Thirty Day
Lazy_Monkey96
-----------------------------🌹--------------------------
Sebuah ruangan VIP berjejer botol-botol alkohol mahal serta ditemani musik santai dengan irama memabukkan, terhitung ada sekitar lima orang di dalam ruangan itu. Jennie merasa seolah kembali ke masa lajang. Mabuk dan bebas melakukan apapun. Meskipun ya, Jennie memang masih muda. Tapi, dunia sebebas ini akan sulit untuk dirasakan ketika dirimu yang punya derajat sebagai perempuan mulai berumah tangga. Malam sebelum esok dirinya memulai perjalanan selama tiga puluh hari dengan Lalisa Manoban, Jennie meminta ijin untuk pergi keluar—meskipun sebetulnya ia tak memerlukan ijin itu. Jennie berkumpul dengan teman-teman rekan kerjanya di dunia permodelan.
“Jadi kau ingin bercerai dengan Lalisa?” Rosseane Park bertanya. Tertarik mendengar curhatan Jennie yang wajahnya mulai memerah karena alkohol. “Apa kau tidak merasa itu terlalu jahat Jennie?” Dari nada suaranya jelas Rosie terkejut dengan apa yang Jennie bicarakan.
Mereka saling mengenal ketika debut di salah satu merk pakaian yang sama, 7 tahun mengenal cukuplah untuk keduanya dikatakan seperti teman baik. Meski beberapa hal menyangkut Rosie tak terlalu Jennie sukai. Rosie juga mengenal Lalisa, ia berada dibawah naungan M Entertainment sebagai model paling mahal yang dimiliki perusahaan itu.
Berkomentar tak nyaman begitu karena Rosie tahu Jennie memang cukup kolot untuk seukuran supermodel brand pakaian ternama seperti Chanel. Nama yang besar serta lingkungan yang bebas tak membuat pikiran wanita itu terbuka banyak. Sejujurnya Rosie tak suka mendengar kabar ini.
Jennie Kim. Dua tahun menikah tanpa cinta dan tidak tertarik sama sekali dengan seorang Lalisa Manoban sungguhlah sesuatu yang sangat disia-siakan dan sangat disayangkan oleh Rosie. Man! Ini tentang Lalisa Manoban dan membicarakan wanita itu, walau terlihat kalem dan susah untuk didekati Lalisa Manoban memiliki pesona yang kebanyakan malah mengundang pikiran liar para wanita. Rasanya aneh saja jika Jennie merasa tak puas dengan wanita sesempurna Lalisa. Terkecuali ya, jika Rosie lupa kalau Jennie memang tak suka perempuan.
Fakta dimana sedari dulu Jennie memang seorang homophobic akut. Rosie tak heran jika pernikahan mereka akan berakhir begini. Maksudnya, Jennie bisa menutupi itu di depan banyak orang. Jennie bisa menyembunyikan rasa jijik jika melihat teman-teman modelnya yang lain malah asyik bercumbu dengan para perempuan. Tapi, tidak jika dirinya yang melakukan itu.
“Mengapa aku harus merasa jahat?” Pipinya memerah sempurna tapi, Jennie masih sadar betul dengan apa yang dikatakan Rosie. Ia tak suka mendengar bagaimana Rosie mencoba mendikte pilihannya.
“Setidaknya jangan menjalin hubungan dengan Darius, itu sama saja kau menambahkan garam di atas luka. Lalisa tak pantas mendapatkannya.” Wanita itu mengingatkan.
Berbicara tentang Lalisa Manoban, Rosie akan selalu menjadi orang pertama yang mendukungnya. Hal ini yang seringkali membuat Jennie jengkel, salah satu yang tidak ia sukai mengenai Rosie meskipun dirinya mampu menyembunyikan fakta satu itu. Rosie seringkali terlihat pergi bersama Lalisa, hubungan yang awalnya Jennie pikir hanya pertemanan sebatas direktur dan pekerja faktanya lebih dari itu.
“Oh puitis sekali.” Jennie merentangkan tangan ke udara menanggapi perkataan Rosie. “Hubungan kami tidak pernah memiliki rasa jadi tak ada yang jahat disini asal kau tahu.”
Seharusnya Irene tidak mengundang Rosie ke dalam kumpulan ini, Jennie sedang tak ingin mendengar bagaimana wanita itu malah berbalik membela istrinya.
“Aku pikir Lalisa menyukaimu, jika tidak. Dia tak mungkin meminta sesuatu seperti menghabiskan waktu selama tiga puluh hari bersamamu.” Irene Bae bersuara, jemari lentiknya bergerak menuang minuman. Sedikit pula ia setuju dengan perkataan Rosie, Jennie seharusnya memikirkan semua hal dengan hati-hati. Wanita itu berada di dalam lingkaran cinta segitiga antara dua saudara dan Jennie tak boleh menutup mata jika ada yang tersakiti disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty days [Jenlisa] E-book
Fanfiction"Beri aku waktu tiga puluh hari untuk pergi darimu..." "Tentu, jangan kembali lagi..." ©2022 Copyright by Lazy_Monkey96