Hari ini adalah hari paling menyebalkan bagi Eric. Bukannya Jeno dulu tidak suka dengan keberadaan Lia, tapi mengapa tiba-tiba ia mendapat berita Jeno dan Lia pacaran.
"Hiks..." Isak Eric. Dirinya sakit hati karena cinta nya tidak terbalas kan.
"Kenapa sih Jeno nyuruh aku jauh dari Sunwoo sedangkan dirinya aja malah pacaran sama Lia, hikss" ucap Eric sambil menatap bulan dari balkon kamar. Biar kaya di drama gitu
Ketukan pintu terdengar, Eric cepat-cepat membersihkan sisa air mata dan ia mengaca terlebih dahulu untuk memastikan apakah mukanya terlihat habis menangis.
"Eric" panggil bunda
"Iya bunda sebentar" sahut Eric yang sedang memakai bedak agar terlihat lebih segar.
Gue juga kaya gitu kalau habis nangis gara gara baca yang angst. Terus gue cuci muka + bedakan
Eric membuka pintu, tak lupa dengan senyum manis nya. "Ada apa bun?" Tanya Eric. "Makan malam sayang, Ayah dan Jeno sudah nunggu loh" Jawab bunda.
"Huhh, kenapa harus ketemu Jeno sihh. Takut canggung, nanti kalau ketahuan bunda gimana. Aa.. nanti kalau bunda tanya soal Jeno gimana?" Ucap Eric dalam hati .
-
Di meja makan Eric melihat Jeno dengan pakaian rapi nya dan juga terlihat tampan? Aduh Eric jangan berfikir aneh-aneh. Setelah bunda dan Eric duduk, ayah bertanya kepada Jeno, "Jen kok kamu rapi banget, mau kemana?"
"Mau main sama temen, yah" jawab Jeno sambil mengambil lauk yang ada di atas meja dan menaruh ke piring nya.
"Oh... Ajak Eric sekalian, soalnya ayah sama bunda juga mau keluar rumah dan juga pulang nya nanti rada kemalaman"
"Enggak usah yah. Aku enggak papa kok dirumah sendiri, lagi pula aku sudah terbiasa" sahut Eric
Bunda mengangguk setuju dengan ucapan Eric. "Kalau ada urusan pribadi sama temen nya, biar Eric dirumah saja"
"Enggak terlalu penting kok bun. Nanti aku ajak Eric biar enggak sendirian lagi"
Eric bahagia? Tentu saja, Jeno sudah mulai memperhatikan ia lagi, Mungkin.
Ruang makan tiba-tiba hening, hanya terdengar dentingan sendok dan garpu.
Bunda dan Ayah sudah berangkat satu jam yang lalu. Kini Jeno duduk di sofa menunggu Eric berdandan. Tak lama kemudian Jeno mendengar panggilan, "J-jeno" yap itu suara Eric.
"Udah siap?" Tanya Jeno
"Sudah" jawab nya disertai anggukan
Eric pun mengikuti Jeno dari belakang. Kenapa ia tidak berjalan disamping Jeno? Ya karena si Eric nya malu & takut
Saat Eric mau membuka pintu depan tiba-tiba Jeno menghentikannya. "Lo duduk dibelakang" suruh Jeno
Baru kali ini Jeno manggil Eric dengan sebutan Lo, Gue. Rasanya Eric pengen nangis, tapi masa ia nangis didepan Jeno.
Sepanjang perjalanan ke rumah Lia, mereka tidak ada yang mulai membuka percakapan terlebih dahulu. Padahal bibir Eric sudah tidak tahan tapi masa ia yang membuka percakapan dulu. Dahlah biarin aja mereka diem dieman.
Sampai didepan rumah Lia, Jeno pun menelepon agar Lia segara masuk ke dalam mobil.
"Hai Jeno sayang" sapa Lia yang sudah masuk mobil
Eric yang mendengar kata sayang yang diberikan kepada Jeno, ia rasa nya mau muntah.
"Jen, kita mau kemana?" Akhirnya Eric bersuara
"Ke Cafe" jawab Jeno sambil menjalankan mobil
"Terus kenapa ngajak aku kalau kalian mau ke cafe? Mending aku dirumah aja tadi ketimbang jadi nyamuk"
"Disana juga ada temen gue. Lo gue ajak biar enggak sendirian dirumah"
Tbc
Sebenarnya chapter ini mau aku panjang in. Waktu aku lagi ngetik cerita tiba-tiba disuruh sama ibu buat beli garam jadi mau ngelanjutin lagi jadi mager.
Vote nya yaa :³
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak tiri [jenric]
FanfictionSebelum baca book ini, kalian baca dulu book oneshoot yang bagian jenric kakak tiri ⚠️ Bxb Typo bertebaran Jangan dibawa real life