8. Bertemu Kayla

9 1 2
                                    


Gia sebenarnya bertanya-tanya akan pergi kemana mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gia sebenarnya bertanya-tanya akan pergi kemana mereka. Siang hari di hari Sabtu dan ada ketentuan dresscode. 

"Apakah acara formal?" kata Gia sendirian, "tapi tidak mungkin diadakan siang-siang sekali, apa lebih baik aku bertanya saja? Tapi, ahhhh entahlah, pilih baju yang bagus saja dan pergi, toh ini juga hari terakhir, setelahnya tinggal bilang tante Retno kalau kami tidak cocok."

"Tapi, aku masih harus bertemu dengannya, oh tidak hanya bertemu tapi satu ruangan dengannya selama lebih dari 2 bulan lagi," eluu Gia sembari mondar-mandir di kamarnya. Setelah beberapa menit mondar-mandir Gia berhenti di depan lemari pakaian dan segera memilih pakaian yang akan di kenakannya siang nanti.

 🎋🎋🎋🎋🎋🎋


"Sebetulnya kita akan pergi kemana?" tanya Gia pada Tara setelah mobil yang membawa mereka melewati gerbang depan perumahan Gia.

"Bukankah aku sudah mengatakannya?"

Gia yang mendengarnya hanya keheranan dibuatnya, kenapa bertanya balik padaku, bukankah kamu masih muda pak bos, tidak sepikun itukan kamu batin Gia sambil menirukan Arga yang memanggil Tara dengan sebutan pak bos tapi memanggil Prima hanya dengan sebutan Pak Prima tanpa embel-embel bos.

"Belum ya?" tanya Tara lagi sembari melihat Gia yang keheranan. "Ke rumah teman smaku," kata Tara sambil menatap Gia dan jalanan depan bergantian, "open house rumah baru mereka setelah memutuskan menetap disini daripada di LA."

"Apakah baju saya tidak pantas?" tanya Gia sambil memperhatikan pilihan baju yang dia kenakan saat ini.

Tara ikut melihat ke arah Gia dari ujung kaki sampai ujung kepala kemudian berkata, "oke."

Setelahnya, keduanya tidak terlibat pembicaraan lebih lanjut dan hanya di temani oleh musik yang mengalun. Gia memutuskan untuk mendengarkan alunan musik itu seraya melihat jalanan hari Sabtu siang itu, dia tidak berani bertanya hal-hal lebih lanjut mengenai siapa teman Tara yang mereka kunjungi, ada berapa banyak, dirinya harus mengenalkan diri sebagai rekan kerja atau teman, kita bahkan bukan teman kita hanya rekan kerja tapi bukankah aneh mengajak rekan kerja di hari weekend, batin Gia bertanya-tanya. Setelahnya, Gia tersadar dan kemudian menoleh sambil berseru, "kita tidak bawa buah tangan?"

"Apakah perlu?"

"Hell yes,oh maksudnya iya, lebih baik seperti itu."

"Oh, aku tidak kepikiran sama sekali, tapi 30 menit lagi kita akan sampai."

Gia melihat jalanan di sekitarnya dan kemudian berkata, "di belokan perempatan depan ada toko bunga, kita bisa membeli bunga mungkin, setidaknya bawa sesuatu untuk mereka yang mengundang, walaupun kalian teman dekat."

WETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang