3. Impressed 깊은 인상

904 127 9
                                    

Pagi hari telah tiba. Sementara Junghwan masih tidur, Doyoung sudah bangun untuk bersiap-siap. Setalah bersiap-siap dia langsung membangunkan Junghwan, menyuruhnya mandi dan bersiap-siap untuk sekolah. Karena masih pagi buta, Doyoung berpikir untuk memasak. Dia tidak ingin bayi besar itu merengek kelaparan begitu selesai mandi.

Doyoung begitu sibuk dengan alat dan bahan masakannya. Sampai tidak sadar bahwa Junghwan sudah selesai mandi. Junghwan memperhatikan Doyoung memasak. Tanpa Doyoung sadari Junghwan langsung memeluknya dari belakang.

"Astaga!" Ucap Doyoung kaget. Beruntung dia tidak mengacaukan makanannya.

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan!" Ucap Doyoung berusaha melepas pelukan Junghwan.

Junghwan mencium leher Doyoung. "Kenapa? Kau tidak suka? Bukankah pengantin baru selalu melakukan ini? Aku melihatnya di drama." Ucapnya santai.

"Tidak suka! Lepaskan lalu keringkan rambutmu. Lihat, bajuku basah karenamu. Dan berhenti menonton drama." Protes Doyoung. "Satu lagi, kita bukan pengantin baru." Lanjutnya

Junghwan tidak melepas pelukannya, dia malah meraba bagian baju Doyoung yang basah. Tapi dia langsung melepas pelukannya, begitu Doyoung menyikut perutnya. Doyoung tidak sengaja, dia reflek melakukannya, karena bagian bajunya yang basah adalah bagian dadanya. Dan Junghwan merabanya. Biarpun laki-laki, tetap saja Doyoung merasa geli.

"Berhenti bertingkah aneh dan pergi bersiap-siap." Ucap Doyoung sambil memindahkan masakannya ke wadah.

Junghwan menurut. Takut dirinya akan dilempari piring. Dia segera berlari ke kamar untuk memakai pakaiannya. Dan setelah bersiap-siap mereka sarapan bersama sebelum berangkat ke sekolah.

"Untung saja kau laki-laki." Ucap Junghwan sambil memakan makanannya lahap.

"Kenapa?" Tanya Doyoung.

"Jika kau perempuan aku pasti akan menikahimu sekarang juga." Ucap Junghwan.

Doyoung hanya tertawa canggung. Masih pagi hari tapi dia sudah dihadapkan dengan kenyataan yang pahit. Ya! Mereka berdua adalah laki-laki dan perasaan Doyoung hanya sepihak.

"Maksudku, kau bawel memang, tapi kau baik, perhatian, pintar memasak, dan cukup cantik. Jika kau perempuan aku tidak akan membiarkan siapa-pun memilikimu." Ucap Junghwan.

"Berhenti berandai-andai. Hidup saja sesuai dengan realita yang ada." Ucap Doyoung lalu membereskan piringnya. Selera makannya jadi hilang. Dan kata-kata itu dia ucapkan untuk dirinya sendiri.

.
.
.

Doyoung masih kepikiran soal tadi pagi. Kata-kata Junghwan terus terulang di kepalanya. 'Jika kau perempuan.' Itu sangat mengganggu Doyoung, menjuncang jiwa raga, mental dan tubuhnya.

Tidak seberlebihan itu, tapi tetap saja itu mengganggunya. Junghwan seperti benar-benar memberi tahu batas Doyoung dalam hidupnya, sekedar sahabat. Tidak lebih.

"Hei, ada apa?" Tanya Junghwan. Sudah dari tadi dia memperhatikan Doyoung yang sedang melamun.

"Tidak, hanya lelah." Ucap Doyoung lalu membaringkan kepalanya di meja.

Junghwan mengusap rambut Doyoung.

"Hei, dilarang pacaran dalam kelas." Ledek salah satu teman sekelas mereka.

Se-isi kelas tertawa. Doyoung tidak menggubris, sementara Junghwan mengacungkan jari tengahnya pada murid yang memancing keributan ini.

.
.
.

Junghwan sedang menghimpit kepala Doyoung dengan lengannya. Mereka baru saja selesai sekolah beberapa menit yang lalu.

"Lepaskan! Sakit tahu, kepalaku sepertinya akan lepas." Ucap Doyoung berusaha melepaskan kepalanya.

Best Friend? Remake || Hwanbby/HwanYoung ✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang