Doyoung dan Yedam sedang asik bernyanyi diiringi alunan gitar yang dimainkan Yedam. Yedam memang pintar dalam hal musik, pintar cerderung jenius sebenarnya. Sudah sejak kecil dia pandai dalam hal musik.
"Siapa kau? Pindah! Ini tempat dudukku!" Ucap Junghwan sinis saat memasuki kelas.
Doyoung dan Yedam berhenti bernyanyi.
"Tidak! Ini bangkunya sekarang." Ucap Doyoung.
"Bagimana bisa?" Tanya Junghwan pada Doyoung. "Lalu siapa kau?" Tanya Junghwan pada Yedam.
"Ya bisa! Dia murid baru, kebetulan kursi ini kosong saat dia masuk kemarin." Kata Doyoung sinis.
"Tapi aku sakit kemarin." Kata Junghwan.
"Yakin sedang sakit? Bukannya sedang menghabiskan waktu dengan pacarmu?" Yedam ikut berbicara.
Junghwan merebut gitar Yedam lalu melemparnya. Setelah itu dia mencengkram kerah Yedam. "Apa maksudmu?" Tanyanya dengan nada tinggi.
"Berhenti!" Ucap Doyoung lalu memisahkan Yedam dan Junghwan.
"Kau bisa mengambil bangkumu!" Ucap Doyoung ke Junghwan lalu mengajak Yedam pindah ke belakang.
Junghwan menahan Doyoung. "Mau kemana kau? Aku bisa menjelaskan semuanya!" Ucap Junghwan.
"Aku akan duduk dibelakang. Kau bisa mengambil bangkumu." Ucap Doyoung lalu menepis tangan Junghwan. "Dan aku tidak butuh penjelasanmu sekarang, aku sudah melihanya sendiri." Lanjutnya.
"Tapi—"
"Kau bisa menjelaskan semuanya pada saat aku meneleponmu tapi tidak kau lakukan, jadi berhenti memaksaku mendengar penjelasanmu!" Ucap Doyoung lalu hendak pergi kebelakang.
Sekali lagi, Junghwan menahan Doyoung. "Tapi kau harus mendengarkanku!" Ucap Junghwan.
Doyoung menepis tangan Junghwan lagi. "Tidak semua hal harus tentang dirimu dan kemauanmu! Kau harus belajar, dunia bukan hanya tentang dirimu. Aku selalu mengalah selama ini, sekarang saatnya kau yang menerima pendapatku." Ucap Doyoung.
"Tapi—" Junghwan tidak menyerah.
"Hei, jangan memaksanya jika dia tidak mau." Yedam menepis tangan Junghwan yang memegang Doyoung.
Emosi Junghwan memuncak. Dia tanpa kendali memukul wajah Yedam keras. Yedam yang tidak terima juga melawan. Seisi ruangan kaget. Tidak ada yang berani bersuara karena ini adalah So Junghwan. Ini bukan tindakan seharusnya, tapi mereka juga kagum pada Yedam karena berhasil mengimbangi Junghwan yang seorang atlet.
"So Junghwan!" Teriak Doyoung.
Doyoung lalu mendorong tubuh Junghwan berkali-kali.
"Jangan mentang-mentang atlet kau berani memukul orang sembarang. Kau pikir aku takut. Kenapa tidak melawan? Kenapa tidak memukulku juga?" Ucap Doyoung.
"Maaf aku hanya —"
"Hanya apa?!" Teriak Doyoung.
Doyoung menampar dirinya sendiri. "Pukul! Pukul juga aku! Bajingan." Teriak Doyoung.
Seluruh ruangan lebih kaget lagi. Tidak menyangka Doyoung yang ramah dan baik hati, begitu mengerikan saat marah. Bahkan So Junghwan langsung terdiam.
Doyoung menatap tajam ke arah Junghwan. Detik selanjutnya dia membawa Yedam keluar dari sana.
"Aku membencimu mulai sekarang." Ucap Doyoung lalu menabrakkan bahunya pada bahu Junghwan. Doyoung keluar. Terlalu malas melihat Junghwan.
"Sialan! Brengsek!" Teriak Junghwan begitu Doyoung dan Yedam keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend? Remake || Hwanbby/HwanYoung ✔️✔️
ספרות חובביםPictures by Pinterest Edit by myself Bercerita tentang rumitnya hubungan antara dua sahabat yang saling menyukai? Start : June 23, 2022 End : June 29, 2022 Tidak masalah jika ter-inspirasi, tidak masalah jika tidak vote atau komen, tapi akan jadi ma...