Ring...Ring...Ring..
Bunyi alarm berdering dari salah satu gawai yang terletak di nakas samping tempat tidur. Bunyi khas alarm samsung tersebut berhasil menarik atensi dari gadis yang sedang tidur tengkurap. Ia menggerakkan kepalanya mencari asal suara menyebalkan itu. Tangannya meraih ke arah nakas dan membalikkan layar gawai tersebut sehingga bertemu dengan permukaan nakas. Default pengaturan yang memungkinkan alarm langsung mati.
Ia merasakan selimutnya sudah tersibak ke samping membuat suhu dingin AC mempengaruhi kondisi tubuhnya yang sekarang sedikit menggigil. Setelah sepersekian detik menimbang apakah ia harus sepenuhnya bangun atau kembali tidur karena ia sedang di tempat aman. Ia memutuskan pilihan pertama.
"Daniel..."panggil gadis tersebut dengan nada suara sedikit panik mencari si empunya apartemen.
"Mo.." Daniel menyahut dari toilet di kamar tempat Momo tidur. Lelaki itu membuka pintu kamar mandi namun hanya memperlihatkan kepala dari balik pintu. Masih ada bekas-bekas krim pencukur di dagunya. Dia tersenyum dan menaikkan sebelah alisnya seakan menyuruh untuk menunggunya.
Momo berbalik keluar kamar dan turun tangga menuju dapur. Ia membuka kulkas dan hanya terlihat berbagai merk alkohol, air mineral, dua karton susu yang Momo yakin dibeli oleh Daniel untuk Momo. Tapi kemarin dia sibuk membuat laporan praktek dan persiapan UTS jadi ia tidak sempat meminum susu. Hanya ada beberapa packs indomie dan samyang, empat butir telur dan beberapa sosis. Semuanya pun dibeli ketika Momo mempunyai waktu mengurusi dapur Daniel.
Ia akhirnya mengambil air mineral tidak dingin dan meneguknya sampai habis.
"Dan, kayaknya lo butuh grocery shopping deh" saran Momo setelah melihat Daniel keluar dari kamar mengenakan kaus putih tanpa lengan dan celana pendek putih.
"oh ya? Lo pulang minggu depan memangnya?" tanya Daniel sambil bersandar di meja dapur. Senyumnya tersungging menyebabkan matanya menyipit. Seolah sedang memberitahu bahwa makanan dan minuman di apartemen tersedia sebagai formalitas ketika Momo menginap di apate.
"Gak lah, gila. Terus lo mau makan apa?" tangan Momo bersedekap menghakimi keputusan Daniel.
Makanan itu hal yang penting. Bisa-bisanya lelaki tampan, tinggi dan juga teman masa kecilnya melewatkan hal itu. Momo sampai heran dimana dia biasanya makan untuk sehari-hari.
"Cafe di bawah kesukaan lo yang ada Maple Syrup Waffle nya" jawab Daniel kalem. Ia tahu Momo akan marah dengannya jika ia membalas dengan jawaban lebih nyeleneh dari ini.
"Gak bisa. Bukan manusia normal namanya itu. Abis sarapan kita grocery shopping." Tandas Momo sambil melenggang masuk ke kamar untuk bersiap-siap.
" Mau sarapan apa?"
"Cafe di bawah lah. Mau apa lagi?" jawab Momo sambil lalu.
"You should have stay longer here if you want me to go grocery shopping" teriak Daniel dari dapur yang hanya dibalas oleh Momo dengan memutar bola matanya walau Daniel tidak bisa melihatnya.
Setelah Momo mandi dan mengenakan baju yang sengaja disimpan di apartemen Daniel, lebih tepatnya memakai baju Daniel yang berukuran tiga size lebih besar dari Momo. Mereka berdua turun dari apartemen menuju Brunch Cafe.
Daniel memilih duduk di tempat favorite yang terletak di pojok cafe dengan tempat duduk berupa sofa berwarna merah dan meja mungil krem. Pelayan Cafe langsung sigap mendatangi mereka berdua dan memberikan menu kepada Daniel. Namun lelaki itu langsung membukakan menu dan memberikan ke Momo.
"Mau makan apa hari ini?" tanya Moma dengan nada ceria skimming menu yang sudah mereka baca lebih dari ratusan kali.
"like usual" jawab Daniel. Lelaki itu sedang sibuk menggulung lengan baju Momo yang kebesaran agar tidak kotor ketika bergesekan dengan meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa Biru
Dla nastolatkówMolly Moryan dan Daniel Harvey adalah teman masa kecil. Dua kepribadian yang bertolak belakang namun anehnya berteman membuat mereka menjadi tidak terpisahkan. Dari mereka berdua TK lalu berpisah pada saat SD dan bertemu lagi di saat mereka SMA DI s...