"Aku minta maaf." Ucap Junghwan pada Yedam.
Junghwan membuang harga dirinya jauh-jauh. Pilihannya untuk tetap menjaga harga dirinya selama sebulan terakhir malah menyiksa dirinya. Pertemanannya dengan Doyoung selama lebih dari satu dekade sangat berharga. Doyoung bersikap acuh padanya selama sebulan terakhir dan itu adalah perasaan terburuk yang Junghwan rasakan. Jadi demi persahabatan antara Doyoung dan dirinya, dia rela membuang harga dirinya.
"Tiba-tiba?" Tanya Yedam heran.
"Tidak tiba-tiba. Aku telah memikirkannya selama sebulan. Dan aku rasa meminta maaf adalah cara yang tepat." Ucap Junghwan menjulurkan tangannya.
Yedam meraih tangan Junghwan. "Baiklah, aku rasa tidak baik untuk menyimpan dendam. Aku juga minta maaf." Kata Yedam.
Doyoung tersenyum. Dia baru saja dari ruang guru karena ada urusan. Begitu kembali dia melihat kedua sahabatnya berbaikan. Itu adalah pemandangan terindah selama sebulan terakhir.
Doyoung kemudian berjalan pergi dari sana. Dia tidak mau menganggu Yedam dan Junghwan yang sedang berbaikan.
.
.
.Doyoung berjalan pulang. Dia baru saja dari toserba untuk membeli ramen instan. Sekalian untuk mengobrol dengan Yedam sebenarnya.
"Oh, Junghwan?" Ucap Doyoung saat melihat Junghwan berdiri di depan rumahnya, dia lalu mempercepat langkahnya.
"Hai." Sapa Junghwan canggung, dia berpikir bahwa Doyoung masih marah.
Doyoung menyilangkan tangan di depan dada. "Ada apa?" Tanya Doyoung berusaha menjaga ekspresinya tetap datar.
Junghwan menggaruk kepalanya. "Hmm..." dia bingung harus memulai dari mana.
"Baiklah, jika tidak ada urusan aku masuk deluan." Ucap Doyoung membuka kunci rumahnya.
"Tunggu dulu." Junghwan menahan tangan Doyoung.
"Aku—" Junghwan masih ragu. "Aku ada pertandingan lusa. Ku harap kau datang untuk mendukungku." Ucap Junghwan sambil menutup matanya.
Doyoung menyilangkan tangannya lagi di depan dada. "Kenapa aku harus mendukungmu?" Tanya Doyoung berusaha ketus.
Junghwan menghela napas. Energinya seketika hilang. Junghwan berpikir sepertinya memang Doyoung sudah tidak mau berteman dengannya. Junghwan tidak bisa mengatakan apapun lagi, dia langsung pamit dari sana.
"Bayi besar!" Teriak Doyoung.
Junghwan yang tadinya mau menaiki mobilnya berbalik. Senyumnya langsung terukir begitu melihat Doyoung melebarkan tangan. Doyoung juga nampak tersenyum. Tanpa berpikir panjang Junghwan berlari dan menerjang Doyoung dengan pelukan. Dia langsung menghirup ceruk leher Doyoung. Aroma yang dia rindukan dan juga panggilan yang dia rindukan. Junghwan mengohela napas, rasanya sudah sangat lama.
"Mau makan ramen bersamaku?" Tanya Doyoung.
Mereka lalu masuk ke rumah Doyoung.
.
.
.Junghwan akan menginap malam ini. Sekarang Junghwan sedang duduk menunggu Doyoung yang sedang memasak ramen. Sudah sangat lama sekali sejak terakhir kali mereka makan bersama.
"Awas, pancinya panas." Ucap Doyoung saat akan menaruh ramen yang baru dia masak ke meja.
Setelah itu mereka makan ramen itu bersama. Lalu suatu hal terjadi. Mata Doyoung dan mata Junghwan bertemu saat ramen yang mereka makan tersambung. Persis seperti drama. Tapi hal membuat Doyoung tidak menyangka adalah Junghwan bukannya memutuskan ramen itu, malah menyeruputnya hingga bibir mereka bersentuhan. Doyoung mematung. Tubuhnya terasa dipenuhi kupu-kupu. Jantungnya berpacu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend? Remake || Hwanbby/HwanYoung ✔️✔️
FanfictionPictures by Pinterest Edit by myself Bercerita tentang rumitnya hubungan antara dua sahabat yang saling menyukai? Start : June 23, 2022 End : June 29, 2022 Tidak masalah jika ter-inspirasi, tidak masalah jika tidak vote atau komen, tapi akan jadi ma...