Kau berada di tempat yang aman. Coba ceritakan ара saja yang masih bisa kau ingat, pada saat-saat terakhirmu!" perintah Kumala bernada membujuk.

"Ak... aku... aku tak tahu ара yang sebenarnya telah terjadi pada diriku ini. Rasanya sungguh mengagetkan ketika beberapa orang mencoba merampok taksiku serta menganiaya diriku! Seterusnya aku seperti melihat ada suasana kematian dan orang-orang menggiring tubuhku ke
tempat pemakaman."

"Nah, bagaimana kemudian kau dapat bangkit kembali dari kuburmu? Itu yang perlu kuketahui!" sergah Kumala Dewi.

"Nghh... Rasanya aku masih melayang-layang, terpaku memandangi gundukan tanah itu. Orang-orang semua sudah bubaran pulang. Tahu-tahu seperti ada angin datang bergulung-gulung dan kulihat seberkas sinar memasuki gundukan tanah yang masih baru itu," Rubby mencobа mengingat-ingat.

"Hmm, baru setelah itu kamu bangkit kembali?" tanya Kumala mengangguk-angguk.

"Ya, ya... , tanah kuburan itu bergerak dan sesuatu yang aneh luar biasa terjadi. Tubuhku muncul dari dalam tanah. Dia berjalan tanpa mempedulikan aku," sambung Rubby dengan kening berkerut.

"Таk usah kau lanjutkan ceritamu. Sekarang aku mengerti ара yang terjadi sebenarnya. Aku tahu di mana setan itu menyembunyikan kitab yang sedang kucari!" Biggan tiba-tiba ikut masuk ke dalam kamar. Sambil berkata demikian, ia menoleh kepada Kumala Dewi.

"Jangan kau siksa dia terlalu lama. Biarkan dia kembali ke
asalnya," ujarnya. Serta merta ia menotok dada Rubby. Pemuda itu ternganga mulutnya. Seberkas sinar meleset keluar dari mulutnya. Tubuhnya sedikit menggerenjal lalu terdiam kaku setelah patuh terhempas di atas kasur.

Sebelum Kumala Dewi sempat bertanya lebih lanjut, Biggan melesat pergi meninggalkan sang Dewi Ular yang masih dalam bingung. Gadis itu memanggil Sandhi, Yannu dan yang
lainnya. "Sebaiknya kita kembalikan jazad pemuda ini kembali ke kuburnya. Biar dia bisa beristirahat dengan tenang," ia memberi aba-aba yang lantas disanggupi oleh semuanya.

Ара yang direncanakan Dewi Ular ternyata tidak berjalan dengan mulus. Karena di tempat pemakaman itu, tepatnya di atas kuburan Rubby sedang berlangsung pertarungan sengit. Selarik Sinar biru berpendar-pendar membentuk lingkaran, mengejar dan bergelut dengan seberkas sinar kuning
keemasan. Setiap kali kedua sinar itu. berbenturan, memercikkan api disertai udara menggelegar bagai sebuah ledakan gemuruh angin topan. Hanya Kumala dan Buron yang
masih bisa berdiri tegak di tempatnya menyaksikan adegan perkelahiah seru tersebut. Sedangkan Sandhi sempoyongan. Apalagi Yannu dan beberapa yang lainnya, langsung terpental beberapa meter sambil mengaduh kesakitan memegangi tubuh mereka masing-masing.

"Ada pertempuran antara setan dan jin apaan, sih, nih? Sialan banget! Mau ngubur orang saja, pakek diganggu begini,..," gerutu Yannu kalang-kabut.

"Tunggu, Biggan, aku akan membantumu...," kata Kumala terpusat konsentrasinya pada pertempuran itu.

"Jangan, Kumala! Aku harus hati-hati mengambil kitab yang disembunyikannya di sini," cegah Biggan si sinar Biru uranium menjawab. "Dia sengaja mengalihkan perhatian orang, atau tepatnya mengecoh kita semua dengan membangkitkan kembali mayat si Rubby."

"Bagaimana kau yakin kitab itu disembunyikan di kuburan
ini?" selidik kumala.

"Mendengar penuturan roh Rubby yang asli, aku lantas tersadar. Waktu itu aku memang kehilangan jejak, ketika sedang mengejar Seithan!" Biggan menjelaskan tanpa mengendurkan serangannya terhadap lawan.

97. Ada Apa Dengan Setan?✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang