8. Return 반품

953 116 9
                                    

Teriakan semua orang yang ada di stadion menggema. Sekali lagi, So Junghwan menjadi pemenang pertandingan taekwondo yang dia ikuti. Medali emas yang dia dapat menambah jajaran medali yang bertengger di tembok rumahnya. Junghwan bersyukur bahwa pertandingan terakhirnya di sekolah menengah, berakhir baik. Tahun depan Junghwan sudah kelas akhir, itu artinya dia baru bisa mengikuti pertandingan taekwondo lagi saat kuliah.

Suara kembali menggema ketika So Junghwan di kalungkan medali lalu diberi piala. Sementara yang lain teriak, kekasihnya, Kim Doyoung hanya bisa bertepuk tangan. Bukan kekasih sebenarnya, hubungan mereka masih belum jelas. Kim Doyoung menatap bangga akan prestasi So Junghwan.

Junghwan menerima microphone untuk mengucapkan sepatah kata sebagai juara. "Pertama-tama aku bersyukur karena tahun terakhirku menjadi atlet sekolah menengah berakhir baik, aku berjanji akan melanjutkan ini saat di perguruan tinggi. Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada pelatihku karena telah melatihku dengan baik. Aku juga ingin berterima kasih pada orang tuaku yang selalu mendukungku. Terakhir..." jeda, Junghwan menatap Doyoung lalu menjulurkan tangannya. "Kim Doyoung, aku mencintaimu." Ucapnya.

Seluru stadion bertepuk tangan dan teriak. Sementara Doyoung salah tingkah.

.
.
.

Junghwan dan Doyoung terkekeh sambil memasuki rumah Junghwan. Mereka berencana menginap di sana. Junghwan yang memaksa sebenarnya.

"So Junghwan." Panggil ibu Junghwan.

Ibunya sudah berdiri sambil menyilangkan tangan di depan dada. Menatap dengan tatapan intimidasi.

"Apa maksudmu dengan ucapanmu di stadion tadi?"  Tanya ibu Junghwan.

"Ucapan apa?" Kata Junghwan.

"Aku mencintai Doyoung?" Kata Junghwan. "Apa salahnya bilang cinta pada—" Tanya Junghwan.

Doyoung menggenggam tangan Junghwan. "Haha, maksudnya tidak begitu bi. Kau tahu sendiri Junghwan itu jail. Dia bahkan sering menyebutku istri. Itu tidak seperti yang kau pikirkan. Junghwan punya pacar, namanya Arin. Bibi tidak perlu khawatir." Ucap Doyoung.

Ibu Junghwan menghela napas. "Junghwan sayang. Kau anak tunggal ayah dan ibu. Kau harapan kami satu-satunya untuk mendapat penerus. Jadi jangan kecewakan kami." Ucap ibu Junghwan lalu pergi dari sana.

Sementara itu Junghwan mematap tajam ke arah Doyoung. Dia lalu menariknya ke dalam kamar. Setelah sampai Junghwan mengunci pintu lalu menyandarkan tubuh Doyoung pada pintu itu.

Junghwan memegang bahu Doyoung. "Apa maksudmu?" Tanya Junghwan.

Doyoung menghela napas."Kau tahu sendiri..."

Orang tua Junghwan masih memegang teguh nilai bahwa laki-laki harus menikah dengan perempuan. Mereka suka dengan persahabatan Junghwan dan Doyoung. Tapi dari awal mereka selalu mewanti-wanti agar hal seperti ini tidak terjadi.

"Tapi—"

"Resikonya terlalu besar. Dan juga kau memang bukan pacarku, tapi pacar Arin, apa yang salah dari ucapanku?" Ucap Doyoung.

Junghwan lalu menarik tubuh Doyoung, mendudukkannya di tepi kasur. Sementara dia berlutut sambil memegang tangan Doyoung.

"Aku dan Arin sudah putus. Dia memutuskanku." Ucap Junghwan.

"Hah? Sejak kapan?" Tanya Doyoung heran, Junghwan belum pernah cerita hal ini pada Doyoung.

Junghwan menceritakan semuanya. Di hari pertama Yedam masuk sekolah, saat itu Junghwan tidak masuk karena mengantar Arin ke bandara. Tapi saat Arin sudah masuk ke ruang tunggu, dia mengirimi pesan pada So Junghwan bahwa dia ingin putus. Arin memang sudah bilang dia tidak bisa menjalin hubungan jarak jauh. Junghwan masih tidak menyerah, pada saat dia berselisih paham dengan Doyoung, dia masih menghubungi Arin, sampai sepekan kemudian Arin bilang dia sudah punya pacar baru.

Best Friend? Remake || Hwanbby/HwanYoung ✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang